Sa’ad bin Abi Waqqas, yang juga dikenal sebagai Sa’ad bin Malik, adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan orang ketujuh yang memeluk Islam dan mengambil keputusan itu pada usia tujuh belas tahun. Sa’ad termasuk dalam golongan yang pertama memeluk Islam, atau yang dikenal sebagai assabiqunal awwalun. Inilah kisah sahabat Rasul Sa’ad bin Abi Waqash selengkapnya.
Kepemimpinan Sa’ad bin Abi Waqqas mencuat terutama dalam Pertempuran Al-Qadisiyyah dan perjalanannya ke Tiongkok pada tahun 651. Secara tradisional, umat Islam di China mengakui kontribusinya dalam memperkenalkan Islam ke negara tersebut selama masa pemerintahan Kaisar Gaozong dari Dinasti Tang.
Sa’ad bin Abi Waqqas menyandang berbagai keutamaan dan keistimewaan, termasuk sebagai salah satu dari sepuluh individu yang Rasulullah SAW jamin masuk surga. Doanya pun diterima dengan penuh keistimewaan, sebab Rasulullah SAW pernah mendoakan agar segala doa yang diucapkan oleh Sa’ad senantiasa dikabulkan oleh Allah SWT.
Baca juga : 5 Amalan Sunnah Di Bulan Rajab
Profil Sa’ad Bin Abi Waqash
Sa’ad bin Abi Waqqas berasal dari suku Bani Zuhrah yang merupakan bagian dari suku Quraisy. Ia adalah paman dari Nabi Muhammad SAW melalui garis keturunan ibunya. Kelahiran Sa’ad bin Abi Waqqas terjadi di Makkah pada tahun 595.
Ayahnya adalah Abu Waqqas Malik bin Uhaib bin Abdu Manaf bin Zuhrah, yang berasal dari klan Bani Zuhrah dari suku Quraisy. Uhaib bin Abdu Manaf juga merupakan paman dari pihak ayah Aminah binti Wahab, ibu Nabi Muhammad. Ibunda Sa’ad bin Abi Waqqas bernama Hamnah binti Sufyan bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf.
Aminah binti Wahhab, Ibu Rasulullah SAW, berasal dari suku yang sama dengan Sa’ad, yaitu Bani Zuhrah. Karena itu, Sa’ad sering diidentifikasi sebagai Sa’ad dari Zuhrah. Sa’ad lahir dalam keluarga yang kaya dan terhormat. Sebagai seorang pemuda serius, dia memiliki pemikiran cerdas. Meskipun posturnya tidak terlalu tinggi, namun ia memiliki tubuh tegap dengan gaya rambut pendek.
Peranan Dalam Dakwah Islam
Sa’ad bin Abi Waqqas memainkan peran dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam penyebaran Islam. Bersama Rasulullah SAW, ia aktif berpartisipasi dalam hampir semua peperangan untuk memperkuat agama Islam.
Sa’ad bin Abi Waqqas bahkan menjadi orang pertama yang melepaskan anak panah dalam pertempuran untuk membela Islam, sekaligus menjadi yang pertama kali terkena anak panah. Ia juga menjadi bagian dari pasukan berkuda dalam Pertempuran Bada dan Uhud, menunjukkan kesetiaan dan keberaniannya dalam melindungi dan memperjuangkan Islam.
Sa’ad bin Abi Waqqas adalah salah satu sahabat yang hidup dengan umur panjang. Ia meninggal pada usia 83 tahun dan mengalami kehidupan selama masa Rasulullah SAW, pemerintahan Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar bin Khattab, dan Khalifah Utsman bin Affan. Setelah wafatnya Nabi, Sa’ad tetap menjadi salah satu pasukan di bawah kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Selama pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, Sa’ad bin Abi Waqqas dipilih untuk memimpin pasukan umat Islam dalam Pertempuran Kadisiah melawan Persia. Dibawah kepemimpinan Sa’ad bin Abi Waqqas, pasukan Islam berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Persia. Kemenangan ini menjadi momen krusial yang membuka jalan untuk penyebaran Islam di wilayah Persia.
Pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Waqqas diberi tugas untuk memimpin delegasi menuju China. Menurut buku Perkembangan Islam di Tiongkok (Ibrahim Tien Ying Ma, 1979), peristiwa ini dianggap sebagai awal dari upaya dakwah Islam di negeri tirai bambu.
Peranan Sa’ad Bin Abi Waqash Dalam Perang Islam
Sa’ad bin Abi Waqqas dipandang sebagai pionir yang pertama kali melepaskan anak panah dalam membela agama Allah. Dalam setiap pertempuran yang melibatkan kehadirannya, pasukan merasakan ketenangan, hal ini tidak hanya disebabkan oleh kebrilian Sa’ad di medan perang yang membuat musuh terkejut, melainkan juga oleh kedalaman ketakwaannya yang membangkitkan ketenangan di hati para sahabat. Pada perang Qadishiyyah, Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a. menunjuk Sa’ad bin Abi Waqqas sebagai Panglima Perang untuk menghadapi pasukan Persia.
Sa’ad dikenal sebagai seorang pemanah terkemuka karena dialah orang Muslim pertama yang melepaskan anak panah untuk berjuang di jalan Allah. Ia menyatakan, “Demi Allah, saya adalah orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah.”
Kejadian tersebut berlangsung saat Rasulullah SAW mengirim enam puluh orang ke Makkah yang dipimpin oleh Ubaidah bin Haris. Mereka dikirim karena kaum kafir Quraisy sering melanggar isi Perjanjian Hudaibiyah. Akhirnya, terjadi perundingan dengan pihak kafir Quraisy yang menghasilkan kesepakatan damai, mencegah terjadinya pertempuran yang tidak seimbang pada saat itu.
Meskipun begitu, terdapat insiden bentrokan singkat saat beberapa anggota pasukan kafir Quraisy menyerang. Pada saat itu, Sa’ad bin Abi Waqqas, yang mengenakan senjata panah dengan penuh keberanian, melepaskan anak panahnya sebagai tindakan pembelaan terhadap agama Allah.
Anak panah tersebut merupakan yang pertama kali ditembakkan, menunjukkan keteguhan Sa’ad dalam setiap pertempuran yang diikuti bersama Rasulullah. Bahkan setelah wafatnya Nabi SAW, Sa’ad tetap menjadi prajurit tepercaya di bawah pemerintahan para khalifah.
Itulah kisah sahabat Rasul Sa’ad bin Abi Waqash, yang ikut berperan dalam menyebarkan agama Islam dan berjuang di jalan Allah, semoga bermanfaat.
Baca juga : Kisah Zubair Bin Awwam Dan Keteladanannya