Sejarah Masjid Qiblatain di Madinah Saksi Perpindahan Kiblat Sholat. Masjid Qiblatain merupakan salah satu dari sekian banyak masjid di Madinah yang mempunyai nilai sejarah. Di masjid ini merupakan titik mulanya perubahan arah kiblat dari Masjidil Aqsha di Palestina berubah menjadi kearah Masjidil Haram di Mekkah.
Semula nama masjid ini diberi nama Masjid Bani Salamah, karena memang lokasinya di pemukiman Bani Salamah, dan dibangun bekas rumah Bani Salamah. Disekelilingnya dipenuhi oleh perkebunan dan di sebelahnya terhampar sebuah lembah Al Aqiq. Masjid ini berdiri kira-kira 5 km dari Masjid Nabawi, atau lebih tepatnya di jalan Khalid bin Abd. Walid, yang merupakan jalan yang mengarah ke sebuah kampus Universitas Madinah.
Kenapa Dinamakan Masjid Qiblatain?
Dinamakan Masjid Qiblatain karena masjid ini mempunyai dua kiblat. Masjid qiblatain ini merupakan saksi dari perpindahan kiblat salat umat islam. Saat itu ketika Rasulullah SAW singgah di Madinah, beliau melakukan shalat mengarah kiblat ke Baitul Maqdis Palestina. Hal ini yang membuat orang-orang Yahudi yang bermukim di Madinah merasa gembira dan bangga. Nabi Muhammad SAW sendiri merasa lebih suka bila kiblat menghadap ke Baitullah Mekkah.
Lantas Rasulullah SAW meminta petunjuk kepada Allah SWT supaya memperoleh petunjuk dariNya supaya tidak merasa khawatir jika umat Islam mengarah kiblat ke Baitul Maqdis ketika sholat, yang hal ini menjadi bahan olok-olok orang Yahudi karena memang di sana banyak kaum Yahudi. Kira-kira 16 atau 17 bulan Rasulullah shalat menghadap kibat ke Baitul Maqdis, maka turunlah ayat Al Qur’an yang menerangkan perintah Allah SWT supaya kiblat shalat menghadap Baitullah. Sebagaimana telah dijelaskan di dalam surat Al Baqarah ayat 142.
Keunikan Masjid Qiblatain
Ada 3 keunikan dari Masjid Qiblatain yang menjadikannya berbeda dari masjid lain :
- Merupakan satu-satunya masjid yang memiliki 2 mihrab
- Merupakan tempat diturunkan surat Al Baqarah ayat 144 yang mengungkapkan perubahan arah kiblat sholat bagi seluruh umat Islam.
Ketika Nabi Muhammad SAW sholat dzuhur, beliau lalu mengganti arah kiblat 180 derajat yang sebelumnya ke arah Baitul Maqdis menjadi ke arah kiblat Masjidil Haram. Dengan berubahnya arah kiblat ini menjadi penguji bagi umat Islam di saat itu. Apakah mereka masih percaya dengan Nabi Muhammad SAW, seperti tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 142.
- Diberikan nama Masjid Qiblatain setelah diturunkannya wahyu tentang pergantian arah kiblat. Hal yang perlu diperhatikan di sini terkait perubahan kiblat adalah umat Islam bukan menyembah Ka’bah ataupun yang sebelumnya Masjidil Aqsha, tetapi merupakan titik pusat arah ibadah sholat untuk seluruh umat Islam.
Dalam sejarahnya Masjid Qiblatain sudah beberapa kali renovasi. Pada masa kesultanan Sulaiman mengalami renovasi yaitu pada tahun 1543 Masehi atau 893 Hijriyah.
Baca juga : Pemakaman Ma’la di Mekkah Arab Saudi
Di saat pemerintahan Raja Fahd tepatnya di tanggal 21 November 1987 (30 Rabiul Awal 1408 H) melakukan perluasan, pembangunan kontruksi baru serta renovasi tetapi tidak meninggalkan ciri khas masjid tersebut. Sesudah direnovasi oleh pemerintah Arab Saudi, kini hanya fokus di satu mihrab (menghadap Baitullah) sedangkan satu mihrab yang sebelumnya digunakan menghadap ke arah Masjidil Aqsha hanya sebagai pengingat sejarah.
Jika dilihat dari struktur bangunannya Masjid Qiblatain ini mempunyai 5 kubah dengan dihiasi ukiran-ukiran yang indah. Terutama di bagian mihrab masjid di dalamnya terdapat ukiran berwarna coklat dan ada kaligrafi yang berwarna emas. Sementara bagian luar dan dalam masjid dihiasi dengan warna putih.
Masjid ini bisa menampung 4000 jamaah, luasnya sekitar 3920 meter perseg, dengan 2 lantai dimana dilantai atas dipergunakan untuk jamaah wanita sementara lantai utama dipergunakan untuk jamaah laki-laki. Ada pula ruang khusus untuk para penghafal Qur’an. Untuk wudhu disediakan hingga 80 jamaah laki-laki dan 30 jamaah wanita jika digunakaan saat bersamaan.
Ada ruang utama yang memiliki luas 1190 m2 yang berada tepat di bawah kubah besar dan ruangan seluas 400 m2 untuk sholat wanita dengan hamparan karpet tebal nan lembut. Jika Anda menginjakkan kaki di atasnya maka bisa dirasakan kaki kita seperti tenggelam dalam kelembutan karpet tersebut. Jika kita lihat dari luar kita bisa melihat 2 menara yang sama tingginya, dan 2 kubah kembar yang mengapit kubah utama.
Jika dari sisi utara dimana kondisi tanahnya lebih rendah daripada masjid ini, ada tangga yang dibuat landai untuk akses memasuki ke dalam masjid ini. Secara keseluruhan masjid ini memiliki kesan arsitektur tradisional.
Jika dari sisi barat, dipergunakan tambahan bagian untuk pengurus masjid ini. Dikarenakan letak masjid berada dikontour tanah miring, maka bagian yang rendah sebelah tenggara masjid ini dipergunakan untuk basement, disediakan tempat ambil air wudhu, kamar mandi dan toilet.
Jika musim haji tiba atau umroh, Masjid Qiblatain di Madinah ini menjadi tujuan para jamaah dari seluruh dunia termasuk pula jamaah yang berasal dari Indonesia. Demikian Sejarah Masjid Qiblatain di Madinah Saksi Perpindahan Kiblat Sholat.
Baca juga : Masjid Ijabah Madinah, Dua Dari Tiga Doa Rasulullah Dikabulkan