5 Strategi Dakwah Rasulullah SAW Di Madinah

5 Strategi Dakwah Rasulullah SAW Di MadinahRasulullah SAW telah mengemban segala perjalanan untuk menyampaikan pesan Allah SWT kepada umat Islam. Dalam menyebarkan wahyu-Nya, Rasulullah memanfaatkan berbagai strategi dakwah yang beragam. Dalam artikel berikut ini akan diulas 5 strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah.

Dakwah dimulai dengan cara yang rahasia, berlanjut dengan penyebaran terang-terangan, melakukan perjalanan hijrah ke Madinah, menyampaikan pesan di tempat-tempat yang berbeda, dan mengutus wakil untuk mewakili.

Berdasarkan buku Parents Power yang ditulis oleh Saiful Falah, latar belakang hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah adalah karena misi kerasulannya mendapat perlawanan yang keji dari penduduk Mekah. Perjalanan hijrah Rasulullah ke Madinah dimulai saat suku Aus dan Khazraj melakukan ibadah haji di Mekah.

Mereka mengundang Rasulullah untuk hijrah ke Madinah, berjanji untuk melindungi dan mendukung Rasulullah SAW serta para pengikutnya. Perlakuan istimewa ini membuat Rasulullah setuju untuk meneruskan dakwahnya di Madinah.

Perpindahan Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah menandai awal dari babak baru dalam perkembangan Islam. Setibanya di Madinah, Rasulullah SAW melanjutkan misi dakwahnya dengan mengadopsi strategi baru. Periode dakwah Rasulullah ini berlangsung sekitar 10 tahun lamanya.

Selama periode tersebut, strategi dakwah Rasulullah SAW mengikuti pola masyarakat Madinah. Bagaimana karakteristik penduduk Madinah pada masa Rasulullah? Mari kita eksplorasi penjelasannya.

Baca juga : 9 Sunnah Umroh Anjuran Rasulullah

Gambaran Penduduk Madinah di Zaman Rasulullah SAW

5 Strategi Dakwah Rasulullah SAW Di Madinah-Menurut buku Pendidikan Agama Islam oleh Bachrul Ilmy, sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW, Kota Madinah disebut Yatsrib. Terletak di utara Mekah, kota tersebut memiliki tanah yang subur, ideal untuk pertanian dan peternakan.

Mayoritas penduduk Madinah berasal dari luar wilayahnya, bahkan jumlah pendatang yang menetap melebihi penduduk asli. Populasi ini terbagi menjadi dua kelompok utama: orang Arab dan orang Yahudi.

Di dalam perjalanan sejarah, kedua kelompok imigran ini bersaing dan bertarung untuk mendapatkan kekuasaan di Madinah. Mereka juga mengancam untuk berperang dan saling mengusir. Kelompok Arab lebih cenderung menerima Islam dengan baik dan mengikuti ajaran Rasulullah, sementara kelompok Yahudi dikenal sebagai orang yang angkuh dan percaya diri sebagai bangsa terpilih oleh Tuhan.

Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Aliyah Kelas X yang ditulis oleh Abu Achmadi dan Sungarso, faktor yang membuat masyarakat Arab Madinah dengan mudah menerima agama Islam adalah pemahaman agama yang telah dimiliki oleh penduduknya sebelumnya.

Penduduk Madinah sering kali mendengar tentang nama Allah, wahyu, alam kubur, hari kebangkitan, serta surga dan neraka, sedangkan penduduk Mekah masih memuja berhala. Selain itu, mereka membutuhkan seorang pemimpin yang dapat menyatukan suku-suku yang sebelumnya saling bermusuhan.

Walaupun Rasulullah SAW berhasil mengintegrasikan Madinah ke dalam kekuasaan Islam, perjalanan beliau tidaklah sehalus yang diharapkan. Dakwahnya diuji oleh fitnah, ketidaksukaan dari kalangan Yahudi, kebencian dari orang-orang munafik, dan permusuhan kaum Quraisy.

Tidak jarang, konflik tersebut akhirnya melahirkan pertempuran dengan tingkat intensitas yang berbeda-beda. Walaupun begitu, Rasulullah berhasil menghadapi cobaan tersebut dengan penuh kesabaran.

Keberhasilan Rasulullah SAW dalam menguasai Madinah sebagai pusat kekuasaan Islam tidak lain karena strategi dan esensi dakwah Rasulullah bersama para sahabatnya. Untuk memahami strategi dakwah Rasulullah di Madinah, mari kita ikuti penjelasannya.

Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah

Selama perpindahan Nabi Muhammad SAW ke Madinah, Islam berkembang dengan cepat. Rasulullah menerapkan berbagai strategi dakwah selama berada di Madinah, antara lain:

  1. Menempatkan Dasar-dasar Kehidupan Bermasyarakat

Setibanya di Madinah, Rasulullah mendirikan masjid sebagai tempat musyawarah, menyatukan kaum Muslim, dan menjadi pusat pemerintahan, dalam mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk Kelas X SMA/MA/SMK.

Rasulullah SAW menyatukan Kaum Anshar dan Kaum Muhajirin dalam ikatan kekeluargaan dan kekerabatan yang tidak hanya didasarkan pada hubungan darah, tetapi juga pada keyakinan agama. Dengan demikian, Rasulullah membentuk ikatan persaudaraan yang kokoh.

  1. Mengembangkan Dakwah dan Sistem Pendidikan

Untuk menyebarkan ajarannya, Islam memerlukan individu yang terampil. Karenanya, Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya pendidikan. Beliau mendirikan beberapa institusi pendidikan, seperti majelis ilmu, pondok ta’lim, dan sejenisnya.

  1. Membangun Kesejahteraan Umum

Rasulullah SAW selalu mendorong para pengikutnya untuk bekerja dengan tekun demi meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Di ranah sosial, Beliau menegaskan kewajiban bagi orang-orang kaya untuk menunaikan zakat demi membantu fakir miskin. Tujuannya adalah agar solidaritas dalam membantu sesama muslim semakin kuat.

  1. Membangun Kekuatan Politik dengan Membentuk Kekuatan

Nabi Muhammad SAW menyatukan komunitas Yahudi dari suku Bani Qoinuqo, Bani Nadhir, dan Bani Quraidah, dan ia menegakkan perjanjian yang dikenal sebagai Piagam Madinah untuk melindungi hak-hak asasi manusia mereka.

  1. Menempatkan Dasar-dasar Kepemimpinan dan Hukum

Rasulullah mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan dan tanggung jawab. Salah satu prinsip kepemimpinan yang beliau terapkan adalah kepemimpinan dalam salat. Beliau berpendapat bahwa imam salat seharusnya adalah orang yang paling memahami Al-Qur’an dan sunah-sunahnya.

Dengan 5 strategi dakwah Rasulullah di Madinah tersebut, dalam waktu singkat seluruh Jazirah Arab berubah menjadi pusat kekuasaan Islam. Ini menegaskan kesuksesan Rasulullah dalam menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia.

Baca juga : Keutamaan Umroh Di Bulan Syawal

Shares
Butuh Bantuan ?