Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan tumbuh besar di Makkah. Ia juga aktif dalam menyebarkan dakwah di kota kelahirannya. Namun, karena berbagai alasan, Nabi Muhammad SAW beserta umat Islamnya harus melakukan hijrah ke Madinah. Berikut faktor penyebab Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah tertuang dalam artikel berikut ini.
Secara etimologi, istilah “hijrah” memiliki asal kata dari “hajara” yang memiliki arti menghentikan hubungan dan berpindah dari suatu daerah ke daerah lain. Menurut K.H Abdul Qodir, S.H.I., M.Pd. dan H. M. Wahyu Fauzi Aziz, S.H., M.Si. dalam buku Kumpulan Tema Khutbah Pilihan (2021: 137), hijrah mengacu pada peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW dan sebagian pengikutnya pindah dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan yang diberikan oleh kaum kafir Quraisy di Makkah.
Hijrah Rasulullah SAW bersama kaum muslimin dari Mekkah ke Madinah (Yatsrib) menjadi titik penting dalam kebangkitan umat Muslim pada masa itu. Pemilihan hijrah oleh kaum muslimin tentu memiliki alasan yang mendalam. Selain untuk menghindari persekusi yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy, hijrah ini juga merupakan awal dari peradaban Islam yang baru di kota Madinah.
Dalam prosesnya, waktu bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang lebih baik, dengan tujuan menjaga keselamatan, kebaikan, dan kemajuan Islam. Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dan umat Islam ke Madinah terjadi karena ada beberapa alasan yang mendasarinya.
Baca juga : Kisah Nabi Hud Lengkap
Adapun faktor penyebab Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah adalah sebagai berikut :
-
Adanya Tekanan dan Siksaan Dari Kaum Kafir Quraisy
Salah satu alasan utama hijrahnya Nabi Muhammad SAW dan umat Islam ke Madinah adalah karena mereka mengalami siksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy. Ketika Nabi Muhammad SAW menyampaikan dakwah secara terbuka, mereka menghadapi berbagai ancaman yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya yang beriman.
Pada saat itu, di kota Mekkah, banyak umat Muslim yang mengalami siksaan yang kejam oleh orang-orang kafir Quraisy, sedangkan Rasulullah SAW tidak memiliki kemampuan untuk melindungi mereka dalam keadaan hidup.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW selalu mempertimbangkan mencari perlindungan di luar Makkah. Akibatnya, kaum Muslim melakukan hijrah ke Habsyah, Thaif, dan akhirnya ke Madinah. Seperti yang dinyatakan oleh Bilal ra saat ia berhijrah.
Setelah mendengar seruan Rasulullah SAW, akhirnya sekelompok umat Islam yang terdiri dari 10 pria dan 4 wanita memutuskan untuk pergi ke negeri Habsyah. Hal ini menjadi hijrah pertama umat Islam. Di antara mereka adalah Utsman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah binti Rasulullah SAW. Mereka dipimpin oleh Utsman bin Mazh’un.
-
Adanya Kekuatan Yang Melindungi Dakwah Rasulullah
Alasan kedua adalah kekuatan untuk membantu dan melindungi dakwah yang memungkinkan Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan bebas adalah karena kesepakatan yang tercantum dalam Bai’atul-‘Aqabah kedua, di mana kaum Anshâr berjanji untuk melindungi Nabi Muhammad SAW dengan penuh dedikasi seperti melindungi keluarga mereka sendiri, baik anak-anak maupun istri mereka.
Melalui para pelaku hijrah, kita dapat mengetahui betapa beragamnya kemanusiaan yang terdiri dari berbagai tingkat dan status sosial di kalangan masyarakat Mekkah. Di antara mereka, terdapat individu-individu kaya dan miskin, orang tua dan anak-anak, serta laki-laki dan perempuan yang merupakan penduduk asli Mekkah.
Dalam hal ini, terbukti betapa besar pengaruh, kekuatan, dan kesempurnaan dakwah yang diemban oleh Rasulullah SAW.
-
Adanya Anggapan Nabi Muhammad SAW Pendusta
Salah satu alasan ketiga adalah bahwa pemimpin suku Quraisy dan mayoritas penduduk Makkah menganggap Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pembohong, sehingga mereka tidak mempercayainya. Dalam situasi seperti ini, Nabi Muhammad SAW berkeinginan untuk menyampaikan dakwah kepada masyarakat lain yang bersedia menerimanya.
-
Adanya Serangan dan Gangguan dari Kaum Kafir Quraisy
Alasan terakhir adalah Quraisy melakukan berbagai upaya untuk menghalangi Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam hijrah mereka. Meskipun mereka tidak berhasil mengembalikan pemuda yang telah masuk Islam, dakwah Rasulullah SAW tetap berlanjut tanpa mengendur. Oleh karena itu, mereka merayu orang-orang bodoh di kalangan mereka untuk mencemarkan nama Rasulullah SAW melalui fitnah, kekerasan, pengiriman sihir, dan praktik-praktik perdukunan.
Makna Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah
Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah tidak hanya merupakan perjalanan fisik dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga sebuah perjalanan rohani yang memiliki makna dan pengajaran penting bagi umatnya. Ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil, yaitu sebagai berikut:
-
Merencanakan Strategi Jitu
etika hijrah berlangsung, Rasulullah SAW menunjukkan keahliannya dalam merencanakan dan melaksanakan strategi dakwah dengan cermat. Meskipun dakwah ini didukung oleh pertolongan Allah SWT, Rasulullah SAW tetap tunduk pada sunnatullah (hukum sebab akibat) dalam mencapai keberhasilan dakwahnya, seperti halnya manusia biasa lainnya.
-
Meninggalkan Kemungkaran
Jika terjadi kemungkaran di suatu tempat dan umat Islam tidak mampu mengubahnya, sebaiknya mereka tidak diam dan segera meninggalkan tempat tersebut. Namun, jika masih ada kemungkinan upaya perbaikan meskipun sedikit demi sedikit, maka tidak masalah untuk tetap bertahan dan berusaha menumpas kemungkaran.
-
Perubahan
Nabi Muhammad SAW menunjukkan ketekunan yang nyata dalam berdakwah melalui upayanya dalam mengembangkan berbagai inovasi baru dalam berdakwah, yang didukung oleh alasan-alasan relevan yang menjadi latar belakangnya.
-
Sebagai Tanggung Jawab
Rasulullah SAW, sebagai pemimpin, memiliki tanggung jawab besar dan selalu memperhatikan kesejahteraan umatnya. Beliau berusaha dengan berbagai cara agar umatnya terlindungi dari siksaan dan provokasi pihak lain. Tak hanya itu, Nabi Muhammad SAW juga menjadi yang terakhir meninggalkan Makkah setelah semua umat Islam berhasil selamat dalam proses hijrah menuju Madinah.
Dengan melihat dari 4 makna hijrahnya Rasulullah SAW bersama para sahabatnya, kita dapat mengambil contoh dalam kehidupan sehari-hari. Agar bisa memulai hijrah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya, tentunya kita perlu memiliki pengetahuan yang memadai agar dapat hijrah di jalan yang benar.
Hijrahnya Nabi Muhammad dan umat Islam ke Madinah merupakan peristiwa bersejarah yang bahkan mengandung berbagai kisah yang menjadi sumber pembelajaran bagi umat Islam hingga saat ini. Demikian faktor penyebab Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah yang telah dijelaskan dalam artikel di atas, semoga bermanfaat.
Baca juga : Perbedaan Infaq dan Shodaqoh Dalam Islam