Seringkali, perjalanan ibadah umroh disertai dengan kunjungan ke berbagai destinasi wisata, dan melakukan keduanya akan memberikan pengalaman yang lebih berkesan. Salah satu pilihan wajib yang tidak boleh dilewatkan dari deretan destinasi wisata adalah Masjid Bilal bin Rabah. Berikut ini sejarah Masjid Bilal bin Rabbah di Madinah tersaji dalam artikel ini.
Terletak di distrik Abdul Muhsin bin Abdul Aziz, Qurban, Madinah, destinasi wisata ini memiliki lokasi yang sangat strategis untuk dikunjungi. Karena berjarak hanya tiga blok bangunan dari Masjid Nabawi, lebih tepatnya di sebelah selatannya. Saat Anda mengunjungi tempat ini, Anda akan membawa pulang kenangan yang tak terlupakan. Selain merasakan kenyamanan beribadah, Anda juga akan merenung tentang sejarah Islam, khususnya perjuangan sahabat terhormat, sang muadzin pertama dalam perkembangan Agama Islam.
Selain berlokasi dekat dengan Masjid Nabawi, terdapat banyak alasan lain untuk mengunjungi Masjid Bilal bin Rabah. Terutama karena masjid ini berdiri di kota bersejarah yang menjadi saksi perjuangan Rasulullah SAW, mirip dengan Masjid Quba. Dibangun sebagai tanda penghormatan kepada sahabat Nabi Muhammad SAW, masjid ini bahkan didirikan di lokasi yang dulunya merupakan rumah Bilal sendiri. Ini adalah bukti yang memperkuat kenangan akan kesetiaan Bilal bin Rabbah yang tak pernah lelah mendampingi Rasulullah Saw dalam menegakkan Agama Islam.
Membuat masjid ini menjadi destinasi wisata religi umroh mengharuskan kita untuk mengenang kembali sejarahnya. Ini adalah sejarah dari seorang sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah SAW, seorang sahabat yang cintanya tidak pernah pudar, baik dalam kesulitan maupun dalam kehidupan yang mulia dalam Islam.
Asal Usul Bilal bin Rabbah
Sejarah Masjid Bilal Bin Rabbah-Bilal bin Rabah adalah seorang sahabat yang berasal dari kalangan budak tepatnya dari Habasyah dan memeluk Islam pada awal masa kenabian. Meskipun dia adalah seorang budak, kecerdasannya luar biasa dalam memahami kebenaran, yaitu bahwa di atas segala hal, Allah Ta’ala adalah Yang Maha Kuasa.
Baca juga : Sejarah Masjid Abu Bakar Shiddiq
Bilal dilahirkan di wilayah As-sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Oleh karena itu, diperkirakan bahwa dia memeluk Islam saat berusia sekitar 30 tahun. Ayahnya, Rabah, adalah seorang budak. Sementara itu, ibunya adalah Hamamah, seorang budak perempuan berkulit gelap yang tinggal di Mekah. Karena situasi ibunya, beberapa orang menyebut Bilal dengan sebutan anak perempuan berkulit hitam.
Dalam catatan sejarah, Bilal bin Rabah dikenal sebagai seorang sahabat yang pernah merasakan penyiksaan. Namun, suatu hari, Abu Bakar As-Shidiq membeli dan memerdekakannya. Sejak saat itu, keberaniannya dalam menyebarkan dakwah semakin tak terbendung.
Di samping itu, karena suaranya yang merdu dan jernih, Rasulullah Saw menjadikan dia sebagai muadzin pertama dalam Islam. Bahkan, julukan “Muadzin Rasulullah” pun diberikan kepadanya. Selain memanggil orang untuk shalat, beliau juga memanggil saat pembebasan kota Makkah, dan beliau mengumandangkan adzan sambil berdiri di atas bangunan Ka’bah.
Setelah wafatnya Rasulullah Saw, sahabat ini segera berhenti melantunkan adzan. Meskipun mencoba beberapa kali, suaranya berubah menjadi tangisan ketika sampai pada kata “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”. Tindakan ini mencerminkan seberapa besar rasa cintanya kepada Nabi Muhammad SAW.
Setelah insiden tersebut, Bilal bin Rabah memohon izin kepada Abu Bakar Ash-Shidiq untuk meninggalkan Kota Madinah. Akhirnya, ia menetap di Syria hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di sana.
Sebagai tanda penghormatan kepada jasanya, sebuah masjid didirikan di atas tanah yang dulunya menjadi tempat tinggal seorang sahabat terdekat Rasulullah. Masjid ini kemudian dinamai Masjid Bilal Bin Rabah.
Lokasinya hanya berjarak tiga blok bangunan di sebelah selatan pelataran kompleks Masjid Nabawi setelah dilakukan perluasan. Saat ini, Masjid Bilal Bin Rabah, yang merupakan tempat muadzin Nabi Muhammad SAW di Arab Saudi, dalam kondisi terbaru.
Fakta Unik Masjid Bilal Bin Rabbah
Mirip dengan tujuan wisata lainnya, Masjid Bilal bin Rabah juga memiliki sejumlah fakta menarik dan unik yang patut diketahui. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya:
-
Bilal New Market
Salah satu hal yang menarik perhatian adalah adanya pusat perbelanjaan di dalam kompleks masjid. Pusat perbelanjaan ini dikenal dengan nama Bilal New Market dan menyediakan beragam produk khas Arab Saudi.
Salah satu pilihan favorit di antara pengunjung adalah sorban, yang sering dibeli oleh para jamaah umroh sebagai oleh-oleh atau kenang-kenangan. Selain itu, berbagai jenis sorban dengan keunikan tersendiri juga tersedia bagi orang lain.
Penggabungan masjid dengan pusat perbelanjaan telah menjadi praktik umum di Arab Saudi. Bahkan selama kehidupan Rasulullah SAW, pedagang dapat ditemukan di sekitar Masjid Nabawi. Ini menggambarkan upaya untuk memudahkan masyarakat dalam menjalankan aktivitas ekonomi dan ibadah secara bersamaan.
-
Arsitektur Masjid
Jika dilihat dari eksterior, Masjid Bilal bin Rabah memiliki ciri khas yang berbeda dari masjid-masjid lain di kota Madinah. Meskipun desainnya sederhana, namun tetap memiliki unsur estetika yang memukau, mencerminkan kehebatan arsitek yang merancangnya.
Ketika Anda memasuki masjid, enam rangka besi berwarna emas bergantung di langit-langitnya, siap untuk menyambut Anda. Di dalam setiap cincin terdapat lampu yang meningkatkan kesan estetik.
Di samping itu, penggunaan karpet dominan merah dengan sentuhan sedikit keemasan semakin mempercantik ruangan. Jika Anda menggunakannya untuk beribadah, karpet ini terasa sangat lembut dan empuk, memberikan kenyamanan bagi siapa pun yang datang berkunjung.
-
Sebagai Penghargaan
Sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Bilal bin Rabah, pemilihan masjid bukan hanya unik tetapi juga sangat tepat. Meskipun dunia menghargai pencapaian dengan medali emas, masjid tetap menjadi yang paling berharga bagi umat Islam.
Dengan menjadikan masjid sebagai sebuah monumen penghargaan, berarti pahala akan terus mengalir kepada Bilal bin Rabah meskipun beliau telah meninggalkan dunia. Ketika masjid terus digunakan untuk ibadah, hal ini akan tetap berlangsung. Terutama saat kebaikan dan perjuangannya menjadi inspirasi bagi generasi Muslim. Kebaikan yang menginspirasi juga akan terus menghasilkan pahala jariyah.
-
Akses Ke Masjid
Keunikan yang paling mencolok di masjid ini adalah akses menuju ke masjid. Berbeda dari kebanyakan masjid lainnya, pengunjung harus melewati lorong-lorong yang dihiasi dengan ruko dan toko-toko sebelum sampai ke masjid. Hal ini tanpa diragukan lagi menciptakan pengalaman yang unik, di mana perjalanan beribadah diiringi dengan pemandangan beragam dagangan.
Selain melalui lorong-lorong, pengunjung juga harus menaiki tangga. Ini karena ruang utama masjid yang digunakan untuk shalat terletak di lantai dua. Meskipun memerlukan usaha ekstra, kelelahan akan terbayar dengan keindahan ornamen masjid yang memukau.
Menempatkan ruang utama di lantai atas bukan hanya sebagai tanda penghormatan, tetapi juga memiliki nilai tambah. Pendekatan ini dirancang untuk menarik perhatian pengunjung dan mendorong mereka untuk tertarik serta membeli produk yang ditawarkan. Seandainya ruang utama ditempatkan di lantai bawah, kemungkinan besar pengunjung tidak akan melihat produk unik tersebut.
-
Tetap Ramai Dikunjungi
Walaupun dekat dengan Masjid Nabawi, jumlah pengunjung masjid ini tetap tinggi. Bukan hanya pedagang yang datang untuk menunaikan shalat di sana, tetapi juga banyak orang yang tertarik untuk menyaksikan dan menghargai momen ibadah di lokasi tersebut.
Terutama saat jamaah umroh berkunjung pada momen tertentu, mereka menjadikan destinasi ini sebagai favorit mereka, karena sebagai destinasi wisata, jamaah umroh dari berbagai negara memilihnya.
Itulah beberapa fakta unik tentang Masjid Bilal Bin Rabbah di Madinah. Sebagai tujuan wisata, keunikan ini tentu akan dinilai berbeda oleh setiap pengunjung. Pengelola juga berkomitmen untuk terus melakukan perubahan dan perbaikan yang dapat mempengaruhi keunikan tempat ini.
Demikianlah cerita singkat tentang sejarah Masjid Bilal bin Rabbah yang akan mendorong Anda untuk mengunjungi masjid yang didirikan atas namanya. Ketika Anda tiba di sana, Anda akan menemukan kisahnya yang lebih komprehensif, baik dari warga sekitar maupun dari sumber-sumber yang tersedia.
Baca juga : Sejarah Masjid Ghamamah Di Madinah