Perang Sawiq Dan Penyebabnya

Perang Sawiq dan penyebabnya

Perang Sawiq Dan Penyebabnya – Kejadian Perang Badar betul-betul menjadikan kaum kafir Quraisy terpukul yang amat mendalam dan harus menanggung malu. Pasalnya jumlah pasukan mereka 4 kali lebih banyak dari pasukan Muslim dan faktanya mereka kalah.

Dalam buku sejarah Islam disebutkan bahwa dalam Perang Badar tersebut jumlah pasukan Muslim hanya sekitar tiga ratus, sedangkan dari pihak kaum kafir Quraisy mengerahkan pasukan sebanyak 1300 personel. Perang yang akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslim ini mampu menewaskan 70 orang kafir Quraisy dan tujuh puluh tawanan yang didominasi oleh tokoh-tokohnya. Adapun dari pihak muslim yang gugur hanya 16 orang saja.

Perang Badar melukiskan pertarungan yang amat menentukan bagi kedua kubu, baik kaum Muslim maupun kaum kafir Quraisy. Dalihnya karena peperangan ini adalah pertempuran perdana dalam sejarah Rasulullah menyebarkan dakwahnya. Dengan begitu siapa yang berjaya maka dialah yang dipandang sudah mampu menunjukkan kapasitas militer yang patut diperhitungkan. Sementara mereka yang tumbang akan merasakan malu yang susah untuk dilupakan.

Karena kekalahan Badar inilah yang menyebabkan begitu terluka membekas di hati mereka dan mereka sangat berambisi sekali untuk melakukan aksi balas dendam dengan ancang-ancang yang lebih masak. Seperti yang tercantum di dalam surat Al Maidah ayat 82 :

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ ٱلنَّاسِ عَدَٰوَةٗ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقۡرَبَهُم مَّوَدَّةٗ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّا نَصَٰرَىٰۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنۡهُمۡ قِسِّيسِينَ وَرُهۡبَانٗا وَأَنَّهُمۡ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ

Artinya, “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yg paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yg beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yg paling dekat persahabatannya dgn orang-orang yg beriman ialah orang-orang yg berkata, ‘Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.’ Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tdk menyombongkan diri.”

Baca juga : Masjid Bir Ali Di Madinah Al Munawwarah

Mengapa Dinamakan Perang Sawiq?

Salah satu usaha balas dendam yang mereka lakukan yaitu mengadakan agresi militer berselang 2 bulan sesudah Perang Badar, tepatnya di tahun ke dua Hijriyah. Penyerbuan yang dikomandoi oleh Abu Sufyan inilah yang disebut dengan Perang Sawiq.

Sebelum terjadinya Perang Badar dikisahkan kelompok dagang Quraisy dengan pemimpinnya Abu Sufyan tengah melakukan ekspedisi dari Syam ke Mekkah. Mengetahui rombongan itu Nabi Muhammad SAW mengirim utusan Thalhah bin Ubaidillah dan Sa’ad bin Zaid guna melakukan investigasi.

Abu Sufyan salah berasumsi, beranggapan bahwa kaum Muslim akan menyerang mereka. Sampai akhirnya dia merayu untuk minta bantuan dari Mekkah dan benar saja kaum kafir Quraisy terhasut dengan mengirimkan tentara sebanyak 1300 orang. Karena salah paham inilah yang mengakibatkan terjadinya Perang Badar.

Orang yang paling marah dan bernasib apes ini adalah Abu Sufyan karena kekalahannya dalam Perang Badar dan sekaligus menjadi penyebab pecahnya perang pertama antara kaum muslimin dengan kaum kafir Quraisy dalam perjalanan dakwah Rasulullah.

Karena dendam yang berkecamuk, kemudian Abu Sufyan mempersiapkan sebanyak 200 pasukan guna memberikan agresi militer ke Madinah. Dia sendiri pernah berjanji tak akan sedikitpun rambutnya dibasahi bahkan sampai mandi junub pun sebelum dapat menyerbu Rasulullah.

Bisa dilihat dari jumlah personel pasukan yang dikirm oleh Abu Sufyan hanya 200 pasukan saja, ini menandakan bahwa dia tidak melakukan persiapan yang cukup matang. Sebab dia hanya mengikuti hawa nafsunya saja. Secara akal sehat bisa kita lihat dengan jumlah 1300 tentara saja mereka bisa kalah, apalagi dengan jumlah tentara yang hanya disiapkan 200 tentara saja.

Berjalannya Perang

Strategi perang yang dibuat oleh Abu Sufyan yaitu dengan diam-diam datang ke Madinah, sehingga kaum muslim tak ada waktu untuk melakukan persiapan dalam perang. Abu Sufyan beriringan dengan pasukannya sejenak rehat di kawasan Najib, sekitar 12 mil jaraknya dari Madinah. Di tempat ini Abu Sufyan menyuruh untuk bermalam di kediaman Huyay bin Akhtab. Tetapi karena takut, Huyay tidak berkenan untuk tempatnya disinggahi.

Hingga akhirnya Abu Sufyan mencari tempat persinggahan lain sampai di kediaman Sallam bin Misykam, seorang pimpinan Bani Nadzir. Di tempat inilah Abu Sufyan dengan bala tentaranya dapat bermalam.

Dengan jarak aman yang diambil oleh Abu Sufyan dan pengikutnya itu sejauh ini belum diketahui keberadaannya. Dia lalu mengirim utusan beberapa pasukan guna menyelinap ke kawasan AL Aridh, daerah di Madinah. Di tempat ini kemudian mereka melakukan kekacauan dengan membunuh orang Anshar dan siapapun yang mereka temui serta membakar kebun kurma.

Berita kekacauan ini terdengar ke telinga Rasulullah SAW. Beliau segera mengirim utusan bala tentara guna melakukan pengejaran. Namun sayangnya mereka telah mencium info ini dan akhirnya mereka kabur. Sebelum melarikan diri, mereka dengan sengaja tidak membawa bekal yang mereka bawa seperti karung gandum supaya ketika melarikan diri tidak memberatkan.

Kata Sawiq dalam bahasa Arab diartikan gandum yang akhirnya dijadikan nama insiden perang ini. Abu Sufyan dan bala tentaranya yang melarikan diri dibiarkan oleh Rasulullah, sedangkan karung-karung gandum yang mereka tidak dibawa sebagai ghanimah, harta rampasan perang.

Itulah sedikit cerita peristiwa Perang Sawiq dan penyebabnya yang mengakibatkan perang itu terjadi.

Baca juga : Pengertian Sa’i Dalam Umrah Dan Haji

Shares
Butuh Bantuan ?