Sejarah Lempar Jumroh Saat Ibadah Haji

Sejarah Lempar Jumroh Saat Ibadah HajiMelempar jumrah merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang wajib dilakukan oleh setiap jemaah. Dalam sejarah Islam, melempar jumrah pertama kali dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS sebagai upaya untuk mengusir iblis terkutuk yang berusaha mengganggu dan mencelakakan dirinya serta keluarganya. Inilah sejarah lempar jumroh saat ibadah haji selengkapnya.

Saat melaksanakan ibadah haji, ritual lempar jumrah bukan sekadar melemparkan batu kecil ke tiang. Di balik kesederhanaan gerakannya, terkandung makna filosofis yang mendalam. Tiang yang menjadi sasaran lemparan melambangkan iblis dan hawa nafsu yang selalu berusaha menggoda manusia untuk terjerumus pada dosa dan maksiat.

Dikutip dari buku Sejarah Ibadah yang disusun oleh Syahruddin El-Fikri, disebutkan bahwa kegiatan melempar batu-batu kecil pada tiang jamarat dilakukan untuk meneladani tindakan Nabi Ibrahim AS di masa lalu, ketika ia digoda oleh iblis untuk melanggar perintah Allah.

Sejarah Melempar Jumroh

Diriwayatkan ketika Nabi Ibrahim AS menerima perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail AS, iblis datang dan berusaha keras menggoda serta mengganggu Nabi Ibrahim AS agar mengurungkan niatnya.

Nabi Ibrahim AS tetap teguh pada keyakinannya segera menyadari bahwa upaya iblis itu bertujuan untuk menggoda dan membuatnya tidak menaati perintah Allah SWT. Oleh karena itu, ketika iblis kembali mengganggunya, Nabi Ibrahim AS mengambil tujuh batu dan melemparkannya ke arah iblis. Lemparan pertama ini disebut jumrah Ula (pertama).

Baca juga : 10 Amalan Di Bulan Dzulhijjah Yang Banyak Pahalanya

Karena gagal menghasut Nabi Ibrahim AS, iblis kemudian mencoba dengan licik membujuk istri Nabi Ibrahim, Siti Hajar, agar menghalangi penyembelihan putra kesayangan mereka. Siti Hajar dengan tegas menolak hasutan tersebut dan melempari iblis dengan batu. Tempat ini dikenal sebagai lokasi melontar jumrah Wustha (pertengahan).

Iblis mencoba menggoda anak mereka, Ismail AS, yang dianggap masih lemah keimanannya, tetapi usahanya sia-sia. Ismail AS teguh pada keyakinannya bahwa perintah langsung dari Allah SWT harus dipatuhi.

Seperti kedua orang tuanya, Ismail AS pun melempari iblis dengan batu. Pelemparan ini dikenal sebagai jumrah Aqabah. Berkat keteguhan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, mereka berhasil menghadapi dan melewati ujian dari Allah SWT.

Karena itu, Allah mempersembahkan penyembelihan Ismail AS. Dengan kekuasaan-Nya yang tak terhingga, Allah menggantikan Ismail AS dengan seekor domba. Inilah yang menjadi dasar lempar jumrah yang terus dilakukan dalam ibadah haji sebagai lambang kemenangan manusia atas godaan setan yang terkutuk.

Tata Cara Lempar Jumroh

Penglemparan jumroh dilaksanakan selama hari-hari tasyrik, yaitu pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam hanya menglempar jumroh aqabah. Sementara pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, umat Islam melempar ketiga jumrah secara berturut-turut, dimulai dari jumrah ula, wustha, hingga aqabah.

Penglemparan jumrah dilaksanakan sesudah matahari tenggelam hingga sebelum matahari terbenam. Setiap jumrah dilempar dengan tujuh batu kerikil berukuran sebesar kacang arab atau kurma, yang diambil dari Mina atau tempat yang halal.

Umat Islam diwajibkan melempar jumrah dengan tangan kanan menghadap arah Ka’bah. Sebelum melempar setiap batu, mereka harus membaca “Bismillah” dan “Allahu Akbar”. Setelah melempar setiap jumrah, kecuali jumrah Aqabah, disarankan bagi umat Islam untuk berdoa menghadap Ka’bah.

Makna Lempar Jumroh

Melempar jumroh adalah lambang penolakan terhadap godaan iblis dan dorongan hawa nafsu yang menghalangi manusia dari ibadah kepada Allah SWT. Melalui tindakan ini, umat Islam menunjukkan ketaatan dan kepatuhan kepada Allah SWT serta mengikuti contoh Nabi Ibrahim AS dan keluarganya.

Selain itu, melempar jumroh juga melambangkan perjuangan umat Islam melawan kejahatan dan kefasikan di dunia ini. Umat Islam diharapkan teguh dan berani dalam menentang segala bentuk kesesatan dan ketidakadilan yang dapat merusak akidah dan moral.

Melontar jumroh juga menjadi ungkapan terima kasih kepada Allah SWT atas anugerah-Nya kepada umat Islam, yakni kesempatan untuk menjalani ibadah haji sebagai salah satu rukun Islam. Dengan melontar jumrah, umat Islam menyatakan pemenuhan kewajiban mereka sebagai hamba Allah SWT.

Demikianlah sejarah lempar jumroh saat ibadah haji. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi Anda yang ingin mendalami lebih jauh tentang ibadah haji.

Baca juga : Sejarah Kubah Hijau Masjid Nabawi Di Madinah

Shares
Butuh Bantuan ?