Kisah Raja Zulkarnain Membangun Tembok Ya’juj Dan Ma’juj

Kisah Raja Zulkarnain Membangun Tembok Ya'juj Dan Ma'jujZulkarnain dijelaskan sebagai pribadi yang kuat. Banyak rumor yang berkembang mengenai Zulkarnain, yang diyakini sebagai sosok yang menahan Ya’juj dan Ma’juj, entitas yang dalam Al-Qur’an dan hadis diberitakan akan muncul sebagai tanda-tanda kedatangan hari kiamat. Dalam artikel berikut ini diulas kisah Raja Zulkarnain membangun tembok Ya’juj dan Ma’juj.

Menurut Republika, pada masa kenabian Ibrahim, dahulu hidup seorang raja yang saleh yang bernama Zulkarnain. Rakyat sangat menggemarinya karena kebijaksanaan yang luar biasa dari sang raja.

Setelah masa pemerintahan yang kejam oleh Raja Namrud, Zulkarnain muncul sebagai penerusnya yang membawa kemakmuran bagi penduduknya. Tidak hanya itu, Zulkarnain juga aktif dalam menyebarkan ajaran tauhid yang diperkenalkan oleh Ibrahim.

Zulkarnain sangat cerdas dan terampil dalam petualangan. Dia melakukan ekspedisi ke seluruh dunia untuk menyebarluaskan agama tauhid. Sang raja memiliki keahlian luar biasa dalam menguasai berbagai bahasa dunia. Dia juga ahli dalam berlayar, menjelajahi perjalanan dari timur ke barat bumi.

Baca juga : 7 Amalan Bulan Sya’ban Dan Keutamaannya

Perjalanan Zulkarnain Ke Timur Dunia

Ketika Zulkarnain melakukan perjalanan, ia mencapai tempat di mana matahari terbenam di barat dunia. Di sana, ia menemukan bahwa penduduknya tidak beriman, jadi Zulkarnain memutuskan untuk menyampaikan ajaran tentang keesaan Allah kepada mereka. Penduduk tersebut menerima dakwahnya dengan sukacita.

Perjalanan Zulkarnain terus berlanjut hingga ia sampai di wilayah timur dunia, tempat matahari terbit. Penduduk di wilayah tersebut hidup dalam kemiskinan dan kebelakangan, sehingga mereka tidak mampu membangun tempat tinggal sendiri. Zulkarnain kemudian memberikan bantuan dengan mengajarkan mereka cara membangun tempat tinggal yang dapat melindungi dari panas dan hujan. Setelah menerima bantuan tersebut, penduduk dengan senang hati menerima dakwah dari Zulkarnain.

Dia melanjutkan perjalanan, dan sampailah Zulkarnain di suatu tempat di antara dua gunung. Di sana, ia menemukan sebuah komunitas yang tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa yang ia pahami. Karena kecerdasannya, Zulkarnain membutuhkan seorang penerjemah untuk memahami percakapan mereka.

Mereka mengeluhkan kesulitan mereka pada Zulkarnain karena harta mereka selalu diambil paksa oleh kaum kejam bernama Ya’juj dan Ma’juj, menyebabkan mereka terus-menerus dilanda kemiskinan.

Kelompok manusia yang kejam itu memiliki postur tubuh yang tidak lazim, dan mereka selalu merusak segala sesuatu yang mereka lewati. Ya’juj dan Ma’juj, tinggal di antara dua gunung, secara terus-menerus mengganggu penduduk di daerah bukit dengan merampas dan merusak segala sesuatu, termasuk tanaman dan ternak.

Zulkarnain berkeinginan untuk membantu mereka, tetapi tidak ada upaya yang bisa dilakukan kecuali dengan pertolongan Allah. Oleh karena itu, dia mengajak penduduk bukit dua gunung tersebut untuk beriman. Setelah mereka beriman, Zulkarnain mencari cara untuk membatasi mereka dengan kaum kejam Ya’juj dan Ma’juj.

Pembangunan Tembok Ya’juj Dan Ma’juj

Kemudian, segala hasil tambang penduduk bukit dikumpulkan. Zulkarnain kemudian menggali tanah dan membangun fondasi yang kuat dari besi. Setelah itu, besi tersebut dipanaskan dan dilebur dengan cairan tembaga yang mendidih. Akhirnya, terciptalah dinding benteng yang sangat kokoh untuk menahan Ya’juj dan Ma’juj di tempat tinggal mereka.

Setelah memanaskan besi dan meleburnya dengan cairan tembaga mendidih, maka terbentuklah dinding benteng yang kokoh yang memagari tempat tinggal Ya’juj dan Ma’juj. Melihatnya, penduduk bukit merasa bahagia dan bersyukur kepada Zulkarnain. Namun, Zulkarnain dengan rendah hati bersyukur kepada Allah.

Dari balik gunung, Ya’juj dan Ma’juj berusaha menembus dinding tersebut, tetapi hingga saat ini, tidak seorang pun dari mereka berhasil memanjat atau melubanginya.

Selama ribuan tahun sejak Zulkarnain mendirikan dinding itu, cerita beredar bahwa pemimpin mereka selalu memerintahkan rakyatnya untuk mencoba memanjatnya setiap hari. Namun, usaha tersebut selalu sia-sia, tak menghasilkan apa pun meskipun dilakukan secara konsisten hingga saat ini.

Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj dari tempat mereka adalah tanda kedatangan hari kiamat. Seperti yang diungkapkan oleh Zulkarnain, jika Allah menghendaki, runtuhnya dinding itu akan terjadi dengan sangat mudah. Dengan terus merusak dinding setiap hari, Ya’juj dan Ma’juj akan berhasil menembusnya menjelang hari terakhir.

Ketika mereka meninggalkan tempat tersebut, jumlah mereka sangatlah besar. Mereka turun dari pegunungan seperti banjir. Mereka menghancurkan segala yang ada di depan mereka, tak ada yang tersisa utuh. Semua tanaman dihancurkan, setiap jiwa akan diambil. Begitulah kekejaman Ya’juj dan Ma’juj.

Kisah Zulkarnain dapat ditemukan dalam Surah Al-Kahfi ayat 83 sampai 101, sementara penjelasan tentang Ya’juj dan Ma’juj diberikan dalam Surah Al-Anbiya ayat 96-97.

Dari cerita itu, terdapat pelajaran tentang pentingnya sikap bijaksana dan rendah hati bagi seorang pemimpin. Tetapi, pesan yang terpenting adalah mengingatkan kita akan hari kiamat. Dengan mengingatnya, semakin giatlah kita dalam beribadah.

Ya’juj dan Ma’juj adalah realitas yang nyata dan terus hidup sampai saat ini. Kehadiran mereka merupakan salah satu pertanda hari kiamat. Semoga kisah Raja Zulkarnain membangun tembok Ya’juj dan Ma’juj ini dapat diambil hikmahnya.

Baca juga : 5 Poin Baru Aturan Masuk Ke Masjidil Haram Di Baitullah

Shares
Butuh Bantuan ?