Kisah perang Bani Quraizhah adalah salah satu peristiwa yang terjadi pada akhir bulan Dzulqa’dah dan awal bulan Dzulhijjah. Terjadi pada tahun ke-5 Hijriyah, perang ini menjadi bagian dari sejarah Islam yang patut dikenang oleh umat Muslim.
Peperangan terjadi karena kebohongan kaum Yahudi terkait perjanjian damai dengan kaum Muslim. Ini terjadi pada saat bulan Dzulqa’dah. Pertempuran terjadi di Madinah. Kebangkitan perang pada bulan Haram didorong oleh kelompok Yahudi yang tidak senang dengan keamanan yang ada.
Dalam Islam, bulan Dzulqa’dah dianggap sangat penting dan sakral. Bulan ini juga dipuja dan dihormati. Hal ini terbukti melalui berbagai fakta. Bulan Dzulqa’dah memiliki kemuliaan tersendiri, yaitu setiap amal saleh akan diberikan pahala ganda oleh Allah. Sebaliknya, perbuatan maksiat juga akan dikenakan dosa ganda.
Orang yang berbuat kebajikan pasti akan menikmati keuntungan yang signifikan. Sementara itu, mereka yang melakukan dosa selama bulan ini akan mengalami kerugian yang sangat besar karena dosanya akan berlipat ganda.
Bulan Dzulqa’dah dihormati oleh umat Islam dengan cara melarang melakukan peperangan. Melakukan peperangan pada bulan ini dianggap sebagai dosa besar. Oleh karena itu, bulan ini harus dalam suasana damai tanpa adanya peperangan.
Bulan Dzulqa’dah memiliki sejarah penting yang harus diketahui umat Islam, salah satunya adalah perang Bani Quraizhah. Perang yang terjadi pada tahun kelima setelah hijrah Nabi Muhammad SAW disebabkan oleh pengkhianatan dari kaum Yahudi terhadap perjanjian damai yang sudah disepakati sebelumnya dengan umat Islam.
Pada saat itu, umat Islam sedang mengalami kelelahan dan berada dalam situasi kritis. Kondisi kritis tersebut bisa terlihat dari kekuatan mereka atau ketersediaan senjata untuk digunakan dalam perang. Perang ini terjadi setelah umat Islam selesai melakukan perang melawan orang kafir, yang dikenal sebagai perang Khandaq, pada akhir bulan Syawal.
Orang Yahudi melanggar janji damai yang telah dibuat, sehingga perang Bani Quraizhah terjadi tidak lama setelah perang Khandaq selesai dilakukan.
Baca juga: Kisah Perang Bani Musthaliq
Asal Usul Munculnya Kebencian Kaum Yahudi
Sejak hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah, para Yahudi yang sudah tinggal di sana sebelumnya merasa tidak nyaman. Kedatangan Nabi Muhammad SAW membuat mereka merasa terganggu. Mereka menyadari bahwa pengaruh mereka sedang menurun. Sebelumnya, ada dua suku, Aus dan Khazraj, yang terlibat dalam perang terus-menerus. Namun, sekarang kedua suku tersebut dapat hidup damai setelah kehadiran Rasulullah SAW di Madinah.
Kaum Yahudi memiliki rasa kebencian yang kuat terhadap Nabi Muhammad SAW, yang terus berlanjut hingga mereka sering membuat makar terhadapnya. Orang Yahudi sering mengabaikan kesepakatan untuk mempertahankan keamanan dan ketenangan Kota Madinah.
Nabi Muhammad SAW baru saja kembali dari perang Khandaq ketika Malaikat Jibril AS datang dan memerintahkan untuk mengangkat pedangnya kembali.
Kemenangan Rasulullah Dalam Peperangan
Nabi Muhammad SAW merasa kecewa dan resah setelah menerima berita bahwa Bani Quraizah telah merusak perjanjian damai yang telah dibuat. Ia sangat khawatir terhadap keselamatan umat Islam di Madinah.
Akhirnya pertolongan dari Allah SWT datang. Janji Allah untuk membantu Rasul-Nya dan mengalahkan musuh-musuh terbukti benar. Musuh-musuh akhirnya dikembalikan dalam keadaan kecewa dan merugi oleh Allah.
Akhirnya, Nabi Muhammad SAW kembali ke Madinah dengan status sebagai pemenang dan mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Saat itulah, para pejuang melepaskan senjatanya dan memutuskan untuk berdamai. Inilah akhir dari kisah perang Bani Quraizhah.
Pelajaran Yang Bisa Dipetik
- Negara dapat memutuskan untuk membunuh individu yang melanggar perjanjian. Saat ini, banyak negara yang menetapkan hukuman mati bagi pengkhianat bangsa.
- Ada perintah untuk berijtihad dalam masalah-masalah furu’ (cabang) dan meskipun kesalahan terjadi, seseorang tidak akan dikenai dosa. Ini dikarenakan para sahabat juga berijtihad dalam memahami sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang melarang mereka melakukan shalat ‘Ashar atau Zhuhur saat mereka berangkat ke perkampungan Bani Quraizhah.
- Menurut Imam Nawawi, mayoritas ulama menganggap bahwa berdiri menyambut kedatangan orang yang mempunyai keutamaan tersebut sangat dianjurkan.
Itulah sedikit kisah perang Bani Quraizhah secara singkat dan semoga menambah wawasan bagi kita semua.
Baca juga: Sejarah Singkat Perang Shiffin