Kubah Hijau yang megah di Masjid Nabawi bukan sekadar bangunan indah, tetapi juga menyimpan sejarah panjang dan makna religius yang mendalam bagi umat Islam. Dibangun pertama kali pada tahun 1279 M, kubah ini menandakan lokasi peristirahatan terakhir Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar RA, dan Umar bin Khattab RA. Dalam artikel berikut ini diulas sejarah kubah hijau Masjid Nabawi di Madinah.
Seiring perjalanan waktu, Kubah Hijau terus diperbarui dan disempurnakan. Cat berwarna hijau menghiasi kubah ini mulai tahun 1837 M, seperti yang dicatat dalam buku “Architectural Conservation in Islam: Case Study of the Prophet’s Mosque” karya Syed Ahmad Iskandar Syed Ariffin. Warna hijau yang dipilih bukan tanpa makna, melambangkan kemakmuran, kesuburan, dan kedamaian, selaras dengan ajaran Islam.
Masjid ini merupakan masjid kedua yang didirikan di Madinah setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya berhijrah dari Mekah ke Madinah, yang kala itu dikenal sebagai Yathrib. Pembangunan masjid dengan kubah hijau ini dimulai pada tahun pertama setelah hijrah dan berfungsi sebagai tempat ibadah serta pusat kegiatan komunitas Muslim yang berkembang pesat.
Baca juga : 8 Amalan Yang Pahalanya Setara Haji Dan Umroh
Berdiri megah di sisi tenggara Masjid Nabawi, Kubah Hijau memancarkan pesonanya sebagai landmark ikonik. Dibangun tepat di atas makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar bin Khattab, kubah ini menyimpan sejarah dan makna religius yang mendalam.
Dulunya, area kubah hijau ini merupakan kamar Aisyah, salah satu istri Nabi Muhammad SAW. Kini, kubah ini menjadi penanda lokasi peristirahatan terakhir beliau, menjadikannya tempat penuh kenangan dan rasa hormat bagi umat Islam di seluruh dunia.
Lebih dari sekadar arsitektur yang indah, Kubah Hijau menjadi simbol penting dalam sejarah Islam. Warna hijaunya yang mencolok menjadikannya mudah dikenali dan diingat, menarik perhatian para peziarah dan wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Keberadaan Kubah Hijau tak hanya mempercantik Masjid Nabawi, tetapi juga menjadi pengingat akan keteladanan dan warisan Nabi Muhammad SAW. Bagi umat Islam, kubah ini menjadi simbol kesucian, ketaatan, dan rasa cinta kepada Rasulullah.
Kubah Dibangun Pada Tahun 1279 Masehi
Kubah hijau ini dibangun pada tahun 1279 M dan telah mengalami berbagai perubahan seiring waktu. Melalui pembaruan yang berkelanjutan, Kubah Hijau Masjid Nabawi terus menjadi pusat perhatian dan keindahan di tengah kota suci Madinah.
Semula, masjid ini relatif kecil karena berdekatan dengan rumah Rasulullah SAW. Dalam bukunya yang berjudul Sejarah Masjid Nabawi dan Kubah Hijau, Zafar Bangash menyatakan bahwa awalnya masjid hanya berukuran sekitar 30×35 meter. Tetapi, seiring berjalannya waktu, masjid kubah hijau mengalami perluasan yang signifikan untuk menampung jumlah jemaah yang terus bertambah.
Pembangunan dan perluasan Kubah Hijau Masjid Nabawi terus berlangsung hingga sekarang. Dalam makalahnya berjudul “Nabi Muhammad SAW dan Urbanisasi Madinah,” Profesor Dr. Spahic Omer mengungkapkan bahwa masjid ini telah berkali-kali diperluas.
Saat ini, ukurannya telah mencapai sekitar 100 kali lebih besar dari ukuran aslinya dan mencakup hampir seluruh area kota tua Madinah. Pada tahun 2012, Raja Abdullah memerintahkan perluasan masjid ini untuk menampung sekitar dua juta jemaah, menjadikannya salah satu masjid terbesar di dunia.
Dikutip dari Arab News, Raja Abdullah telah memerintahkan pemasangan 250 payung otomatis di sekitar Masjid Kubah Hijau yang memiliki luas 143.000 meter persegi. Langkah ini dilakukan untuk melindungi jemaah dari sinar matahari atau hujan, sehingga memberikan kenyamanan bagi mereka yang berkunjung untuk beribadah. Lebih dari 3.200 orang juga bekerja dengan tekun untuk membersihkan masjid secara rutin, memastikan kebersihan dan keindahannya terjaga dengan baik.
Kubah hijau Masjid Nabawi tak hanya menciptakan citra yang mengesankan, tetapi juga merefleksikan nilai-nilai sejarah, spiritual, dan dedikasi umat Muslim. Sebagai tujuan utama bagi jutaan jemaah dari seluruh dunia tiap tahunnya, tempat ini menampilkan kebesaran Islam sebagai agama global melalui megahnya kubah hijau dan luasnya kompleks masjid.
Fakta Menarik Kubah Hijau Masjid Nabawi
Masjid Nabawi, dengan kubah berwarna hijau, adalah situs suci yang dipenuhi dengan fakta menarik yang mencerminkan sejarah dan kebesaran Islam. Salah satu fakta yang paling terkenal adalah Kubah Hijau yang berada di sisi tenggara masjid, menjadi ciri khasnya, dan merupakan tempat makam Nabi Muhammad. Dahulu, kubah ini adalah kamar Aisyah, salah satu istri Nabi.
Kecantikan dan elegansi kubah hijau Masjid Nabawi telah menjadikannya sebagai landmark yang khas dan mengesankan di pusat Kota Madinah. Di samping makam Nabi Muhammad, masjid ini juga menjadi tempat peristirahatan bagi dua sahabat beliau yang amat dihormati, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab.
Kedua makam ini menjadi tempat ziarah dan doa bagi para jemaah yang mengunjungi masjid tersebut. Mereka datang untuk menghormati serta mengenang pengorbanan dan keteladanan para sahabat Nabi yang turut serta dalam memperkokoh agama Islam.
Setiap harinya, ribuan jemaah berduyun-duyun mengunjungi Masjid Nabawi, terutama Raudah, yang dipercayai sebagai tempat paling diberkahi di mana doa-doa dikabulkan. Mereka berbondong-bondong memadati masjid, berlomba-lomba untuk memasuki Raudah, berharap mendapat kesempatan istimewa untuk berdoa di tempat yang dianggap paling afdhal untuk memohon kepada Allah SWT.
Menurut Sultan Ghalib Al Quaiti dalam bukunya yang berjudul “Kota-Kota Suci, Perjalanan Ibadah, dan Dunia Islam,” pemasangan listrik pertama di Masjid Kubah Hijau terjadi pada tahun 1909. Langkah ini dianggap sebagai titik penting dalam perkembangan teknologi serta peningkatan kenyamanan bagi para jemaah yang mengunjungi masjid tersebut. Cahaya lampu yang dinyalakan menghadirkan penerangan yang mengesankan, meningkatkan kecantikan masjid pada malam hari.
Di Masjid Nabawi, kubah hijau, peran muazin juga memiliki sejarah menarik. Bilal bin Rabah, yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad sendiri, adalah muazin pertama. Ia terkenal dengan vokalitasnya dan suara yang merdu. Sekarang, menurut Sheikh Abdul Rahman Khashogji, utama muazin, ada 17 muazin di masjid tersebut, seperti dilaporkan oleh surat kabar Al-Riyadh.
Setiap hari, tiga muazin bergantian mengumandangkan azan dari “Mukabbariyyah,” tempat khusus untuk azan, dan mengulangi takbir yang dilakukan oleh imam saat sholat. Kehadiran mereka menciptakan suasana spiritual yang khusyuk di dalam masjid.
Masjid ini awalnya dikenal sebagai Al-Masjid Al-Nabawis. Dibangun setelah Nabi Muhammad dan para pengikutnya hijrah dari Mekah, menjadikannya masjid kedua di Madinah setelah Masjid Quba. Ini menegaskan peran penting Madinah sebagai pusat kegiatan ibadah Islam. Masjid Nabawi, sebagai lambang kebesaran Islam, menjadi tempat spiritual bagi jutaan umat Muslim dari seluruh dunia.
Demikianlah sejarah kubah hijau Masjid Nabawi di Madinah Al Munawwarah, semoga artikel ini bermanfaat.
Baca juga : 7 Paket Internet Haji Murah