Sejarah Masjid Al Aqsa Dan Bagian-bagiannya

Sejarah Masjid Al Aqsa Dan Bagian-bagiannyaPenting bagi umat Islam untuk memahami sejarah Masjid Al-Aqsa, karena tempat suci ini dicatat dalam Al-Qur’an sebagai lokasi peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang melibatkan Nabi Muhammad SAW. Sejarah Masjid Al Aqsa dan bagian-bagiannya tersaji dalam artikel berikut ini.

Disamping itu, Masjid Al-Aqsa menjadi kiblat awal bagi umat Islam. Meskipun sekarang umat Muslim menghadap Ka’bah saat beribadah, penting untuk dicatat bahwa Masjid Al-Aqsa sebelumnya merupakan kiblat pertama yang diarahkan oleh umat Nabi Muhammad SAW.

Pengetahuan mengenai sejarah Masjid Al-Aqsa sebaiknya dimulai sejak pembangunannya. Sebagai lokasi yang memiliki signifikansi sejarah dan keagamaan bagi umat Islam, penting bagi Anda untuk memahami informasi-informasi historis yang terkait dengan Masjid Al-Aqsa atau Masjidil Aqsa ini.

Sejarah Masjid Al Aqsa

Mengenai asal-usul berdirinya, terdapat berbagai pandangan dalam sejarah Masjid Al-Aqsa. Ada yang berpendapat bahwa masjid ini didirikan oleh Khalifah kedua, Umar bin Khattab, setelah ia tiba di Yerusalem (Palestina). Sementara itu, sejumlah ulama meyakini bahwa Masjidil Aqsa awalnya dibangun oleh malaikat dengan izin Allah SWT. Pendapat ini diperjuangkan oleh tokoh seperti Ibnu Katsir, At-Thabari, dan Al-Qurtubi.

Beberapa ulama lain menyampaikan pandangan yang berbeda mengenai sejarah Masjid Al-Aqsa. Menurut mereka, Masjid Al-Aqsa pertama kali didirikan oleh Nabi Adam AS dan kemudian direnovasi oleh Nabi Ibrahim AS. Setelah masa Nabi Ibrahim, pembangunan masjid ini dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman AS, yang mengubahnya menjadi sebuah bangunan yang megah, kokoh, dan cantik.

Baca juga : Sejarah 7 Tiang Di Raudhah

Sejarah Masjid Al Aqsa memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW. Lebih dari sekadar sebuah tempat ibadah, Masjid Al-Aqsa merupakan lokasi tempat Nabi Muhammad SAW menginap sebelum melakukan perjalanan ke langit ketujuh dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Oleh karena itu, sejarah Masjid Al-Aqsa sering kali dihubungkan dengan peringatan Isra’ Mi’raj.

Peristiwa Isra’ Mi’raj memegang peranan penting dalam agama Islam, karena dari peristiwa ini bermula perintah salat lima kali sehari bagi umat Islam. Tempat suci umat Islam yang tercatat dalam Al-Qur’an dalam kisah Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah Masjid Al-Aqsa, sebagaimana disebutkan dalam ayat 1 surat Al-Isra.

Fakta Sejarah Masjid Al Aqsa

Sejarah dunia yang menakjubkan terdapat di Masjid Al Aqsa. Sebelum mencapai kemegahan yang kita lihat saat ini, masjid ini dahulu digunakan sebagai tempat pembuangan, khususnya pada masa penguasaan Kerajaan Romawi di wilayah Yerusalem.

Pada periode tersebut, Yahudi dilarang masuk ke dalam kota, sehingga orang Romawi menggunakan wilayah masjid ini sebagai tempat pembuangan sampah. Beruntung, Umar bin Khatab, seorang sahabat Rasulullah SAW, berhasil merebut Yerusalem, di mana ia membersihkan sampah-sampah tersebut dan mengundang 70 keluarga untuk kembali ke kota.

Masjid Al-Aqsa berlokasi di Yerusalem, sebuah kota yang memiliki signifikansi agama bagi Islam, Kristen, dan Yahudi. Terletak di Tanah Suci Yerusalem, masjid ini pernah menjadi pusat perselisihan antara ketiga agama tersebut, dan mengalami kerusakan berulang kali akibat peperangan. Selain itu, gempa bumi pada abad ke-7 juga menyebabkan kerusakan parah pada Masjid Al-Aqsa.

Banyak orang keliru mengenai Masjid Al-Aqsa, seringnya disamakan dengan Jami’ Al-Aqsha atau Masjid Al-Qibli. Jami’ Al-Aqsha merupakan masjid berdome biru yang terletak di bagian selatan kompleks Masjidilaqsa.

Masjidilaqsa adalah nama kompleks tersebut, yang melibatkan tidak hanya Jami’ Al-Aqsha (bangunan berkubah biru), tetapi juga Kubah Shakhrah (bangunan berkubah emas) dan berbagai situs lainnya. Kompleks ini terdiri dari empat bangunan utama: Kubah Batu (Dome of Rock), Masjid Al-Qibli, Masjid Buraq, dan Masjid Marwani.

Bagian-bagian Masjid Al Aqsa

Sejarah Masjid Al Aqsa Dan Bagian-bagiannya-Kompleks Masjidilaqsa memiliki luas total sekitar 144.000 meter persegi dan mampu menampung 400.000 jemaah. Beberapa struktur yang terdapat di dalam kompleks Masjidilaqsa meliputi:

  1. Majid Al Qibli

Masjid Al-Qibli atau Jami’ Al-Aqsha merupakan tempat ibadah yang terletak di bagian selatan Masjidilaqsa. Ciri utama bangunan ini adalah kubah berwarna biru keabu-abuan. Dengan luas sekitar 35.000 meter persegi, masjid ini mampu menampung sekitar 5.000 jemaah.

  1. Kubah Shakhrah

Kubah Shakhrah atau Kubah Batu merupakan struktur berbentuk persegi delapan dengan kubah emas yang berdiri di pusat Masjidilaqsa. Diperkirakan bangunan ini dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Bani Umayah Abdul Malik dan putranya, Al-Walid I.

Bangunan ini melindungi sebuah batu (shakhrah) yang disebut Even ha-Shtiyya atau Batu Fondasi dalam keyakinan umat Yahudi, menjadi situs paling suci dalam kepercayaan mereka. Di seluruh dunia umat Yahudi berdoa mengarah ke batu tersebut. Di sisi lain, beberapa ulama meyakini bahwa batu ini juga merupakan titik di mana Nabi Muhammad berpijak saat peristiwa Isra’ Mi’raj dalam pandangan mereka.

  1. Musala Al Marwani

Musala Al-Marwani, yang terletak di bagian tenggara Masjidilaqsa, adalah ruangan bawah tanah seluas 500 meter persegi yang dijadikan tempat salat. Pada Desember 1996, tempat ini mulai digunakan untuk salat setelah dilakukan penambahan penerangan dan ubin. Musala Al-Marwani, menjadi tempat salat terluas di Masjidilaqsa, bahkan melebihi kapasitas Jami’ Al-Aqsha sendiri, mampu menampung hingga 10.000 jemaah.

  1. Kubah Mikraj

Kubah Mikraj merupakan sebuah struktur mandiri yang berlokasi di utara Kubah Shakhrah. Pembangunan ini diperintahkan oleh Tentara Salib sebagai bagian dari kompleks Templum Domini, kemungkinan besar difungsikan sebagai tempat baptisan.

  1. Kubah Silsilah

Kubah Silsilah atau Kubah Rantai merupakan sebuah kubah mandiri yang berlokasi di sebelah timur Kubah Shakhrah. Khalifah Umayah, Abdul Malik, mendirikan kubah ini pada tahun 691.

  1. Kubah Nabi

Kubah Nabi atau Kubah Jibril terletak di bagian utara Masjidilaqsa, berfungsi lebih sebagai monumen simbolis daripada bangunan keagamaan. Beberapa orang menyatakan bahwa Kubah Nabi dianggap sebagai tempat di mana Nabi Muhammad berdiri untuk memimpin salat jamaah bersama para Nabi selama peristiwa Isra Mikraj.

  1. Al Mawazin

Al-Mawazin terdiri dari delapan gerbang independen yang berdiri mengelilingi Kubah Batu. Setiap gerbang terbentuk dari dua hingga empat lengkungan.

  1. Museum Islam

Museum Islam ini berlokasi berdekatan dengan Masjid Jami’ Al-Aqsha. Awalnya, tempat ini berfungsi sebagai ruang pertemuan bagi Madrasah Fakhruddin Muhammad, sebuah madrasah yang didirikan pada tahun 1282 M oleh Al-Mansur Qalawun, Sultan Mamluk Mesir. Pada tahun 1923, tempat tersebut diubah menjadi museum.

  1. Air Mancur Qayt Bay

Air mancur Qayt Bay merupakan air mancur umum yang berlokasi di bagian barat Masjidilaqsa, sekitar lima puluh meter sebelah barat Kubah Shakhrah. Konstruksi air mancur ini dimulai pada tahun 1455 atas perintah Sultan Mesir, Al-Ashraf Saifuddin Enal, dan kemudian direnovasi oleh penerusnya, Sultan Qayt Bay.

  1. Air Mancur Qasim Pasya

Air mancur Qasim Pasya, yang disebut juga Air Mancur Jeruk Pahit, merupakan fasilitas air mancur yang berfungsi sebagai tempat wudu dan minum. Lokasinya terletak di pelataran barat Masjidilaqsa, di Kota Lama Yerusalem, berdiri megah di depan Gerbang Silsilah.

  1. Menara Masjid

Masjid ini dilengkapi dengan empat menara yang terletak di sisi selatan, utara, dan barat. Menara pertama, yang disebut Al-Fakhariyyah, didirikan pada tahun 1278 di bagian barat daya masjid. Menara kedua, bernama Al-Ghawanimah, dibangun di sisi barat laut kompleks Al-Aqsa antara tahun 1297 dan 1298. Menara ketiga, dikenal sebagai Bab As-Silsilah, terletak di sisi barat Jami’ Al-Aqsha. Menara ini, mungkin dibangun untuk menggantikan menara Umayah sebelumnya, memiliki bentuk persegi dan sepenuhnya terbuat dari batu, mengikuti gaya tradisional Suriah.

  1. Tembok Ratapan

Tembok Ratapan, bagian barat dari Masjidilaqsa, awalnya dibangun setelah perluasan Bait Suci kedua. Suci dianggap karena merupakan sisa dari tembok kuno yang merupakan bagian dari Bait Suci kedua. Bagi umat Yahudi, tempat ini adalah tempat berdoa. Terkadang, disebut juga sebagai Tembok Burak, karena diyakini sebagai tempat di mana burak diikat selama peristiwa Isra Mi’raj.

Itulah sejarah Masjid Al Aqsa dan bagian-bagiannya yang perlu kita ketahui, semoga menambah wawasan tentang sejarah Islam di masa lalu.

Baca juga : Kisah Abdurrahman Bin Auf Dan Keteladanannya

Shares
Butuh Bantuan ?