Kisah Nabi Dzulkifli AS Singkat

Kisah Nabi Zulkifli AS SingkatKetika kita membahas tentang nama “Dzulkifli,” kita akan menemukan kisah menginspirasi tentang keberanian seorang nabi muda yang bersedia mengemban tanggung jawab besar sebagai pemimpin. Inilah kisah Nabi Dzulkifli AS singkat, meskipun masih dalam usia muda, bersedia menerima peran tersebut dengan tekad dan keberanian yang luar biasa.

Nabi Dzulkifli adalah anak dari Nabi Ayyub Alaihissalam. Anak Nabi Ayyub AS yang bernama asli Basyar. Basyar, atau Nabi Dzulkifli, tinggal di negeri Syam di mana Raja yang sudah tua tidak memiliki keturunan.

Sebutan “Dzul” awalnya telah digunakan ketika Nabi Yunus ditelan oleh ikan. Dia disebut sebagai “Dzun-Nun,” yang berarti yang bersama (ikan) Nun. Sedangkan “Dzulkifli,” yang terdiri dari dua kata “Dzul” dan “kifli,” memiliki arti “orang yang mendapatkan ganjaran ganda.”

Berawal dari kata kuno dalam bahasa Arab, “Kifli,” yang artinya “ganda,” Nabi Dzulkifli diberikan julukan ini karena kepemimpinan yang luar biasa. Bagaimana ceritanya Nabi Dzulkifli sampai akhirnya diberi gelar ini?

Pada suatu hari, seorang raja di tanah Syam, tempat kelahiran dan masa kecil Nabi Dzulkifli, berkumpul dengan seluruh rakyatnya untuk mencari calon penerus kerajaan. Raja yang usianya sudah tidak muda lagi mencari seseorang yang akan menggantikannya.

Di depan rakyat, ia dengan jujur mengungkapkan niatnya. Rakyat mendengarkannya dengan penuh perhatian saat sang raja menyatakan keinginannya untuk pensiun karena usianya yang sudah lanjut untuk memimpin negeri Syam. Sayangnya, sang raja tidak beruntung karena tidak memiliki keturunan yang bisa menggantikannya.

Sambutan dari raja negeri Syam itu mencerminkan kekhawatirannya selama ini tentang siapa yang akan mengambil alih sebagai pemimpin kerajaan. Raja Syam saat itu memberikan kesempatan besar bagi siapa pun yang ingin menjadi bangsawan dan menggantikannya sebagai raja.

Namun, sebagian besar orang yang hadir saat pidato raja tetap menunjukkan kesiapan untuk menjadi raja. Mayoritas warga hanya menjaga diam seribu bahasa karena tugas seberat itu, yaitu memimpin negeri Syam, nampaknya tidak mungkin untuk mereka emban.

Hingga saat yang ditentukan, sang raja mengeluarkan persyaratan yang sebenarnya tidak terlalu rumit. Persyaratan tersebut hanya memerlukan konsistensi dari calon kandidat raja. Sang raja kemudian mengumumkan persyaratan ini kepada seluruh rakyat. Bahwa barangsiapa yang sanggup puasa dan beribadah di malam hari akan diserahkan kerajaan ini.

Hanya beberapa saat setelahnya, sang raja mengumumkan syarat tersebut, Basyar, seorang pemuda dan putra Nabi Ayyub, dengan cepat berdiri dan mengangkat tangan kanannya.

Meskipun begitu, sang raja tidak segera menyetujui tawaran Basyar untuk menjadi raja di negeri Syam. Alih-alih, sang raja memutuskan untuk mengulang pertanyaan yang sama kepada rakyatnya. Sayangnya, hanya Basyar yang memberikan respon dan menjawab dengan sama.

Setelah 3 kali bertanya dan mendapatkan jawaban dari Basyar, sang raja akhirnya merasa mantap dan yakin bahwa sudah ada yang siap menggantikan posisinya. Maka, Basyar pun akhirnya diangkat menjadi raja di negeri Syam pada saat itu.

Dari peristiwa tersebut, Basyar kemudian dikenal dengan gelar “Dzulkifli,” yang memimpin tanah Syam sebagai seorang raja dari kalangan nabi, menegakkan keadilan seadil-adilnya.

Beginilah yang dimaksud dengan “Dzulkifli,” seseorang yang mendapatkan ganjaran ganda. Seorang pemimpin tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tetapi juga memiliki tanggung jawab terhadap apa dan siapa yang ia pimpin.

Baca juga : Kisah Utsman Bin Affan Singkat

Menjadi Raja Yang Bijaksana

Kisah Nabi Dzulkifli AS Singkat-Kabar mengenai bagaimana Nabi Dzulkifli AS menjadi seorang pemimpin yang bijaksana benar-benar luar biasa. Meskipun berasal dari keluarga yang sederhana, Nabi Zulkifli, yang telah menjadi raja di negeri Syam, tidak pernah menjadi sombong atau congkak.

Nabi Dzulkifli AS mengutamakan rakyat yang mengalami kesulitan sebagai prioritas utama. Seiring berjalannya waktu, keadaan rakyat di negeri Syam telah mencapai tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang dapat dianggap sangat memadai.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai raja di negeri Syam, Nabi Dzulkifli AS mematuhi janjinya kepada raja sebelumnya dengan berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan menjalani pelayanan kepada rakyat tanpa marah.

Kebijaksanaan yang dikedepankan olehnya selama memimpin adalah salah satu bentuk dakwahnya. Hal ini terbukti ketika suatu saat kerajaan Syam menghadapi ancaman serangan dari kerajaan luar, di mana para pemberontak berusaha untuk menghancurkan dan merebut kejayaan negeri Syam.

Secara otomatis, Nabi Dzulkifli AS, sang raja, meminta semua rakyat untuk berkontribusi dalam memerangi musuh. Namun, tak terduga, rakyat yang telah dipikirkan untuk kesejahteraannya malah mengajukan persyaratan kepada sang raja jika ingin mereka bergabung dalam perang. Persyaratannya adalah tidak ada korban jiwa di antara rakyat ketika menghadapi kaum pemberontak.

Pada akhirnya, Nabi Dzulkifli AS, sebagai pemimpin, berkomitmen untuk memastikan tidak ada nyawa yang hilang dari keluarga mereka. Ia berdoa kepada Allah SWT untuk melindungi seluruh penduduk negeri Syam. Terjadilah pertempuran melawan pemberontak, dan pihak kerajaan Syam tidak mengalami korban apa pun.

Awalnya, rakyat tidak mau terlibat dalam perang karena takut akan kematian. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk menolak ajakan Nabi Dzulkifli AS untuk memerangi kaum pemberontak.

Melihat situasi ini, sebenarnya Nabi Dzulkifli AS memiliki kemampuan untuk memaksa rakyatnya untuk berperang melawan musuh, terutama karena jasa besar sang Raja dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sudah terbukti. Namun, Nabi Dzulkifli AS dengan bijaksana memilih untuk tidak mengambil tindakan tersebut, bahkan berhasil memenuhi janjinya bahwa tidak akan ada korban dalam perang tersebut.

Nabi Dzulkifli AS, yang berasal dari garis keturunan Nabi Ayyub, mewarisi sifat kesabaran dari ayahnya. Kita mengetahui seberapa besar ketabahan Nabi Ayyub AS saat menghadapi ujian hidup yang berkepanjangan dalam bentuk penyakit kulit.

Nabi Dzulkifli AS juga melakukan hal serupa saat menghadapi seorang kakek tua yang pura-pura menjadi kakek miskin yang datang ke tempat kerajaan Syam pada tengah hari.

Meskipun penjaga kerajaan Syam sedang lelah dan beristirahat, si kakek dengan tekad yang kuat tetap ingin bertemu sang raja. Walaupun pada saat itu sang raja juga merasa lelah karena beliau telah melakukan ibadah di malam harinya dan berpuasa sepanjang siang, memenuhi janji kepada raja sebelumnya, yaitu Nabi Ilyasa AS.

Kisah Nabi Dzulkifli AS Singkat-Pada akhirnya, Raja Nabi Dzulkifli AS akhirnya bertemu dengan sang kakek yang mengungkapkan bahwa ia telah diperlakukan secara tidak adil oleh rakyatnya. Kakek Jadi-jadian ini mengganggu waktu tidur siang sang raja karena ia terus berbicara panjang lebar tentang masalahnya. Tak hanya itu, Kakek Jadi-jadian ini terus mengobrol dengan Nabi Dzulkifli AS hingga sore hari.

Raja mengetahui perselisihan antara warganya, lalu ia menggelar pertemuan untuk mengambil keputusan. Kakek yang merupakan reinkarnasi iblis diminta untuk menghadiri pertemuan sore itu. Namun, alih-alih menghormati keputusan sang raja, Kakek yang berpura-pura menjadi tidak hadir dalam pertemuan tersebut.

Pada siang esoknya, ternyata kakek datang menemui sang raja. Sang raja, Nabi Dzulkifli, merasa heran mengapa kakek tidak datang sebelumnya. Si kakek menjelaskan bahwa pihak yang bersengketa dengannya telah berjanji untuk memberikan haknya kepada si kakek, itulah mengapa kakek tidak hadir di majelis sebelumnya.

Meskipun seharusnya memberi kabar jika tidak bisa datang karena alasan tertentu, kakek yang memiliki niat buruk justru ingin menghasut Nabi Dzulkifli AS untuk marah, dengan tujuan agar sang raja pengganti tidak memenuhi janjinya.

Lebih terlihat jelas ketika si kakek tidak memedulikan situasi sang raja yang perlu beristirahat, dia terus berbicara hingga sore hari. Sebagai akibatnya, Nabi Dzulkifli AS tidak mendapatkan kesempatan untuk beristirahat siang karena dia diajak berbincang oleh si kakek. Sang raja, Nabi Dzulkifli AS, tidak merasa marah atas perilaku si kakek yang kurang sopan.

Karena perselisihan antara kakek dan penduduk Syam masih belum terselesaikan, sang raja meminta kakek untuk datang esok sore. Namun, sekali lagi, kakek tidak hadir dalam pertemuan, tanpa diketahui alasan yang jelas oleh sang raja dan penjaga lainnya.

Besoknya, pada siang bolong, kakek datang lagi untuk menjumpai sang raja. Namun, sang penjaga kerajaan melarang semua orang masuk ke istana sesuai perintah sang raja. Ini disebabkan sang raja, Nabi Dzulkifli AS, sedang kelelahan dan ingin beristirahat sejenak.

Akhirnya, sang kakek tua tak berhasil masuk ke istana setelah dicegah oleh para penjaga kerajaan yang telah diberi perintah untuk tidak membiarkan siapa pun memasuki istana karena sang raja ingin tidur siang.

Kakek tersebut bukanlah manusia biasa, ia memiliki kemampuan untuk melewati pengamanan yang dijaga oleh para penjaga. Kakek yang merupakan perwujudan setan itu mencari cara alternatif untuk bertemu dengan sang raja dan berusaha mengganggu jadwal tidur siangnya.

Beberapa detik berlalu, sang raja menyadari bahwa meskipun rumahnya terkunci, si kakek ini mampu masuk. Barulah pada saat itu, sang raja, Nabi Dzulkifli, menyadari bahwa si kakek tersebut adalah inkarnasi iblis.

Upaya setan untuk membuat Nabi Dzulkifli AS marah akhirnya tidak berhasil sepenuhnya karena kesabaran Nabi yang telah teruji. Sebagai pengganti yang telah berjanji untuk tidak marah, Nabi Dzulkifli AS mampu memenuhi janjinya.

Mukjizat Nabi Dzulkifli AS

Berikut adalah mukjizat dari Nabi Dzulkifli AS :

  1. Doanya Selalu Dikabulkan

Dengan kesabaran, kejujuran, dan ketaatan yang konsisten dalam memenuhi janjinya, doa Nabi Zulkifli selalu dikabulkan oleh Allah. Kesabaran Nabi Zulkifli ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Sad ayat 48.

Hal ini terlihat dari pengalaman perang yang dilakukan oleh Nabi Zulkifli bersama para pengikutnya. Pada waktu itu, pasukannya terbilang sedikit sedangkan jumlah pemberontaknya sangat banyak. Tetapi dengan berkat izin Allah SWT, pasukan Nabi Zulkifli berhasil meraih kemenangan dan tidak ada seorang pun yang kehilangan nyawanya.

  1. Memiliki Sifat Sabar

Nabi Dzulkifli AS benar-benar menghadapi ujian kesabarannya ketika iblis berpura-pura menjadi seorang kakek tua yang renta. Jika saja ia tidak tetap setia pada janji-janjinya untuk berpuasa sepanjang hari, beribadah setiap hari, dan menjaga diri agar tidak terprovokasi oleh iblis untuk merasa marah, mungkin ia akan mengalami kegagalan.

Nabi Dzulkifli AS dinyatakan wafat ketika usianya mencapai 75 tahun, meskipun ada pandangan yang mengklaim bahwa ia meninggal pada usia 95 tahun. Selama hidupnya, Nabi Dzulkifli AS selalu memegang teguh janjinya, bahkan saat menjabat sebagai pengganti Raja Ilyasa AS.

Demikianlah kisah Nabi Dzulkifli AS singkat dan jelas, semoga dapat mengambil keteladanan yang dimiliki oleh beliau selama memimpin rakyatnya.

Shares
Butuh Bantuan ?