Tidak selamanya Arab Saudi identik dengan hawa panasnya. Ada satu kota yang sejuk di bagian tenggara kota Makkah berjarak sekitar 100 km, yaitu Thaif. Dalam artikel ini akan diulas sejarah kota Thaif Makkah, simak ulasannya.
Kota Thaif berada pada ketinggian 1700 mdpl, di suatu lereng Pegunungan Sarawat. Walaupun jaraknya tidak jauh dari kota Makkah, namun kota ini mempunyai iklim yang sangat berbeda dengan Makkah. Saat ini Thaif menjadi satu kawasan area pertanian yang penting di jazirah Arab.
Kota yang berada di lembah Pegunungan Asir dan Pegunungan al Hada ini mempunyai sebutan Qaryat al Muluk yang artinya desanya para raja. Dijuluki nama tersebut karena kota ini banyak tempat istana peristirahatan di waktu musim panas bagi raja-raja dan orang terkemuka di Arab Saudi.
Kota Thaif yang indah memberikan pesona tersendiri bagi para wisatawan seperti jamaah umrah atau haji yang ingin melancong ke kota tersebut. Bila ditempuh dengan kendaraan akan memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Apa Keistimewaan Kota Thaif?
Kota Thaif dianugrahi oleh tanah subur meskipun kebanyakan merupakan kawasan bebatuan. Karena tanahnya yang subur itu maka kota Thaif dikenal dengan kekayaan produk pertanian. Banyak macam jenis buah-buahan seperti kurma, delima, anggur dan lain-lain diproduksi oleh kawasan yang subur ini.
Selain buah-buahan juga banyak terdapat macam sayur-sayuran dan bunga. Berbagai macam bunga seperti yasmin, misik dan ambar yang merupakan bahan baku untuk pembuatan minyak wangi. Dari hasil tanaman itulah sebagian di ekspor keluar negeri.
Baca juga : Doa Memakai Pakaian Dan Melepasnya
Kisah Rasulullah Di Thaif Makkah
Dalam sejarah kota Thaif Makkah di kota ini, Nabi Muhammad SAW mengalami berbagai peristiwa penting. Yang pertama adalah ketika beliau untuk mulai berdakwah agama Islam. Tiga tahun sebelum pindah, Rasulullah pergi ke Thaif untuk membujuk kaum Tsaqif saat itu merupakan penguasa di Thaif, untuk memohon perlindungan dan pertolongan.
Kepergian ke Thaif ini dilakukan tidak lama sesudah wafatnya istri beliau, Khadijah pada tahun 619 Masehi dan wafatnya paman beliau yaitu Abu Thalib pada tahun 620 Masehi yang juga merupakan sosok pelindung Rasulullah SAW saat berdakwah.
Setelah wafatnya kedua tokoh yang disegani oleh kaum kafir Quraisy itu, membuat mereka semakin leluasa mengganggu Nabi Muhammad SAW. Mereka tidak perduli atas penderitaan Rasulullah. Kaum Tsaqif melempari Rasulullah sampai kaki beliau terluka. Atas perbuatan mereka maka Zaid bin Haritsah melindungi dan membela beliau namun kepalanya juga terluka karena lemparan batu. Di kota Thaif beliau singgah selama 10 hari yang akhirnya pergi meninggalkan kota tersebut.
Di samping peristiwa penindasan terhadap Rasulullah ketika berdakwah, di kota Thaif ini pula terjadi peristiwa peperangan dahsyat setelah perang Hunain. Perang Hunain yaitu peperangan antara kaum muslimin melawan kaum badui dari kabilah Hawazin dan Tsaqif pada tahun 8 hijriyah atau 630 Masehi.
Keadaan Kota Thaif Sekarang
Saat ini kota Thaif memiliki keindahan yang menjadikannya pembeda dengan wilayah-wilayah lain yang ada di tanah Arab. Untuk menuju ke kota tersebut saat melalui pegunungan Asir dan pegunungan al Hada dalam perjalannya akan menemukan jalan yang berkelok dan menanjak sampai puncak. Tidak seperti pegunungan di tempat lain, kawasan pegunungan di sini hampir tidak ada pepohonan, hanyalah berbatu dan berpasir.
Tetapi ketika memasuki kota al Hada sebelum Thaif akan tampak pemandangan yang sebaliknya. Dalam perjalanannya akan tersaji pemandangan yang sejuk, banyak pepohonan dan kebun-kebun kurma yang tampak subur dan teratur dengan rapi. Terlihat nampak juga rumah-rumah tradisional berdiri di pertengahan kebun tersebut, yang menjadikan pemandangan semakin indah.
Kota Thaif disebut juga sebagai tempat surganya keindahan dan keharuman tanaman, salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan dari berbagai negara yaitu mawar. Mawar merupakan bunga yang banyak ditanam oleh warga Thaif. Adapun jenis mawar yang menjadi unggulan di tempat ini adalah jenis mawar merah muda yang memiliki wangi yang khas dan terlihat cantik.
Di samping itu juga banyak berbagai macam makanan khas kota Thaif nasi Bukhari, yaitu salah satu khas Timur Tengah yang umumnya dihidangkan dengan ayam goreng. Di sini Anda bisa menikmati nasi Bukhari di salah satu restoran dengan gaya makan orang Arab, nasi dituang di alas, dan dimakan bareng bersama 4 orang tanpa pakai sendok.
Namun untuk memasuki kota ini ternyata tidak mudah selain harus memiliki visa khusus, umumnya bagi wisatawan yang lebih banyak datang dari jamaah haji atau umrah akan sulit mendapatkan izin masuk ke kota ini jika hanya mengandalkan visa haji atau umrah saja.
Thaif, selain sebagai tempat peristirahatan para petinggi negara dan keluarga kerajaan, di Thaif juga merupakan tempat pangkalan militer Arab Saudi.
Di kawasan tempat ini juga dikelilingi oleh beberapa obyek wisata yang diperuntukkan bagi warga setempat. Di Thaif ini juga ada tampat untuk miqat yaitu Wadi Sair Kabir. Konon kabarnya keluarga kerajaan dan kerabatnya banyak mendirikan tempat peristirahatan di kota ini.
Kotanya yang sejuk ini menjadikan tempat sarana wisata di saat musim panas. Selain itu juga ada satu hal yang membuat penasaran para jamaah, yaitu adanya pohon-pohon Zaqqum. Pohon ini sangat langka dan namanya tertulis dalam Al Quran surat Al Waqiah ayat 52-56. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa yang menghuni neraka nanti akan diberi makanan yang pahit luar biasa dari pohon Zaqqum. Pohon ini mempunyai duri yang tajam dan besar.
Di pusat kota Thaif berdiri beberapa masjid seperti masjid Jami Khodimul Haramain Syarifain, Masjid Ku’un (masjid yang ditempati Rasulullah dilempari batu oleh warga Thaif), Masjid Addas, dan Masjid jami Abdullah bin Abbas yang dipakai oleh Rasulullah SAW untuk sholat dhuhur adn Ashar di jamak taqdim qashar.
Itulah sejarah kota Thaif Makkah yang merupakan kota yang indah dengan pemandangan cantik yang memanjakan mata.
Baca juga : Tarif Hotel Mekah Madinah Naik