Memahami tata cara umrah sesuai dengan sunnah sangat penting bagi umat Islam yang berencana melaksanakan ibadah ini. Umrah merupakan suatu bentuk ibadah yang dilakukan di kota suci Mekkah. Karena memiliki serangkaian ritual yang mirip, umrah sering disebut sebagai haji kecil. Dalam artikel berikut ini akan diulas 11 tata cara umrah sesuai sunnah.
Umrah ialah bentuk ibadah yang dilaksanakan di Baitullah atau Kakbah, dan pelaksanaannya dapat dilakukan pada waktu yang tidak termasuk dalam waktu makruh. Tujuan utamanya adalah mencari ridho Allah SWT dan mencontoh tindakan Rasulullah SAW dengan menjalankan tata cara umrah sesuai dengan sunnah.
Tata cara pelaksanaan umrah sesuai sunnah memiliki perbedaan dengan haji. Beberapa kegiatan khusus dalam haji tidak diperlukan dalam pelaksanaan umrah sesuai sunnah. Oleh karena itu, setiap muslim yang berkeinginan menjalankan umrah perlu memahami prosedur yang sesuai dengan sunnah.
Tata Cara Umrah Sesuai Sunnah
Tata cara pelaksanaan umrah sesuai dengan sunnah mencakup berbagai ritual, bacaan, dan ketentuan yang harus dipatuhi. Adapun 11 tata cara umrah sesuai sunnah adalah sebagai berikut :
-
Niat dan persiapan sebelum ihram
Prosedur umrah yang sesuai sunnah dimulai dengan membaca niat dan mengenakan pakaian ihram. Miqat, yang merupakan titik awal bagi jamaah yang akan melaksanakan umrah, terletak di Madinah. Saat berada di Miqat, jamaah umrah melakukan persiapan dengan mandi, mengenakan pakaian ihram, berwudhu, dan melaksanakan sholat sunnah ihram sebanyak 2 rakaat.
-
Berihram
Pakaian ihram pria terdiri dari dua lembar kain non-jahit yang digunakan untuk menutup aurat bagian bawah, dengan satu kain diselendangkan. Sementara itu, pakaian ihram wanita melibatkan penutupan seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Disarankan agar warna pakaian ihram adalah putih. Setelah mengenakan pakaian ihram, dilanjutkan dengan membaca niat ibadah umrah:
لَبَّيْكَ اللَّـهُمَّ عُمْرَةً
yang artinya :
“Aku sambut panggilanMu ya Allah untuk menjalankan umrah”.
Ihram dapat dilakukan dengan menyatakan niat secara batin atau verbal, dengan mengucapkan kalimat berikut secara lisan atau dalam hati,
نَوَيْتُ العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بعُمْرَة
Setelah mengenakan ihram, jamaah harus mematuhi beberapa larangan, antara lain:
Bagi pria, tidak diperbolehkan:
- Mengenakan pakaian biasa
- Menggunakan alas kaki yang menutupi mata kaki
- Menutup kepala dengan peci, topi, dan sejenisnya
Bagi wanita, tidak diperbolehkan:
- Mengenakan kaos tangan
- Menutup muka
Baik bagi pria maupun wanita, dilarang:
- Menggunakan wangi-wangian
- Memotong kuku, mencukur, atau mencabut rambut/bulu
- Memburu atau mematikan binatang apapun
- Menikah, menikahkan, atau meminang wanita untuk dinikahi
- Bermesraan atau berhubungan intim
- Mencaci, bertengkar, atau mengeluarkan kata-kata kotor
- Memotong tanaman di sekitar Mekah
Baca juga : Sejarah Pembangunan Ka’bah Dari Zaman Ke Zaman
-
Kalimat persyaratan
Jika ada kekhawatiran tidak dapat menyelesaikan ibadah umrah karena sakit atau hambatan lainnya, maka diperbolehkan menyatakan syarat setelah mengucapkan kalimat ihram dengan cara membacanya :
اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي
Dengan menyatakan ketentuan ini, jika seseorang mengalami hambatan dalam melaksanakan manasiknya, maka diperkenankan untuk melakukan bertahallul dan tidak diwajibkan membayar dam.
-
Kalimat Talbiyah
Kemudian, para jemaah dapat meningkatkan jumlah pengulangan kalimat talbiah sambil memperkuat suara untuk laki-laki dan dengan suara yang lembut untuk wanita, hingga mereka mencapai Ka’bah ketika memulai Tawaf. Berikut adalah bacaan yang dimaksud :
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ
“Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”
-
Menuju Masjidil Haram
Sebelum memasuki kota Makkah, disarankan bagi jemaah untuk mandi jika memungkinkan. Selanjutnya, saat memasuki Masjidil Haram, disarankan menggunakan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid.
أَعُوْذُ بِاللهِ العَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
-
Menuju Hajar Aswad
Langkah selanjutnya dalam pelaksanaan umrah sesuai sunnah adalah mendekati Hajar Aswad, menghadapnya, sambil mengucapkan takbir. Jemaah juga dapat mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya.
Tetapi, jika tidak dapat dilakukan, para jemaah umrah hanya perlu menunjukkan isyarat kepada Hajar Aswad dengan tangan kanan tanpa perlu mencium tangan yang memberikan isyarat.
-
Tawaf
Tawaf dimulai dan berakhir di Hajar Aswad. Selama melakukan tawaf, tidak ada bacaan khusus pada setiap putaran, tetapi jemaah diperbolehkan membaca Al-Qur’an, berdoa, atau mengingat Allah sesuai dengan keinginannya.
Usai melakukan Tawaf, para jamaah pria dapat menutup kedua pundak mereka dan melangkah menuju Maqam Ibrahim sambil membacakan ayat 125 dari surah Al-Baqarah.
Setelah tiba di tempat tersebut, disarankan bagi jemaah untuk melaksanakan shalat sunnah tawaf dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Selanjutnya, disarankan juga untuk minum air Zamzam dan menuangkan sedikitnya ke kepala.
-
Kembali ke Hajar Aswad
-
Menuju Bukit Shafa
Para jemaah bergerak menuju Bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i umrah. Ketika mendekati Shafa, disarankan untuk membaca surah Al Baqarah ayat 158.
Saat berada di puncak Bukit Safa dan menghadap ke arah Ka’bah hingga melihatnya, disarankan bagi jemaah untuk mengucapkan doa takbir sebanyak tiga kali. Setelah itu, mereka disarankan membaca doa berikut:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
-
Menuju ke Bukit Marwah
Langkah berikutnya adalah, para jemaah turun dari Safa dan melangkah menuju Bukit Marwah. Disarankan untuk berlari-lari kecil di antara dua tanda lampu hijau di Mas’a atau area sa’i bagi laki-laki, yang kemudian dapat melanjutkan perjalanan dengan berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya.
Setibanya di Marwah, para jemaah memiliki kesempatan untuk mengulang langkah-langkah yang telah dilakukan ketika berada di Safa. Setelah itu, mereka menuruni Marwah dan kembali naik ke Safa. Proses ini diulang sebanyak tujuh kali putaran dengan akhirnya di Marwah.
-
Tahallul
Setelah menyelesaikan sa’i, para jemaah umrah memiliki opsi untuk melakukan tahallul dengan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul, yang merupakan pilihan yang lebih disukai. Wanita dapat memotong rambut mereka sepanjang satu ruas jari. Pada tahap ini, serangkaian prosedur umrah selesai dilaksanakan.
Demikianlah 11 tata cara umrah sesuai sunnah, semoga bermanfaat bagi jamaah yang hendak berangkat ke Baitullah.
Baca juga : Peran Wali Songo Dalam Penyebaran Agama Islam Di Indonesia