Sejarah Masjid Khandaq di Madinah

Sejarah Masjid Khandaq di Madinah

Jika kita menelusuri kota Madinah banyak masjid di sana menggunakan nama masjid tersebut berkaitan dengan sejarahnya yang dialami saat itu. Seperti sejarah Masjid Khandaq di Madinah tertuang dalam artikel ini.

Letak masjid ini berada di kaki bukit Sila kota Madinah. Jaraknya tidak jauh dari Masjid Nabawi, kira-kira 2,5 kilometer jaraknya, lebih tepatnya berada di Jl. Abu Bakar Shiddiq.  Semula ada 7 masjid yang dibangun ditempat ini, oleh karena itu dinamakan Masjid Tujuh (sab’ah). Tetapi sekarang untuk keperluan perluasan dikawasan kota, maka 2 masjid terkena gusur oleh pemerintah setempat, sekarang tersisa lima masjid. Oleh karena itu dinamai Masjid Khamsah, dalam bahasa arab berarti lima. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Masjid Khandaq.

Masjid dan juga benteng Khandaq menjadi salah satu peninggalan sejarah Rasulullah SAW di kota Madinah. Dalam bahasa arab khandaq berarti parit. Pada zaman itu terjadi penggalian parit untuk membuat benteng pertahanan guna menghadang serangan dari kaum kafir Quraisy yang akan menyerang Madinah. Peristiwa ini terjadi di bulan Syawal 5 Hijriyah.

Sejarah Perang Khandaq di Madinah

Terjadinya perang khandaq berawal dari provokasi kaum Yahudi. Beberapa orang kelompok Yahudi Bani Nadhir dan diikuti sebagian orang dari kabilah Arab Bani Wail berangkat ke Mekkah untuk menjumpai orang-orang kafir Quraisy. Mereka lantas mempengaruhi para pemimpin quraisy agar melawan Nabi Muhammad SAW di Madinah. Kemudian mereka juga gigih berkunjung ke kabilah arab lainnya yang ada di sekitar kita Mekkah dengan tujuan dan maksud yang sama.

Kaum kafir Quraisy dan Yahudi membentuk pasukan hingga 10 ribu orang untuk didatangkan ke Madinah, dengan rincian 6000 orang dari kabilah Gathafan dan 4000 orang dari pasukan Quraisy. Untuk kaum Yahudi sendiri memberikan sumbangan hasil perkebunan kurma di Khaibar kepada kabilah Gathafan selama 1 tahun penuh. Dari pihak kaum kafir ini dikomandoi oleh seseorang yang bernama Abu Sufyan bin Harb, yaitu seorang tokoh kaum kafir Quraisy yang memang dikenal paling ulet menentang Rasulullah SAW serta kaum muslimin lainnya.

Setelah diketahui jumlah pasukan dari pihak kaum kafir yang sebesar itu maka timbul rasa khawatir dari pihak umat Islam. Kemudian Rasulullah sebagai pemimpin perang tertinggi melakukan diskusi bersama pasukannya untuk mempersiapkan strategi yang jitu untuk menghadapi kaum kafir tersebut.

Baca juga : Perang Hunain dan Hikmah Didalamnya

Seorang sahabat beliau yaitu Salman Farisy memberikan ide untuk menghadapi tentara kafir Quraisy, yaitu dengan metode membangun parit yang amat besar yang membentang di sepanjang kota Madinah. Biarpun ide tersebut tercetus dari bawahan beliau, Rasulullah tetap menerima ide tersebut. Kemudian bersama para sahabat lainnya strategi untuk bangun parit tersebut akhirnya selesai.

Dalam pelaksanaan pembagunan parit tersebut Rasulullah SAW ikut membantu. Setiap sepuluh orang muslimin bahkan diharuskan bisa menggali parit sepanjang 40 m. Dalam sebuah buku sejarah Islam disebutkan kaum muslimin mampu menggali parit tersebut sepanjang 5.544 m, dan lebarnya 4,62 m, dengan kedalaman parit 3.234 m. Ada pendapat ahli sejarah yang menyebutkan selesai dalam waktu 10 hari, ada pula yang menyebutkan menggali parit itu terselesaikan dalam kurun waktu 6 hari.

Ketika itu di kota Madinah tengah memasuki musim dingin yang teramat sangat. Sementara kaum muslimin saat itu sebagian besar tidak memiliki ketersediaan makanan yang cukup. Ada pula yang tidak mempunyai makanan sama sekali. Bahkan diantara mereka mengikat perut dengan dua buah batu dengan tujuan untuk menahan rasa lapar.

Menurut ahli sejarah Islam parit tersebut digali dari utara sampai selatan kota Madinah. Tetapi parit dibagian selatan kondisi sekarang sudah tidak ada dan disebelahnya ada sebuah Masjid Fatah.

Sampailah tiba waktunya peperangan itu, dimana bala tentara kaum kafir menyerbu dari kota Mekah sebanyak 10 ribu orang. Mereka tidak menyangka akan melawan benteng pertahanan dari kaum muslimin ini. Pasukan dari Rasulullah pun segera siap siaga membentengi kota Madinah. Kemudian Rasulullah SAW memboyong pasukannya hingga ke gunung Silih/Saia.

Dalam peperangan Khandaq itu kaun kafir tidak bisa menembus parit yang dibangun kaum muslimin tersebut. Ketika mereka saling berhadapan, mereka hanya bisa bertarung secara terbuka, tidak bisa berperang seperti biasanya. Pasukan dari Abu Sofyan merasa gigit jari karena mereka tidak bisa melewati parit itu. Strategi parit (Khandaq) ini sendiri merupakan sebuah strategi peperangan model baru di jazirah Arab.

Akhirnya kedua pasukan cuma bisa memanah saja, dikarenakan adanya parit. Sebanyak 6 orang gugur menjadi Syuhada dari kaum muslimin, sementara dari pihak lawan ada 12 orang yang terbunuh. Dalam peperangan ini terjadi duel satu lawan satu antara Ali bin Abi Thalib melawan Amr bin Abdu Wudd, yang dimenangkan oleh Ali.

Dari Gunung Sal’a (Sila) inilah Rasulullah SAW bisa mengamati gerakan dari pasukan muslimin dan tentara pasukan lawannya. Di gunung ini pula beliau bermunajat sepanjang 3 hari lamanya, yang kemudian diturunkannya surat Al Ahzab ayat 9.

“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika bala tentara datang kepadamu, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat terlihat olehmu. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.

Itulah peristiwa sejarah Masjid Khandaq di Madinah dan terkadinya peperangan antara kaum Muslimin dan kaum kafir Qraisy yang dimenangkan oleh kaum Muslimin.

Baca juga : Sejarah Masjid Qiblatain di Madinah Saksi Perpindahan Kiblat Sholat

Shares
Butuh Bantuan ?