Sejarah Masjid Baiat di Mekkah

sejarah masjid baiat di mekkahMekkah, kota suci yang menjadi saksi perjalanan panjang dakwah Islam. Di antara berbagai tempat bersejarahnya, ada satu lokasi yang memiliki peran penting dalam sejarah Islam, yaitu Masjid Baiat. Meskipun mungkin tidak sepopuler Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, Masjid Baiat memiliki cerita yang sarat dengan nilai kesetiaan, pengorbanan, dan komitmen para sahabat Rasulullah ﷺ dalam membela Islam. Yuk, kita telusuri sejarah Masjid Baiat di Mekkah ini dan kisahnya yang menarik di balik masjid ini!

Apa Itu Masjid Baiat?

Masjid Baiat adalah tempat yang diyakini sebagai lokasi terjadinya Perjanjian Aqabah. Perjanjian ini terjadi antara Rasulullah ﷺ dan sekelompok penduduk Yatsrib (yang kemudian dikenal sebagai Madinah). Perjanjian ini terbagi menjadi dua tahap: Baiat Aqabah Pertama dan Baiat Aqabah Kedua.

Masjid Baiat terletak di Mina, dekat dengan Jamarat, tempat jamaah haji melontar jumrah. Meskipun kini tidak banyak yang tahu tentang lokasi ini, keberadaan Masjid Baiat tetap menjadi pengingat penting akan perjuangan awal umat Islam.

Latar Belakang Perjanjian Aqabah

Pada masa awal dakwah Islam, Rasulullah ﷺ menghadapi banyak tantangan di Mekkah. Penduduk Quraisy menentang keras ajaran Islam dan bahkan menyiksa para pengikutnya. Dalam situasi yang sulit ini, Rasulullah ﷺ terus mencari dukungan dari berbagai kabilah Arab.

Pada tahun ke-11 kenabian, saat musim haji, sekelompok kecil penduduk Yatsrib bertemu dengan Rasulullah ﷺ di Aqabah, sebuah tempat di Mina. Mereka tertarik dengan ajaran Islam dan akhirnya bersedia berjanji setia (baiat) kepada Rasulullah ﷺ. Inilah yang dikenal sebagai Baiat Aqabah Pertama.

Baiat Aqabah Pertama

Pada Baiat Aqabah Pertama, sebanyak 12 orang dari suku Aus dan Khazraj (dua suku besar di Yatsrib) berjanji untuk:

  1. Tidak menyekutukan Allah.
  2. Tidak mencuri, berzina, atau membunuh anak-anak mereka.
  3. Tidak berdusta atau berbuat keburukan.
  4. Taat kepada Rasulullah ﷺ dalam kebaikan.

Baiat ini menjadi titik awal persahabatan antara Rasulullah ﷺ dan penduduk Yatsrib, yang kelak dikenal sebagai Kaum Anshar.

Baca juga : Sejarah Masjid Namirah di Arafah Arab Saudi

Baiat Aqabah Kedua

Setahun setelah Baiat Aqabah Pertama, pada musim haji berikutnya, jumlah orang Yatsrib yang datang bertambah menjadi 75 orang, termasuk dua perempuan. Mereka bertemu Rasulullah ﷺ secara rahasia di Aqabah pada malam hari.

Dalam Baiat Aqabah Kedua, mereka berjanji untuk:

  1. Membela Rasulullah ﷺ seperti mereka membela keluarga sendiri.
  2. Siap menghadapi segala risiko, termasuk peperangan dengan Quraisy.
  3. Melindungi Rasulullah ﷺ jika beliau hijrah ke Yatsrib.

Perjanjian ini menandai kesiapan penduduk Yatsrib untuk menerima Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, serta menjadi tonggak penting dalam sejarah hijrah.

Kisah Kesetiaan dan Pengorbanan Para Sahabat

Baiat di Aqabah bukanlah perjanjian biasa. Ini adalah bentuk komitmen total dari para sahabat yang siap mempertaruhkan segalanya demi Islam. Bayangkan, mereka tahu bahwa dengan berjanji setia kepada Rasulullah ﷺ, mereka akan menjadi musuh Quraisy. Tapi, mereka tetap teguh pada keputusan mereka.

Setelah Baiat Aqabah Kedua, ancaman dari Quraisy semakin meningkat. Para sahabat di Mekkah mengalami tekanan yang luar biasa. Namun, mereka tidak gentar. Mereka mulai berhijrah secara bertahap ke Yatsrib, meninggalkan rumah, harta, dan keluarga demi menyelamatkan iman mereka.

Kisah kesetiaan ini juga terlihat dalam pengorbanan Kaum Anshar. Mereka menyambut Muhajirin (para sahabat yang hijrah) dengan tangan terbuka. Bahkan, mereka rela berbagi rumah, makanan, dan harta mereka demi membantu saudara-saudara seiman.

Hijrah ke Madinah: Awal Baru bagi Umat Islam

Baiat di Aqabah menjadi titik balik dalam perjalanan dakwah Islam. Setelah perjanjian ini, Rasulullah ﷺ memutuskan untuk berhijrah ke Yatsrib. Peristiwa hijrah ini bukan hanya sekadar pindah tempat, tetapi juga menjadi awal berdirinya komunitas Muslim yang kuat di Madinah.

Di Madinah, Islam tumbuh dan berkembang pesat. Rasulullah ﷺ memimpin umat dengan bijaksana, menyatukan suku-suku yang sebelumnya sering bertikai, dan membangun negara Islam pertama yang berlandaskan syariat.

Masjid Baiat: Saksi Bisu Sejarah

Masjid Baiat mungkin tidak sebesar atau semegah masjid-masjid lainnya di Mekkah, tetapi nilai sejarahnya sangat besar. Tempat ini mengingatkan kita akan pentingnya kesetiaan, pengorbanan, dan komitmen dalam memperjuangkan kebenaran.

Meskipun saat ini Masjid Baiat tidak selalu menjadi tujuan utama ziarah, mengunjunginya bisa menjadi pengalaman spiritual yang mendalam. Kita bisa merenungkan bagaimana perjuangan para sahabat dalam menghadapi tantangan dakwah, dan bagaimana mereka tetap setia kepada Rasulullah ﷺ dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Pelajaran dari Sejarah Masjid Baiat

Dari kisah Masjid Baiat dan Perjanjian Aqabah, ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil:

  1. Kesetiaan adalah kunci keberhasilan. Para sahabat menunjukkan bahwa kesetiaan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah fondasi yang kokoh dalam menghadapi segala ujian.
  2. Pengorbanan membawa keberkahan. Kaum Anshar rela berkorban demi membantu Muhajirin, dan pengorbanan mereka membawa keberkahan bagi umat Islam di Madinah.
  3. Kepemimpinan yang bijaksana menguatkan umat. Rasulullah ﷺ memimpin dengan penuh kasih sayang dan keadilan, menyatukan umat yang sebelumnya terpecah belah.

Sejarah Masjid Baiat di Mekkah-Masjid Baiat di Mekkah adalah simbol dari kesetiaan dan pengorbanan para sahabat dalam memperjuangkan Islam. Meskipun kecil dan mungkin kurang dikenal, masjid ini menyimpan cerita besar tentang bagaimana umat Islam pertama kali membangun fondasi yang kokoh untuk agama yang kita anut hari ini. Mari kita ambil inspirasi dari kisah ini untuk terus berpegang teguh pada iman, berani berkorban, dan tetap setia dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim.

Baca juga : Sejarah Masjid Syajarah di Mekah

Shares
Butuh Bantuan ?