Kisah Perang Hamra Al Asad

Kisah Perang Hamra Al Asad

Perang Hamra Al-Asad merupakan lanjutan dari perang Uhud yang terjadi pada tanggal 15 Syawal tahun ke-3 Hijriyah, ketika pasukan Muslim kembali dari medan perang Uhud pada hari Sabtu sore. Berikut kisah perang Hamra Al Asad selengkapnya.

Setelah menunaikan salat Subuh, kaum Muslimin tiba-tiba terkejut saat mereka mendengar seruan dari Nabi yang meminta para pejuang yang terlibat dalam pertempuran Uhud untuk segera bergabung dengan pasukan perang dan mengusir musuh yang menyerang.

Panggilan dari Rasul juga meminta agar mereka yang tidak ikut serta dalam Pertempuran Uhud untuk tidak meninggalkannya. Menurut para ulama, hal ini dimaksudkan untuk mencegah motivasi balas dendam. Kaum Muslim dengan semangat yang membara tentu saja menyambut panggilan ini, tanpa memperdulikan kelelahan dan luka-luka yang mereka derita. Terlebih lagi, dalam pertempuran tersebut, Rasul sendiri bertindak sebagai komandan pasukan perang.

Semangat dan gerakan yang membara di antara kaum muslimin telah terus berlangsung sejak mereka berangkat dari kota Madinah hingga mencapai Hamra’ Al-Asad. Menurut Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, lokasi tersebut terletak sekitar 13 mil dari kota Madinah. Jarak yang begitu jauh tersebut tentunya sangat melelahkan, terlebih lagi perjalanan tersebut dilakukan hanya dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan hewan seperti kuda atau unta.

Baca juga: Perang Zaturriqa

Semangat membara dan keberanian yang ditunjukkan oleh umat Muslim dalam pergerakan mereka sungguh mengagetkan para munafik dan musuh-musuh Islam. Mereka tidak menyangka bahwa semangat umat Muslim masih begitu besar untuk terus menghadapi medan perang.

Menurut pernyataan Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, turunnya Rasulullah dalam perang hamra al-asad merupakan sebuah isyarat bagi umat Muslim untuk membangun sikap dan mental yang kokoh dalam memerangi masalah mental pada diri sendiri. Artinya, sebelum kita dapat menghadapi orang lain, kita harus terlebih dahulu mampu menghadapi diri sendiri.

Dalam perang Hamra Al-Asad, Rasulullah sendiri yang mengatur strategi perang. Ketika kaum Muslimin tiba di Hamra Al-Asad, Rasulullah memerintahkan mereka untuk bermalam dan menyalakan api setiap malam dari berbagai tempat.

Dalam rangka untuk memberikan penerangan yang optimal dan dapat terlihat dari segala penjuru, umat Islam melakukan tindakan ini juga dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan mental musuh umat Islam. Dengan cara ini, musuh umat Islam akan terkesan dengan jumlah umat Islam yang banyak sehingga kepercayaan diri mereka untuk menghadapi pertempuran dengan umat Islam akan menurun.

Ibnu Sa’ad melaporkan bahwa Rasulullah pergi ke Hamra’ Al-Asad dan memerintahkan seluruh pasukannya untuk berkemah di sana. Mereka tinggal di sana selama beberapa malam dan menyalakan 500 api di sekitar perkemahan mereka. Cahaya dan nyala api tersebut bisa terlihat dari jarak yang jauh, ditambah dengan suara gemuruh dari para tentara dan percikan api yang menyala di sekitar kamp, sehingga musuh umat Islam merasa terintimidasi dan kehilangan semangat. Dengan tindakan ini, Allah membantu umat Islam untuk mengalahkan musuh-musuh mereka.

Kisah Perang Hamra Al Asad, peristiwa ini tercatat dalam Al-Qur’an dan merupakan suatu pujian bagi para sahabat Nabi Muhammad SAW. Surat Ali Imran ayat 172-175 memuat keterangan mengenai kejadian tersebut.

Oleh karena itu, pelajaran yang dapat diambil dari hal tersebut adalah bahwa kepercayaan dan kesetiaan yang kuat dari umat Muslim terhadap Nabi merupakan simbol keteguhan yang tidak mudah goyah bahkan ketika menghadapi berbagai rintangan.

Rasulullah telah menunjukkan sikap kepemimpinan yang patut dijadikan contoh oleh setiap Muslim, terutama oleh para pemimpin.

Baca juga: Kisah Perang Jamal Lengkap

Shares
Butuh Bantuan ?