Paket Umrah Terdekat Lebak Bulus
Setiap umat muslim TENTU merindukan untuk dapat Beribadah umroh dan mengunjungi Tanah Suci Mekkah dan Madinah.
Kami telah memiliki pengalaman dan jam terbang dalam melayani jamaah umroh ke Baitullah.
Dengan 5 Pasti :
* Travel berizin Kemenag
* Penerbangan
* Jadwal
* Visa
* Hotel Bintang 4/5
Paket Umrah Terdekat Lebak Bulus
Kami Membantu Anda memastikan perjalanan Umroh Anda Berjalan Lancar termasuk :
* Pengurusan Visa
* Hotel dan Makanan
* Rencana Perjalanan
Serta Kebutuhan Ibadah seperti :
* Baju Ihram, Seragam
* Koper
* Buku Panduan
* Dan tidak lupa air zam-zam untuk dibawa pulang
Untuk itulah Kabian Tours and Travel hadir untuk Anda.
Segera Hubungi Kami Sekarang Juga Untuk Mewujudkan Impian Ibadah Umroh yang nyaman untuk Anda.
The Best Operator
* Umroh
* Turkey
* Wisata Halal
* Private Tour & Ticketing
Sejarah Kota Jeddah
Jeddah, kota pelabuhan terbesar di Arab Saudi, memiliki sejarah panjang yang kaya. Berdasarkan sejarah dan legenda setempat, kota ini diyakini telah didirikan sekitar 2.500 tahun yang lalu oleh suku Quda’a. Namun, bukti arkeologis menunjukkan bahwa wilayah ini sudah dihuni sejak zaman pra-Islam. Nama “Jeddah” sendiri berasal dari kata Arab “Jaddah” yang berarti nenek, merujuk pada tradisi yang menyebutkan bahwa Hawa, istri Nabi Adam, dimakamkan di sini.
Era Pra-Islam
Pada masa pra-Islam, Jeddah berfungsi sebagai desa nelayan yang penting. Letaknya yang strategis di tepi Laut Merah menjadikannya titik penting untuk perdagangan maritim. Ketika orang-orang Arab dari berbagai suku mulai berinteraksi dan berdagang dengan pelaut dan pedagang dari Afrika, Asia, dan Mediterania, Jeddah tumbuh menjadi kota pelabuhan yang vital.
Peran dalam Penyebaran Islam
Peran penting Jeddah dalam sejarah Islam dimulai pada tahun 647 Masehi ketika Khalifah Utsman bin Affan menjadikannya sebagai pelabuhan utama bagi para peziarah yang hendak menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Sejak saat itu, Jeddah menjadi pintu gerbang utama menuju kota suci Mekkah dan Madinah, yang meningkatkan signifikan status dan kekayaannya.
Masa Keemasan dan Kekuasaan Ottoman
Jeddah mencapai masa keemasannya di bawah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke-16. Pada tahun 1517, kota ini diambil alih oleh Turki Ottoman dari Kesultanan Mamluk. Di bawah pemerintahan Ottoman, Jeddah mengalami perkembangan pesat dalam hal infrastruktur dan administrasi. Banyak bangunan bersejarah, seperti benteng dan menara, dibangun untuk memperkuat pertahanan kota dari serangan musuh.
Era Modern dan Pengembangan
Pada awal abad ke-20, setelah berakhirnya kekuasaan Ottoman, Jeddah menjadi bagian dari Kerajaan Arab Saudi yang baru terbentuk. Sejak saat itu, kota ini terus berkembang pesat, terutama sejak ditemukan minyak di Saudi pada tahun 1930-an. Kekayaan dari minyak memungkinkan pemerintah Saudi untuk mengembangkan Jeddah menjadi kota modern dengan infrastruktur yang maju.
Jeddah juga mengalami banyak transformasi sosial dan ekonomi. Pada 1970-an, kota ini menjadi pusat bisnis dan perdagangan internasional yang penting, berkat lokasinya yang strategis dan pelabuhannya yang besar. Pemerintah Saudi melakukan banyak proyek pembangunan besar-besaran, termasuk Bandara Internasional King Abdulaziz yang dibuka pada tahun 1981.
Peran Kontemporer
Saat ini, Jeddah adalah kota terbesar kedua di Arab Saudi dan pusat ekonomi yang dinamis. Selain sebagai pintu gerbang haji, Jeddah juga dikenal sebagai pusat budaya, pendidikan, dan teknologi. Kota ini memiliki banyak landmark modern seperti Menara Jeddah yang sedang dibangun, yang diharapkan menjadi salah satu gedung tertinggi di dunia.
Jeddah juga menjadi tuan rumah bagi berbagai festival dan pameran internasional yang menarik wisatawan dan pengusaha dari seluruh dunia. Beragam pusat perbelanjaan, restoran, dan hotel mewah memenuhi kota ini, menjadikannya salah satu destinasi paling kosmopolitan di kawasan Timur Tengah.
Warisan Budaya dan Sejarah
Selain modernitas, Jeddah juga mempertahankan warisan budayanya yang kaya. Kawasan Al-Balad, yang merupakan kota tua Jeddah, telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 2014. Di sini, pengunjung dapat melihat arsitektur tradisional Hijazi, dengan rumah-rumah tua yang dibangun dari batu karang dan kayu.
Jeddah juga memiliki museum-museum yang menyimpan artefak bersejarah dan seni Islam, seperti Museum Abdul Raouf Khalil dan Rumah Naseef. Keberadaan pasar tradisional atau souq, seperti Souq Al-Alawi, menambah kekayaan budaya dan sejarah kota ini.
Kesimpulan
Jeddah adalah kota dengan sejarah yang kaya dan beragam. Dari desa nelayan kecil di zaman pra-Islam hingga menjadi kota modern dan pusat bisnis internasional, Jeddah telah mengalami transformasi yang luar biasa. Peran pentingnya sebagai gerbang menuju kota suci Mekkah dan Madinah, serta posisinya sebagai pusat perdagangan, telah menjadikan Jeddah sebagai salah satu kota paling berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Dengan mempertahankan warisan budayanya dan terus berinovasi, Jeddah siap menghadapi masa depan yang cerah.