Setelah Rasulullah dan para sahabat tiada lagi, agama Islam tumbuh di bawah pengawasan khilafah dari Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Peran vital dari kedua kekhalifahan ini masih terasa dalam peradaban Islam hingga kini. Berikut ini diulas sejarah Islam masa Dinasti Bani Abbasiyah.
Dinasti merujuk pada garis keturunan raja-raja yang menguasai pemerintahan serta meneruskan kekuasaan kepada satu garis keturunan keluarga. Dalam konteks Dinasti Abbasiyah, ini mengacu pada kekuasaan yang dipegang dan dilanjutkan oleh keturunan raja-raja dari Bani Abbasiyah.
Bani Abbasiyah ialah sekelompok individu yang memiliki silsilah keturunan dari Nabi Muhammad melalui jalur paman Nabi yang dikenal sebagai Al-Abbas bin Abdul Muththalib ibn Hasyim. Mereka membentuk sebuah khilafah dan mengambil alih kekuasaan setelah Dinasti Umayyah runtuh pada tahun 750 Masehi.
Pada kepemimpinan Abu al-Abbas berakhir singkat. Lima tahun setelah naik tahta sebagai khalifah pada usia 33 tahun, ia meninggal akibat penyakitnya. Al-Mansur, saudaranya, kemudian mengambil alih kekuasaan. Keturunan al-Mansur kemudian meneruskan pemerintahan Daulah Abbasiyah selama lima abad berikutnya.
Pada catatan sejarah Islam, dinasti ini dikenal karena melahirkan sejumlah ilmuwan cerdas yang terkenal di seluruh dunia. Era Dinasti Bani Abbasiyah menjadi awal berkembangnya ilmu pengetahuan dan pendidikan secara cepat. Oleh karena itu, dinasti ini diingat sebagai pelopor yang memainkan peran utama dalam kemajuan peradaban Islam.
Bagaimana evolusi Dinasti Bani Abbasiyah? Untuk memahaminya lebih baik, mari kita telusuri penjelasannya.
Perkembangan Dinasti Bani Abbasiyah
Dinasti Bani Abbasiyah memiliki rentang kekuasaan yang cukup panjang, mulai dari tahun 750 hingga 1258 Masehi. Masa keemasan dinasti ini terjadi saat pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M) dan kemudian putranya, al-Ma’mun (813-833 M).
Dinasti Bani Abbasiyah merupakan salah satu dinasti utama yang memimpin kekhalifahan Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin. Dalam mengelola pemerintahan, Daulah Abbasiyah atau Bani Abbasiyah menetapkan Baghdad sebagai pusat pemerintahan mereka.
Menurut Edianto dalam jurnalnya yang berjudul “Bani Abbasiyah (Pembentukan, Perkembangan, dan Kemajuan),” sejarawan mengelompokkan evolusi Dinasti Bani Abbasiyah ke dalam lima fase yang berbeda.
Baca juga : Mengenal Kota Tua Al Balad Jeddah Arab Saudi
1. Pada Masa Pengaruh Persia
Dinasti Bani Abbasiyah mengalami perkembangan pesat dan puncak kejayaannya terjadi pada periode awal. Kekuasaan dari Abu Abbas hingga Al-Watsiq pada tahun 750-847 Masehi menjadi masa gemilang bagi dinasti ini. Berbagai bidang ilmu berkembang dengan cepat, menjadi landasan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Pada masa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu keislaman dengan cabangnya seperti ilmu kalam, fikih, tasawuf, dan hadis. Di sisi lain, ilmu umum pada periode tersebut mencakup bidang yang luas seperti astronomi, kedokteran, matematika, dan ilmu-ilmu sosial.
Sejarawan menyatakan bahwa pada awal Daulah Abbasiyah, terutama pada masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid dan al-Makmun, merupakan zaman keemasan bagi dunia Islam. Periode ini dicirikan oleh perkembangan pesat ilmu pengetahuan di dalam dunia Islam, dengan munculnya pusat-pusat intelektual seperti madrasah, perpustakaan, observatorium, dan halaqah yang tersebar luas di berbagai wilayah.
Bermunculnya karya-karya tulis dalam berbagai bidang ilmu telah mempengaruhi kemajuan peradaban Islam pada masa itu. Di saat jalanan Eropa masih gelap dan berlumpur karena gerimis, kota Baghdad dan pusat-pusat besar Islam sudah terang benderang dan teratur. Sementara para bangsawan Eropa masih belajar cara menuliskan namanya, ilmuwan Muslim telah menciptakan ribuan karya dalam beragam disiplin ilmu pengetahuan.
Dinasti ini mengalami kemajuan karena beberapa faktor, seperti adanya asimilasi di dalam Dinasti Bani Abbasiyah. Selain itu, partisipasi aktif orang-orang non-Arab, terutama dari bangsa Persia, juga turut memengaruhi perkembangan dinasti ini. Selanjutnya, fokus dinasti pada pembangunan peradaban Islam juga menjadi salah satu faktor penting dalam kemajuannya.
2. Pada Masa Pengaruh Turki
Pada periode kedua, Dinasti Bani Abbasiyah mengalami kemunduran yang berbeda dengan periode pertamanya. Periode ini terjadi dari tahun 847 hingga 945 Masehi.
Pada masa pemerintahan Al-Mutawakkil, kekhalifahan yang dipimpinnya sangat rentan dalam menjalankan tugas pemerintahan. Keadaan ini dimanfaatkan oleh orang-orang Turki pada zaman Al-Mu’tashim untuk merebut kendali kekuasaan.
Ketidakstabilan politik yang muncul dari persaingan kekuasaan ini mengakibatkan kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah. Akan tetapi, upaya untuk menyelesaikan kekacauan tersebut berhasil sehingga tidak ada lagi pertarungan kekuasaan di antara khalifah.
3. Pada Masa Pengaruh Dinasti Buwaihi
Dari tahun 945 hingga 1055 Masehi, berlangsungnya periode ketiga. Dinasti Bani Abbasiyah mengalami kemunduran signifikan selama masa ini, terutama karena dominasi Dinasti Buwaihi dalam kekhalifahan mereka. Hal ini memunculkan sejumlah masalah politik yang mengguncang stabilitas dinasti, bahkan menyebabkan pemindahan pusat pemerintahan dari Baghdad ke Syiraz, di mana Khalifah Ali bin Buwaihi memerintah.
Walaupun suasana politik pada masa itu cenderung kacau, Dinasti Bani Abbasiyah tetap berpegang pada pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan peradaban Islam. Periode tersebut menjadi ladang subur bagi kelahiran banyak ilmuwan terkenal seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Maskawaih.
4. Pada Masa Pengaruh Dinasti Seljuk
Mulai dari tahun 1055 hingga 1199 Masehi, periode keempat ditandai oleh redupnya pengaruh Dinasti Buwaihi yang kemudian digantikan oleh dominasi Bani Seljuk.
Pemahaman terhadap aliran Syiah yang dibawa oleh Bani Buwaihi mulai redup. Namun, dominasi Bani Seljuk dalam Dinasti Bani Abbasiyah tidak berumur panjang. Konflik internal meletus, mengakibatkan Dinasti Bani Abbasiyah merdeka dari campur tangan dinasti lainnya.
5. Periode Terbebas dari Dinasti-dinasti lain
Pada periode ini, kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berakhir, berlangsung dari tahun 1199 hingga 1258 Masehi. Di fase ini, Dinasti Bani Abbasiyah akhirnya membebaskan diri dari pengaruh dinasti-dinasti lainnya.
Meski begitu, keluarga penguasa ini terus merasakan penurunan. Kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah semakin dipersulit oleh berhentinya perluasan wilayah dan semakin kacau kondisi politik.
Pada tahun 1258 Masehi, dinasti ini jatuh dan memberikan dampak yang besar bagi umat Islam, seperti kehilangan ilmuwan terkemuka, pengetahuan modern, serta warisan bangunan bersejarah yang penting.
Itulah sejarah Islam masa Dinasti Bani Abbasiyah yang mencapai masa keemasan dan masa puncaknya sebagai pelopor kemajuan ilmu pengetahuan, namun sayangnya saat ini justru saat ini kemajuan teknologi bersumber dari negara-negara barat.
Baca juga : 11 Manfaat Wudhu Untuk Kesehatan