Peristiwa Nuzulul Qur’an Dan Maknanya

peristiwa Nuzulul Qur’an dan maknanya

Salah satu momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia adalah peristiwa Nuzulul Qur’an. Malam di mana Alquran pertama kali turun ke bumi dianggap sebagai malam yang penuh berkah dan keutamaan. Berikut ini peristiwa Nuzulul Qur’an dan maknanya secara singkat.

Peristiwa Nuzulul Qur’an yang terjadi pada 17 Ramadhan merupakan sebuah momen penting dalam sejarah Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun, beliau merasa gelisah dan khawatir dengan semakin memburuknya keadaan masyarakat yang hidup dalam kebodohan dan kesesatan yang disebut sebagai zaman jahiliyah.

Dalam agama Islam, zaman jahiliah merujuk pada periode ketidaktahuan atau ketidakpahaman di mana perilaku manusia tidak sesuai dengan ajaran agama.

Rasulullah senang menyendiri karena merasakan kegelisahan hatinya. Karena itu, ia pergi ke perbukitan dan menyepi di Gua Hira. Di tempat itu, Rasulullah mengamalkan ajaran agama Ibrahim, yaitu Tauhid, dengan beribadah dan berdoa.

Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT yang dikenal sebagai Nuzulul Qur’an, yang merupakan awal dari penurunan Al-Quran. Peristiwa ini menjadi salah satu momen yang sangat mulia dan keramat di bulan Ramadhan.

Pengertian Nuzulul Qur’an

Peristiwa turunnya Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW disebut sebagai Nuzulul Quran. Nuzulul Qur’an merupakan istilah yang terdiri dari dua kata, yaitu Nuzul yang berarti proses menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, dan Al Qur’an yang merujuk pada kitab suci umat Islam.

Dalam konteks ini, Nuzulul Qur’an merujuk pada peristiwa ketika Al Quran turun dari tempat yang tinggi ke bumi. Nuzulul Qur’an adalah suatu peristiwa yang melambangkan turunnya Al Qur’an dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panduan bagi umat Islam. Dalam arti yang lebih komprehensif, Nuzulul Qur’an mengacu pada momen dimana kitab suci tersebut diterima dan diwahyukan kepada Rasulullah, dengan tujuan untuk memberikan arahan dan petunjuk bagi umat manusia.

Peristiwa Turunnya Al Qur’an

Surat Al-Alaq ayat 1-5 adalah ayat pertama yang turun dari Al-Quran. Ayat ini dianggap sebagai tanda pertama kenabian Muhammad SAW. Turunnya ayat ini pada malam Lailatul Qadar yang terjadi pada bulan Ramadhan di Gua Hira, Mekah. Hal inilah yang merupakan awal dari perjuangan menyebarkan agama Islam di jazirah Arab saat dimulai dengan turunnya Al Qur’an.

Saat itu, Allah SWT memerintahkan Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyuNya kepada Rasulullah. Malaikat Jibril pun membawa surat Al-Alaq yang terdiri dari lima ayat, menjadi ayat-ayat pertama yang diturunkan.

Malaikat Jibril meminta Nabi Muhammad SAW untuk membaca sebuah surat, namun Rasulullah tidak dapat membacanya. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca surat Al-Alaq. Akhirnya, Nabi Muhammad mampu membaca surat tersebut dengan sempurna.

Maka dari itulah, umat Muslim merayakan Nuzulul Qur’an pada malam ke-17 Ramadhan. Peringatan Nuzulul Qur’an pada 17 Ramadhan didasarkan pada tafsiran ayat 41 dari Surat al-Anfal.

Al-Quran turun secara bertahap selama sekitar 23 tahun setelah tahap pertama. Setiap ayat yang diturunkan oleh Allah SWT disesuaikan dengan kondisi sosial, agama, kisah-kisah para Nabi terdahulu, dan hikmah di masa Nabi.

Baca juga: BPJS Kesehatan Resmi Jadi Syarat Umroh

Cara turunnya Al Qur’an itu dibagi dalam 2 tahapan, yaitu:

  • Pada malam Lailatulqadar, Al-Quran diturunkan secara utuh dari Lauh Mahfudz ke langit dunia
  • Al-Quran diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW melalui proses berangsur-angsur

Sementara itu, Al Qur’an dibagi menjadi dua periode yaitu periode Mekkah yang dikenal dengan ayat Makkiyah, dan periode Madinah yang disebut ayat Madaniyah.

Selama masa di Mekah, kebanyakan ayat yang diturunkan fokus pada akidah dan tauhid, yaitu dasar-dasar kepercayaan dalam agama Islam. Selama periode ini, terdapat 86 surat yang diturunkan dalam waktu 12 tahun dan lima bulan.

Adapun ayat-ayat yang diturunkan di Madinah umumnya berisi tentang muamalat, syariat, dan hukum Islam yang berkaitan dengan kehidupan sosial manusia. Selama sembilan tahun sembilan bulan setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, terdapat 28 surat yang diturunkan. Surat Al-Maidah ayat ke-5 adalah ayat terakhir yang diturunkan dalam Al Qur’an.

Keutamaan Nuzulul Qur’an

Peristiwa Nuzulul Qur’an Dan Maknanya-Ada 3 poin penting yang menjadi keutamaan nuzulul Qur’an.

  1. Lebih Mulia Dari 1000 Bulan

Dalam malam Nuzulul Quran, amalan dan ibadah yang dilakukan diyakini lebih baik daripada amalan yang dilakukan selama seribu bulan. Hal ini merujuk pada ayat 3 dari Surat Al-Qadr, yang menyatakan bahwa malam tersebut memiliki keutamaan yang besar di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, menghabiskan waktu di malam Nuzulul Qur’an dengan melakukan amalan dan ibadah yang bermanfaat dapat memberikan banyak kebaikan.

  1. Malam Penuh Barokah

Malam Nuzulul Quran dianggap sebagai salah satu malam yang diberkahi. Hal ini didasarkan pada firman Allah dalam Surah Al-Dukhan, ayat 3. Malam penuh berkah disebut demikian karena Al Quran diturunkan ke bumi dalam satu malam di bulan Ramadhan.

  1. Diampuni Semua Dosa

Bagi mereka yang menyemarakkan malam Nuzulul Quran akan diberikan ampunan dosa oleh Allah SWT, yang sebanding dengan kesucian seorang bayi yang baru lahir.

Makna Nuzulul Qur’an

Momen Nuzulul Quran memiliki nilai makna yang sangat penting bagi umat Islam. Salah satunya adalah dorongan untuk membaca dan mempelajari isi Al-Quran, lalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mempelajari Al Quran dan menjadikannya pedoman hidup, seperti:

  • Membaca Al Qur’an

Salah satu cara terawal untuk menjadikan Alquran sebagai panduan hidup adalah dengan membaca Al Quran secara rutin. Rutin menyisihkan waktu setiap hari untuk membaca Al Qur’an tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga membawa berkah

  • Menghafalkannya

Menjadi mahir dalam menghafal Al Qur’an adalah langkah kedua dalam menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Selain menjadi sebuah mukjizat, Al Qur’an juga merupakan satu-satunya kitab suci yang mudah dihafal di antara kitab suci samawi lainnya.

  • Mentadaburi

Salah satu langkah penting dalam menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup adalah dengan berusaha untuk memahaminya secara mendalam dan mentadabburi isinya. Arti Tadabbur adalah memperhatikan secara mendalam. Ketika kita mentadabburi Al-Quran, kita berusaha mencari dan memahami makna dan tujuan dari setiap kata yang terdapat dalam kitab suci tersebut. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan dengan mudah jika kita membaca Al-Quran secara terburu-buru dan tanpa kesabaran.

Mentadaburi Al Qur’an memerlukan pembacaan yang hati-hati dan seksama. Jika dilakukan dengan benar, maka kita dapat memahami makna dan tujuan yang terkandung di dalamnya. Sehingga, terpenting untuk membaca Al Qur’an dengan perlahan dan memperhatikan setiap kata dengan seksama agar dapat melakukan tadabbur Al Qur’an secara efektif. Dengan begitu, diharapkan kita bisa memahami makna dan tujuan yang terkandung dalam Al Qur’an dengan baik dan mengerti apa yang ingin disampaikan oleh Al Qur’an.

  • Mengamalkan

Tidak boleh kita abaikan untuk berusaha mengamalkan setiap ayat yang terkandung dalam Al Qur’an. Proses ini dapat dimengerti dengan cara memperhatikan bahwa setiap aktivitas kita harus sesuai dengan tuntunan Alquran, baik itu dalam urusan dunia maupun akhirat.

Ada banyak nilai yang terkandung dalam Al Qur’an yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara untuk menerapkan nilai-nilai ini adalah dengan melakukan tindakan kecil secara konsisten. Misalnya, salah satu perintah Al Qur’an adalah untuk bersedekah.

Seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar As Siddiq dan Aisyah Ra, yang dengan sukarela menginfakkan sebagian atau bahkan seluruh harta terbaik mereka. Tindakan tersebut menunjukkan betapa pentingnya bersedekah dalam ajaran Al Qur’an. Aisyah Ra bahkan diketahui telah menginfakkan jumlah yang hampir mencapai 1 miliar pada zamannya.

Dalam kehidupan saat ini, kita dapat meneladani perilaku sahabat di masa lalu. Salah satu contohnya adalah dengan menyisihkan rezeki dan harta yang kita miliki untuk dijadikan sebagai harta sedekah. Dengan mengamalkan hal ini, semoga Allah SWT memberikan kelancaran rezeki dan kita dapat terus istiqomah dalam beramal.

Demikian ulasan tentang peristiwa Nuzulul Qur’an dan maknanya, semoga bermanfaat.

Baca juga: Keutamaan Umroh Saat Ramadhan

Shares
Butuh Bantuan ?