7 Golongan Yang Mendapatkan Naungan Allah SWT Di Hari Akhir

7 Golongan Yang Mendapatkan Naungan Allah SWT Di Hari AkhirAda satu hadis dijelaskan bahwa ada 7 kelompok orang beriman yang dijanjikan mendapatkan naungan dan perlindungan dari Allah pada Hari Kiamat. Pemberian naungan ini merupakan penghargaan yang luar biasa bagi mereka, karena pada saat itu hanya naungan Allah yang ada. Kelompok-kelompok tersebut memiliki ciri-ciri khusus yang membuat mereka layak menerima naungan tersebut. Berikut ini 7 golongan yang mendapatkan naungan Allah SWT di hari akhir.

Pada saat hari kiamat nanti, di yaumul hisab, tak terdapat pohon, tidak ada ruang kamar tidur, tidak ada yang namanya istirahat, dan tidak ada AC. Saat itu, matahari berada dalam jarak yang sangat dekat dengan kepala manusia, hanya sekitar satu mil. Kondisi ini semakin memburuk karena manusia tersebut tidak mengenakan pakaian sedikitpun, sepenuhnya telanjang, dan tanpa menggunakan alas kaki.

Mereka semua berkumpul di dataran tinggi yang luas, dari generasi pertama hingga terakhir, segala usia, jenis kelamin, nabi, rasul, pemimpin negara, menteri, orang kaya dan miskin, orang lemah dan kuat, termasuk yang kafir, munafik, muslim, dan mukmin, semuanya berada di satu lokasi yang sama.

7 Golongan Yang Mendapatkan Naungan Allah SWT

Pada hari yang penuh ujian, saat kiamat tiba, terdapat tujuh kelompok manusia yang diberkahi oleh Allah SWT dengan anugerah pelindung dari pancaran sinar matahari yang menyengat.

Adapun 7 golongan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Pemimpin yang adil

Pemimpin yang adil ialah individu yang mengemban kepemimpinan dengan penuh keadilan, mengutamakan kepentingan bersama, serta melaksanakan tanggung jawab kepemimpinannya dengan integritas yang tak tergoyahkan. Di tengah maraknya praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang, keberadaan pemimpin yang benar-benar adil menjadi hal yang langka dan memiliki nilai yang tinggi.

Mereka adalah kepala negara atau kepala di wilayahnya yang berlaku adil terhadap rakyatnya, menjaga hak-hak mereka, memperhatikan kepentingan bersama, dan mengedepankan hukum berdasarkan ajaran Allah SWT, sehingga pemimpin semacam ini dapat menghasilkan kesejahteraan baik dalam aspek keagamaan maupun duniawi.

Baca juga : Kisah Nabi Ayyub AS Dan Mukjizatnya

  1. Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Allah SWT

Pemuda ini dengan penuh kesungguhan meluangkan waktunya untuk beribadah kepada Allah, memperkokoh ikatan spiritualnya, serta mengabdikan dirinya dalam mengamalkan ajaran agama. Dedikasi dan ketekunan yang ia tunjukkan dalam beribadah adalah bukti nyata dari ketulusan imannya.

Intinya adalah seorang pemuda yang menjalani masa dewasanya dengan sungguh-sungguh beribadah kepada Allah dan selalu taat dalam mengikuti perintah serta larangan-Nya. Penekanan pada istilah “pemuda” dalam hadis ini dilakukan karena melaksanakan ibadah saat usia muda dianggap sebagai hal yang paling berat dan sulit untuk dilakukan.

Ini disebabkan oleh banyaknya hasrat untuk melakukan perbuatan yang melanggar norma agama dan pengaruh yang dominan dari nafsu birahi. Jika dalam masa muda seseorang secara tekun mengabdikan diri dalam ibadah, itu mencerminkan kekuatan rasa taqwa (ketakwaan) dan tingginya tingkat ketakutannya kepada Allah.

  1. Seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid

Pria ini memiliki keterikatan yang kuat dengan masjid sebagai tempat beribadah dan tempat mendekatkan diri kepada Allah. Ia tidak hanya datang ke masjid untuk melakukan shalat, tetapi juga aktif mengikuti kegiatan keagamaan serta meningkatkan pemahaman agamanya.

Ia kerap menghabiskan waktu di masjid, selalu menjalankan shalat wajib berjamaah di sana, dan menanti waktu shalat berikutnya usai menunaikan yang sebelumnya. Seolah-olah hatinya adalah sebuah cahaya yang berada di dalam masjid.

  1. Dua orang yang saling mencintai karena Allah

Mereka menjalin ikatan persaudaraan yang kokoh, didasarkan pada kasih sayang mereka kepada Allah. Pertemuan dan koneksi di antara mereka dipertemukan oleh Allah, dan saat saat perpisahan tiba, hal tersebut juga karena Allah. Cinta di antara mereka saling memberi kekuatan dan tetap teguh tanpa tergoyahkan oleh urusan dunia.

  1. Seorang lelaki yang diajak berbuat zina oleh seorang wanita namun menolaknya

Ini dapat memiliki makna yang berbeda: dia mengucapkannya untuk mencegah wanita itu melakukan perzinahan. Atau mungkin ini mencerminkan bahwa dia mengucapkannya dengan tulus dan buktinya terlihat dari tindakannya; ketakutannya kepada Allah telah menghalangi dia dari melakukan perbuatan yang membuat Allah murka.

Dalam konteks ini, hanya wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan istimewa karena pesona mereka yang luar biasa. Menolak godaan yang besar seperti itu menunjukkan bahwa mereka telah mencapai tingkatan ketaatan kepada Allah dan ketakutan kepada-Nya yang paling sempurna. Ini adalah ciri dari orang-orang shiddiqin, mereka yang sangat teguh dalam iman mereka.

Dengan tetap teguh dalam iman dan kesadaran akan akibat dari tindakan yang melanggar norma agama, dia berhasil menolak godaan tersebut. Meskipun dihadapkan pada kesenangan sesaat dunia, dia memilih untuk taat kepada Allah.

  1. Orang yang bersedekah dengan diam-diam

Jadi, seperti mengibaratkan, orang hidup seolah tangan kirinya tidak tahu apa yang disumbangkan oleh tangan kanannya. Dengan kata lain, meskipun mereka sangat dekat, tangan kirinya tidak menyadari sama sekali perbuatan baik yang dilakukan tangan kanannya karena dilakukan secara rahasia dan sangat tersembunyi.

Sikap yang paling utama dalam bersedekah adalah menjauhi riya’. Meskipun demikian, bersedekah dan membayar zakat secara terbuka diperbolehkan asalkan dilakukan tanpa riya’, tujuannya adalah untuk mendorong orang lain berinfak, menjadi teladan, dan menunjukkan simbol-simbol Islam.

Sikap rendah hati dan tulus dalam bersedekah membuat amalnya suci hanya untuk Allah. Ia tak mencari pujian atau pengakuan dari manusia, melainkan berharap pada balasan dan keridhaan Allah semata.

  1. Seseorang yang berdzikir kepada Allah dengan sepenuh hati

Artinya adalah seseorang berada di antara banyak orang, tetapi hatinya hanya menghadap kepada Allah dan tertuju padanya. Air matanya mengalir karena takut kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Kesedihan yang tulus dan kerinduannya kepada Allah menginspirasi dia untuk mencurahkan hati dalam berdzikir dan memohon ampunan-Nya, terlihat jelas dalam air mata yang mengalir di wajahnya.

Golongan-golongan yang beriman, sebanyak tujuh kelompok di atas tersebut menjadi contoh teladan bagi umat Muslim. Di Hari Kiamat, mereka akan merasakan naungan dan perlindungan Allah berkat kesungguhan iman dan perbuatan mulia yang mereka lakukan. Sebagai umat Muslim, kita diminta untuk mengikuti jejak mereka, menyerap nilai dari karakter-karakter yang mereka tunjukkan, serta berupaya menjadi bagian dari golongan yang akan dinaungi oleh Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

Di tengah dunia yang dipenuhi godaan dan rintangan, menjadi bagian dari mereka yang mendapat perlindungan dari Allah adalah hadiah yang sangat diimpikan. Mari kita berusaha menjalani kehidupan dengan keadilan, memperkuat ikatan spiritual kita, merawat keterhubungan kita dengan tempat ibadah, membangun persaudaraan berdasarkan cinta pada Allah, menolak godaan dosa, beramal tulus, dan mendekatkan diri pada-Nya melalui berdzikir dan doa.

7 golongan yang mendapatkan naungan Allah SWT di hari akhir ini adalah teladan bagi kita semua untuk menjadi individu yang lebih baik dan masyarakat yang lebih harmonis. Marilah kita semua berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan dan petunjuk untuk mengikuti ajaran-Nya dengan tulus dan mendapatkan naungan-Nya di dunia dan akhirat.

Baca juga : 6 Tempat Misterius Dalam Al Qur’an

7 Amalan Sunnah Bulan Muharram

7 Amalan Sunah Bulan MuharramBulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah dan memiliki signifikansi yang besar bagi umat Islam di seluruh dunia. Masa ini menjadi kesempatan yang berharga untuk memperdalam ibadah, merenungkan perjalanan hidup, dan meningkatkan amal kebaikan. Selain itu, terdapat beberapa amalan sunnah yang disarankan untuk dilaksanakan selama bulan Muharram. Berikut ini 7 amalan sunnah bulan Muharram.

Dianjurkan dengan sangat untuk menunaikan ibadah-ibadah yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW di bulan Muharram ini, yang merupakan salah satu dari empat bulan yang disucikan. Keistimewaan bulan ini bahkan tertuang dalam kitab suci Al Qur’an surat At Taubah ayat 36.

Sebagai umat Islam, kita perlu memberikan prioritas pada bulan Muharram sebagai penyambutan tahun baru Islam dengan amalan-amalan berbobot. Mari isi momen selama satu bulan ini dengan kegiatan yang bernilai.

Menyempurnakan ibadah sebagai muslim adalah keutamaan amalan sunnah di bulan Muharram. Pada bulan Islam ini, amalan mencakup perbuatan yang dapat dilaksanakan secara individu maupun dalam bentuk kolaborasi atau sosial bersama.

7 Amalan Sunnah di Bulan Muharram

  1. Puasa Di Hari Asyura

Amalan sunnah yang disarankan pada bulan Muharram adalah berpuasa pada hari ke-10, yang dikenal sebagai hari Asyura. Rasulullah Muhammad SAW. telah menyatakan bahwa berpuasa pada hari Asyura dapat menghapus dosa-dosa yang telah terjadi dalam setahun sebelumnya. Meskipun puasa pada hari tersebut tidak diwajibkan, disarankan untuk berpuasa dan disertai dengan puasa tambahan sehari sebelum atau sesudahnya.

Dikutip dari Harakah Islamiyah, riwayat dalam Bukhari dan Muslim, dari Abu Musa Al Asy’ari, Rasulullah SAW menceritakan tentang kebiasaan orang-orang Quraisy berpuasa saat Hari Asyura di masa jahiliyah. Kemudian, Rasulullah menyuruh umat Islam untuk berpuasa pada Hari Asyura.

Baca juga : Pengertian Badal Umroh Dan Haji

  1. Berpuasa di Hari Tasu’a

Selain hari Asyura, berpuasa pada tanggal 9 Muharram, yang disebut juga sebagai hari Tasu’a, juga sangat dianjurkan. Puasa ini dilakukan sebagai upaya persiapan untuk menyambut hari Asyura dan sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa bersejarah seperti penyelamatan Nabi Musa dan kaum Bani Israel dari Fir’aun.

Dalam Kitab Irsyad al-Ibad karya Zainuddin al-Malibary, disebutkan bahwa puasa Tasua memiliki keutamaan sebagai pengidentifikasi puasa umat Islam dari puasa bangsa Yahudi. Ini disebabkan karena bangsa Yahudi juga melaksanakan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.

Nabi Musa AS mengajarkan kepada bangsa Yahudi untuk berpuasa Asyura sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Allah SWT atas penenggelaman Firaun dan pasukannya. Pada saat yang sama, Nabi Musa AS dan kaumnya selamat dari bencana tersebut.

Nabi Muhammad SAW menyarankan agar umat Islam membedakan diri dengan melaksanakan puasa Tasua, yaitu puasa satu hari sebelumnya.

  1. Meningkatkan Ibadah Shalat

Pada bulan Muharram, disarankan untuk meningkatkan frekuensi dan mutu ibadah shalat. Disarankan untuk melaksanakan shalat sunnah seperti Dhuha, tahajjud, dan shalat sunnah rawatib dengan lebih tekun. Shalat malam dapat dilakukan baik secara berjamaah maupun sendirian sebagai wujud peningkatan ibadah.

Dalam sabda Rasulullah SAW menyatakan bahwa amal ibadah yang dilakukan pada bulan Muharram memiliki pahala yang lebih besar daripada di bulan-bulan lain. Karena itulah, banyak umat Muslim yang berusaha meningkatkan amal ibadah seperti shalat, puasa, dan bersedekah, pada bulan Muharram untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

  1. Memperbanyak Sedekah

Amalan sunah yang sangat dianjurkan pada bulan Muharram selanjutnya adalah memperbanyak sedekah. Bersedekah dalam berbagai bentuk, seperti memberikan uang, makanan, atau bantuan kepada yang membutuhkan, menjadi cara yang tepat untuk berbagi keberkahan dengan sesama. Selain itu, bersedekah dapat dilakukan melalui sumbangan kepada yayasan amal atau organisasi sosial yang berfokus pada membantu masyarakat.

Di Indonesia, beberapa umat Islam merujuk pada 10 Muharram sebagai Lebaran Anak Yatim atau Idul Yatama. Idul Yatama merupakan waktu yang tepat untuk berbagi dan memberi santunan kepada anak yatim.

Dengan menyentuh kepala anak yatim, kita akan mendapatkan berkah yang melimpah, karena setiap sentuhan pada 1 helai rambutnya akan meningkatkan derajat kita sebanyak 1 derajat di Surga.

Meskipun beberapa ulama menyatakan bahwa hadits tentang menyantuni anak yatim di tanggal 10 Muharram adalah hadits dhaif atau lemah, dan mereka tidak menganjurkan untuk melaksanakannya.

Meskipun demikian, beberapa ulama menegaskan bahwa kita diizinkan untuk mengamalkan hadits dhaif dalam hal-hal yang berkaitan dengan keutamaan amal atau amalan kebaikan, asalkan hadits tersebut tidak maudhu’ atau palsu.

  1. Membaca Al Qur’an

Saat Bulan Muharram tiba, menjadi waktu yang ideal untuk memperkuat ikatan dengan Al-Qur’an. Rutinlah membaca dan merenungkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, baik secara pribadi maupun bersama keluarga, guna mendapatkan ketenangan dan keberkahan di bulan ini. Kamu juga bisa mengikuti kajian atau pengajian Al-Qur’an agar lebih memahami makna dan pesan yang terkandung di dalamnya.

  1. Berdoa dan Berdzikir

Amalan sunnah lainnya selain ibadah shalat adalah meningkatkan dzikir dan doa. Menaungi kenangan tentang Allah SWT, memuji-Nya, memohon ampunan-Nya, dan melimpahkan doa bagi diri sendiri, keluarga, dan umat Islam di seluruh dunia, merupakan bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Rasulullah Muhammad SAW telah mengajarkan banyak dzikir dan doa yang dapat diamalkan khususnya selama bulan Muharram.

  1. Merenungkan Perjalanan Hidup

Momen Bulan Muharram dapat dimanfaatkan untuk merenungkan perjalanan hidup dan mengevaluasi diri. Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam adalah hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah, memberikan inspirasi dan pembelajaran berharga bagi kita. Melalui refleksi diri yang mendalam, kita dapat meningkatkan keimanan dan kualitas hidup sebagai seorang Muslim.

Kesimpulannya, bulan Muharram adalah waktu yang baik untuk meningkatkan ibadah, merenungkan perjalanan hidup, dan melaksanakan amalan sunnah yang dianjurkan. Dengan meningkatkan ibadah shalat, berpuasa, membaca Al-Qur’an, sedekah, merenungkan perjalanan hidup, berdoa dan berdzikir diharapkan bisa mendapatkan berkah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Itulah 7 amalan sunah bulan Muharram, semoga kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca juga : Kisah Nabi Luth AS Lengkap

3 Alasan Pesawat Dilarang Melintas Di Atas Kabah

3 Alasan Pesawat Dilarang Melintas Di Atas KabahBeberapa tempat di berbagai belahan dunia melarang pesawat untuk terbang atau melewati  beberapa tempat di dunia, termasuk di atas Ka’bah yang merupakan kiblat sholat umat Islam di seluruh dunia. Inilah 3 alasan pesawat dilarang melintas di atas Kabah, simak dalam artikel berikut ini.

Di dalam industri penerbangan, terdapat istilah zona larangan terbang, yang mengacu pada daerah di mana pesawat dilarang untuk melewati sejumlah tempat. Wilayah udara di atas Mekkah hanya boleh diakses oleh orang Muslim karena kota ini dianggap sakral. Ketika menerbangkan pesawat, pilot juga harus mengikuti peraturan tersebut.

Selama bertahun-tahun, rumor terus beredar bahwa Ka’bah, terutama melalui media sosial, disebut sebagai pusat dunia dan memiliki medan magnet yang kuat. Teori konspirasi mengaitkannya dengan pesawat yang melintas di atasnya.

Menurut Fact Check AFP, Julien Aubert, seorang peneliti senior di Institute of Physics of the Globe of Paris (IPGP), memperjelas bahwa Bumi memiliki medan magnet, tetapi tidak terletak di Mekah. Aubert berpendapat bahwa meskipun medan magnet dapat mengganggu penerbangan, namun hal itu tidak sepenuhnya menghentikan kemampuan pesawat untuk terbang.

Lantas apa saja yang menjadi alasan pewat terbang tidak diperbolehkan melintasi Kabah? Berikut 3 alasan pesawat dilarang melintas di atas Kabah :

  1. Sebagai bentuk penghormatan

Sebuah lembaga di Perancis yaitu Persatuan Pilot Maskapai Penerbangan Nasional Perancis atau yang disingkat dengan SNPL menyatakan bahwasannya larangan terbang di atas Ka’bah berhubungan dengan faktor agama atau kepercayaan. Menurut SNPL, larangan tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap Kabah yang dianggap sebagai tempat suci bagi umat Muslim. SNPL menyatakan, “Larangan ini didasarkan pada pertimbangan ideologis terhadap Kabah.”

SNPL menegaskan bahwa Mekah, terutama Ka’bah, dianggap sebagai tempat suci yang hanya dapat diakses oleh umat Islam. Ini juga mencakup wilayah udara di atasnya.

Dalam dokumen persyaratan penerbangan dan pengoperasian pesawat secara umum yang dirilis oleh Otoritas Penerbangan Arab Saudi (GACA), disebutkan bahwa terdapat larangan penerbangan di sekitar beberapa masjid. Masjid-masjid tersebut mencakup Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Baca juga : 7 Fakta Menarik Masjid Al Aqsa

  1. Adanya NOTAM

NOTAM, singkatan dari Notice to Airmen, digunakan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan operasional, keamanan, dan penerbangan. Tujuannya adalah untuk memberitahu lokasi-lokasi yang tidak diizinkan untuk terbang dan alasan di balik larangan tersebut.

Informasi NOTAM dapat ditemukan di situs web Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, di mana mereka memberikan daftar wilayah yang tidak boleh dilintasi oleh maskapai penerbangan saat terbang, serta kondisi yang melarang penerbangan di wilayah tersebut.

Pemerintah Arab Saudi mempunyai larangan, namun ada pengecualian jika terjadi kejadian yang berkaitan dengan keselamatan atau darurat.

  1. Mekah Kota Suci

Seperti yang dinyatakan oleh SNPL, terdapat larangan penerbangan di atas Mekkah serta larangan bagi non-Muslim untuk memasuki kota suci ini. Mengizinkan non-Muslim untuk melintas di langit Kota Mekkah adalah salah satu makna dari penerbangan. Selain itu, meskipun menjadi tujuan para jemaah haji dari berbagai belahan dunia, Kota Mekkah tidak memiliki fasilitas bandara.

Bandara terdekat berlokasi sekitar 90 km dari Kota Mekkah, yaitu di Jeddah. Mengingat hal tersebut, keberadaan bandara yang berasal dari sumber yang sama akan mengakibatkan Mekkah dipenuhi oleh kru dan penumpang yang melakukan transit.

Terlebih lagi, keberadaan lokasi yang dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan menyebabkan suara mesin dapat terpantul dan mengganggu konsentrasi para jemaah serta mengganggu kesakralan ibadah mereka. Selain itu, kehadiran suara mesin pesawat juga dianggap mengancam kesejahteraan para jemaah yang memiliki riwayat penyakit jantung, karena dapat menyebabkan mereka terkejut.

Ada beberapa pengecualian terhadap larangan terbang di atas Mekah karena alasan tertentu. Terkadang, helikopter diizinkan untuk melintasi kota tersebut guna memantau keamanan jamaah yang sedang menjalankan ibadah haji.

Di seluruh dunia, terdapat beberapa kawasan selain Ka’bah yang dilarang untuk terbang, dikenal sebagai “no fly zone,” demi menjaga keaslian dan kelestarian tempat-tempat tersebut. Beberapa contohnya termasuk Machu Picchu, Parthenon di Yunani, dan Taj Mahal.

Ka’bah Dalam Al Qur’an

Dalam Al-Qur’an, disebutkan bahwa Ka’bah adalah tempat pertama yang dipilih oleh manusia untuk beribadah kepada Allah Yang Maha Esa. Ka’bah juga dikenal dengan sebutan Baitul Haram, Baitullah, Baitul Atiq, dan Awalul Bait.

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam bersama putranya, Nabi Ismail, merupakan orang pertama yang meninggikan pondasi Ka’bah. Lokasi bangunan ini berada di tengah-tengah Masjidil Haram.

Meskipun Al-Qur’an tidak memberikan deskripsi rinci tentang penampilan fisik Ka’bah, penting untuk diketahui bahwa Ka’bah terdiri dari beberapa bagian, seperti Maqam Ibrahim, Hijir Ismail, Hajar Aswad, dan Rukun (sudut) Ka’bah. Bangunan ini dilindungi oleh kain kiswah berwarna hitam yang diganti setiap musim haji.

Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun sebelum diangkat menjadi Rasul, terjadi banjir di Kota Mekkah yang menyebabkan renovasi bangunan Ka’bah. Pada suatu hari, suku-suku Quraisy di Mekkah terlibat dalam perselisihan ketika mereka hendak meletakkan kembali Hajar Aswad di salah satu sudut Ka’bah.

Saat itu, hampir terjadi perang antara suku-suku Arab. Namun, berkat anugerah dari Allah, Nabi Muhammad berhasil menenangkan ketegangan tersebut. Beliau memberikan solusi tanpa kekerasan dan tidak ada yang menderita kerugian.

Nabi Muhammad SAW meminta sebuah selendang, kemudian menempatkan Hajar Aswad di tengahnya. Kemudian, setiap kepala suku dari setiap kabilah diminta untuk memegang ujung selendang tersebut. Setelah itu, beliau mengarahkan mereka untuk mengangkatnya tinggi-tinggi dan meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempat semula.

Itulah 3 alasan pesawat dilarang melintas di atas Kabah, semoga artikel ini bermanfaat.

Baca juga : Pentingnya Menjaga Ukhuwah Islamiyah

Pentingnya Menjaga Ukhuwah Islamiyah

pentingnya menjaga ukhuwah islamiyahAnda pasti pernah mendengar istilah Ukhuwah Islamiyah dalam agama Islam. Secara sederhana, Ukhuwah Islamiyah merujuk pada konsep persaudaraan dan hubungan yang terjalin antara umat Islam. Ukhuwah Islamiyah terwujud dan dilakukan melalui persahabatan yang didasarkan pada keyakinan agama. Berikut ini betapa pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari.

Harapannya, Ukhuwah Islamiyah akan memungkinkan terjalinnya hubungan dan keharmonisan antara umat Islam. Al-Quran dan Hadits menunjukkan pentingnya Ukhuwah Islamiyah yang menjadi perhatian bagi semua umat Muslim, karena hal ini memiliki keterkaitan erat dengan membangun silaturahmi.

Ukhuwah Islamiyah memiliki tujuan utama untuk menciptakan kerukunan di antara umat Muslim. Tidak hanya berfungsi sebagai jalinan hubungan yang akrab di antara sesama manusia, tetapi juga sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di bawah ini terdapat penjelasan yang menarik mengenai konsep Ukhuwah Islamiyah yang patut untuk dipahami.

Pengertian Ukhuwah Islamiyah

Menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Pendidikan Anak Menurut Islam, ada pernyataan bahwa Ukhuwah Islamiyah adalah ikatan keyakinan yang dapat menghubungkan hati semua orang Islam meskipun mereka berasal dari tanah yang berjauhan, menggunakan bahasa yang berbeda, dan memiliki latar belakang bangsa yang beragam. Oleh karena itu, setiap individu umat Islam akan selalu terikat satu sama lain, membentuk suatu komunitas yang kuat dan solid.

Hubungan persaudaraan yang ditandai dengan mengharap ridha Allah SWT semata dan terbebas dari segala tuntutan kebutuhan duniawi dan materi menjadi tujuan utama dalam mewujudkan Ukhuwah Islamiyah. Faktor yang mendorong pencapaian ini adalah iman dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT semata.

Baca juga : Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh Dalam Islam

Persahabatan yang paling mulia adalah yang terjalin karena Allah SWT dan dilandaskan pada Allah SWT, bukan demi jabatan, keuntungan segera atau berjangka panjang, atau pun untuk mencari materi atau hal-hal lainnya.

Kehidupan yang rukun dan damai akan terwujud melalui Ukhuwah Islamiyah, yang merupakan prinsip yang harus dianut oleh semua umat Islam.

Dalam Al-Quran, Allah SWT mengajarkan bahwa untuk mewujudkan Ukhuwah Islamiyah dan membangun kasih sayang di antara umat manusia, dibutuhkan kasih dan belas kasihan-Nya. Al-Quran memberikan beberapa langkah yang harus kita lakukan ketika kita berbeda pendapat dengan orang lain untuk menjaga dan memperkokoh Ukhuwah Islamiyah.

Kita perlu siap untuk mengesampingkan pendapat pribadi kita dan mengikuti pendapat orang lain, terutama jika pendapat mereka didasarkan pada ayat Al-Quran atau hadis yang sahih, sementara pendapat kita tidak memiliki dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.

Salah satu aspek yang tak kalah penting dalam menjalin Ukhuwah Islamiyah adalah kemampuan individu kita sendiri untuk menghindari sikap-sikap yang dapat merusak keutuhan ukhuwah dan menggoyahkan dasar-dasar persaudaraan. Prioritas utamanya adalah menegakkan akhlaqul kharimah dan akhlaq ukhuwah Islamiyah.

Jika akhlaq ukhuwah tetap kuat, perbedaan apapun yang terjadi di antara sesama Muslim tidak akan menyebabkan keretakan dan pertentangan. Al-Quran secara rinci memberikan panduan mengenai sikap dan langkah-langkah yang harus menjadi bagian dan karakteristik individu Muslim.

Sikap-sikap yang dianjurkan pada tiap diri muslim adalah :

  • Husnudzon

Berbaik sangka kepada saudara yang mukmin, seperti yang dijelaskan dalam surat Al Hujurat ayat 12.

  • Tabayyun

Selektif dalam menerima informasi yaitu meneliti dan mengulas berita dengan hati-hati, tidak terburu-buru dalam membuat keputusan mengenai masalah hukum, kebijakan, dan lain sebagainya, sampai masalahnya terungkap dengan jelas dan benar. Tujuannya adalah untuk mencegah perasaan ketidakadilan atau luka hati dari pihak manapun serta menghindari perpecahan antara sesama manusia.

  • Tausiah

Seorang mu’min yang baik bukanlah seseorang yang sempurna dan bebas dari kesalahan, tetapi seseorang yang selalu menyadari kesalahan dan kelemahan dirinya, serta berusaha untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan pentingnya forum tausiah, di mana kita saling menyadarkan dan memberi nasehat satu sama lain, bukan saling mencela atau mengungkapkan aib seseorang.

  • Islah

Menyelesaikan kesalahpahaman dengan cepat bukanlah solusi yang komprehensif, namun mengkritik secara terbuka dengan terburu-buru seringkali tidak dapat menyelesaikan masalah sepenuhnya. Hal ini karena masalah yang diatasi mungkin tidak hanya kesalahpahaman yang terlihat di permukaan, tetapi mungkin akarnya terletak di dalam diri yang lebih dalam, sehingga penyelesaiannya memerlukan kebijaksanaan yang tidak hanya mampu menaklukkan argumen, tetapi juga mampu melunakkan jiwa dan meredakan perasaan.

  • Tenggang rasa

Dalam Islam, ditegaskan agar setiap muslim selalu memperhatikan perasaan orang lain dalam segala sikapnya. Seorang mukmin harus senantiasa mengedepankan pertimbangan kemaslahatan dan kebaikan bagi orang lain dalam ucapan dan tindakannya. Diharapkan agar tidak menyusahkan diri sendiri dan tidak menyulitkan orang lain.

  • Silaturahmi

Menjalin silaturahmi antar teman, tetangga akan memperkuat tali persaudaraan dan ukhuwah islami.

Itulah betapa pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan bermasyarakat, semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan.

Baca juga : Cerita Nabi Ismail AS Singkat

11 Keistimewaan Hari Jumat Dalam Islam

11 keistimewaan hari jumat dalam islamHari Jumat di dalam agama Islam dianggap istimewa karena dianggap sebagai rajanya hari. Oleh karena itu, terdapat banyak keutamaan yang melekat pada hari Jumat menurut kepercayaan umat Muslim. Hari tersebut merupakan momen berbagai peristiwa penting, mulai dari penciptaan Nabi Adam hingga terjadinya kiamat. Berikut 11 keistimewaan hari Jumat dalam Islam.

Benarkah hari Jumat yang menjadi hari terbaik? Menurut ajaran Nabi Muhammad SAW, Jumat adalah hari terbaik di antara semua hari yang ada. Namun, dalam Islam tidak ada hari yang dianggap sebagai hari terburuk, karena setiap hari pada dasarnya adalah waktu yang baik untuk melaksanakan ibadah dan amal.

Keutamaan Hari Jum’at Dalam Islam

Hari Jumat mempunyai keistimewaan yang tak tertandingi di antara hari-hari lainnya, oleh karena itu wajar jika umat Muslim, terutama pria, diwajibkan untuk melaksanakan salat Jumat. Tidak hanya pria, namun wanita juga dianjurkan untuk melakukan beberapa sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Asal-usul kata “Jumat” dapat ditelusuri secara etimologis dari kata “jama’a – yajma’u – jama’ah” yang berarti ‘berkumpul’. Menurut penjelasan Ibnu Katsir dalam tafsirnya, nama Jumat sebenarnya berasal dari kata “al-jam’u”, mengingat umat Muslim berkumpul sekali dalam seminggu di masjid-masjid besar.

Orang-orang kuno menggunakan bahasa yang menyebut hari Jumat sebagai ‘Arubah. Diketahui bahwa umat-umat sebelum kedatangan Islam diperintahkan untuk menghormati hari Jumat, dan mereka memuliakannya sebagai bukti.

Dalam bukunya yang berjudul “Hukum Fiqih Seputar Hari Jumat”, Ustaz Syafri Muhammad Noor menjelaskan bahwa Hari Jumat merupakan hari raya yang dirayakan setiap pekan oleh umat Islam. Walaupun pada dasarnya semua hari dalam agama Islam baik, Hari Jumat memiliki kedudukan yang istimewa di antara hari-hari lainnya menurut kehendak Allah.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Jumat memiliki 33 keistimewaan yang didasarkan pada hadis-hadis Nabi yang dianggap sahih. Selain Ibnul Qayyim, terdapat pula Imam Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H), seorang ulama dari Madzhab Syafi’i yang juga sangat produktif dalam menghasilkan karya-karya.

Salah satu karya yang dihasilkannya adalah kitab Nurul Lum’ah fi Khasa’is al-Jum’ah, yang menjelaskan bahwa hari Jumat memiliki 100 keutamaan.

Berikut 11 keistimewaan hari Jumat dalam Islam :

  1. Disyariatkan Untuk Shalat Jumat

Salah satu keutamaan hari Jumat yang pertama adalah adanya kewajiban melaksanakan shalat Jumat, juga dikenal sebagai Jumatan, sesuai dengan syariat agama. Allah SWT memerintahkan umat Muslim untuk bersatu dan melaksanakan ibadah kepada-Nya pada hari Jumat. Allah SWT menjelaskan dalam surat Al Jumuah ayat 9 yang dikutip dari laman resmi Kementerian Agama RI bahwa setelah adzan berkumandang, umat Islam laki-laki diharapkan meninggalkan aktivitas perdagangan dan tugas dunia. Mereka diminta untuk pergi ke masjid guna mendengarkan khutbah Jumat dan melaksanakan sholat Jumat.

  1. Nabi Adam Diciptakan

Keistimewaan hari Jumat berikutnya, terdapat keutamaan Allah menciptakan manusia pertama, yaitu Nabi Adam AS. Ayat dalam Al Quran menjelaskan penciptaan Nabi Adam AS pada hari Jumat.

Baca juga : 7 Kekuatan Doa Dalam Islam

  1. Nabi Adam Dikeluarkan Dari Surga

Nabi Adam AS dan Siti Hawa, istrinya, diusir dari surga karena mereka memakan buah khuldi dan melanggar perintah Allah SWT. Sebagai hukumannya, keduanya diturunkan ke bumi, dan peristiwa ini terjadi pada hari Jumat.

Pada hari Jumat, peristiwa itu terjadi dan dicatat dalam Surat Al-Baqarah ayat 36 dalam Alquran.

  1. Diciptakan Semua Makhluk

Hari Jumat memiliki keistimewaan tersendiri karena pada hari itu, semua makhluk di dunia diciptakan dengan kesempurnaan. Sebenarnya, Jumat adalah hari keenam dalam penciptaan langit dan bumi oleh Allah SWT.

  1. Hari Yang Mustajab Untuk Berdoa

Hari Jumat selanjutnya memiliki keutamaan yang istimewa, karena menjadi waktu yang paling berpengaruh untuk menyampaikan doa. Para mukmin yang menghadirkan doa mereka di hari Jumat dan memohon kebaikan kepada Allah SWT, akan mendapati bahwa doanya akan dikabulkan.

Memang mungkin berdoa dilakukan kapan pun dan di hari apa pun, tetapi terdapat beberapa waktu yang sangat dianjurkan untuk melakukannya. Salah satunya adalah hari Jumat, yang dianggap sebagai waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa dan memohon kebaikan dari Allah SWT.

  1. Pahala Yang Berlipat Ganda

Salah satu keutamaan lain dari hari Jumat adalah bahwa Allah SWT melipatgandakan pahala bagi mereka yang menjalankan ibadah (sunnah maupun wajib) dan melakukan amal kebajikan.

  1. Meninggal Di Hari Jumat Terlindungi Dari Fitnah Kubur

Menurut hadis Riwayat Tirmidzi, orang-orang yang meninggal pada hari Jumat akan dilindungi oleh Allah SWT dari fitnah kubur. Rasulullah SAW telah menyampaikan hal ini, sehingga mereka akan dipermudah ketika berada di alam kubur.

Salah satu ulama yang mengesahkan hadis tersebut adalah Syeikh Nashiruddin Al-Albani, sebagaimana dicatat di halaman 49 hingga 50 dalam kitab Ahkamul-Janaiz. Dalam hadis tersebut, tidak disebutkan bahwa seseorang yang meninggal di hari Jumat akan terlepas dari azab kubur.

Namun, Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada individu tersebut dari godaan di dalam kubur. Al Manawi berpendapat bahwa orang tersebut tidak akan diinterogasi oleh malaikat di dalam kubur, tetapi Imam Al Zayadi berpendapat bahwa individu yang meninggal pada hari Jumat masih akan diinterogasi oleh malaikat.

Meskipun demikian, dia akan diberikan kemudahan dalam merespons pertanyaan-pertanyaan yang diajukan padanya.

  1. Dikumpulkan Kedua Orang Tua

Hari Jumat berikutnya memiliki keistimewaan, yaitu Allah SWT mengumpulkan kedua orang tua. Nabi Muhammad SAW telah menyampaikan hal ini dalam hadis berikut:

  1. Waktu Terbaik Untuk Akad Nikah

Keistimewaan hari Jumat berikutnya adalah sebagai waktu yang paling tepat untuk mengadakan akad nikah. Selain itu, hari Jumat juga merupakan waktu yang ideal bagi pria yang ingin melangsungkan khitbah atau lamaran.

Beberapa ulama jumhur seperti dalam madzhab hanafiyah, malikiyah, syafi’iyah, dan hanabilah, lebih mengunggulkan melangsungkan akad nikah pada hari Jumat. Sejumlah ulama salaf juga menganjurkan hal tersebut, termasuk Samurah Ibnu Habib, Rasyid bin Said, dan Habib bin Utbah.

  1. Hari Raya Umat Muslim

Hari raya bagi umat Islam tidak hanya terjadi saat Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha, tetapi juga setiap pekan pada hari Jumat. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk mandi besar di hari Jumat, diharapkan tidak melakukan perjalanan mendekati waktu shalat Jumat, dan tidak disarankan berpuasa pada hari tersebut.

Menurut pandangan ulama, hari Jumat dianggap istimewa oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita seharusnya menghormati dan mengagungkan hari yang demikian ini.

  1. Terjadinya Hari Kiamat

Hari Jumat memiliki keutamaan khusus, salah satunya adalah sebagai hari yang ditandai dengan terjadinya kiamat menurut penjelasan Nabi Muhammad SAW. Dalam hadis Abu Daud, dijelaskan bahwa hari terakhir umat manusia akan terjadi pada hari Jumat.

Sunnah Hari Jumat Yang Sesuai Ajaran Nabi Muhammad SAW

11 keistimewaan hari jumat dalam islam

11 Keistimewaan Hari Jumat Dalam Islam-Pada hari yang istimewa itu, banyak umat Muslim yang datang dengan antusias untuk menjalankan sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Terdapat banyak sekali sunnah yang dianjurkan dilakukan pada hari yang paling baik ini, di antaranya adalah meningkatkan pengucapan shalawat kepada Nabi dan memberikan sedekah secara berlimpah.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam penjelasan tentang keutamaan hari Jumat di atas, Allah SWT akan melipatgandakan pahala ibadah dan amalan yang dilakukan. Oleh karena itu, umat Muslim disarankan untuk melaksanakan kegiatan ibadah dan kegiatan sosial dengan sebaik-baiknya.

Inilah beberapa sunnah hari Jumat yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW:

  • Perbanyak Shalawat

Membaca shalawat Nabi merupakan sunnah yang dapat dilakukan setiap saat dan di hari apa pun. Tetapi, pahala yang diperoleh akan lebih besar jika shalawat dibaca pada hari Jumat, terutama di malam Jumat.

Tidak hanya akan mendapatkan pahala berlipat ganda, tetapi juga akan mendapatkan kedudukan yang dekat dengan Nabi Muhammad SAW pada akhirnya. Semua umat Muslim pasti berkeinginan untuk memperoleh tempat yang dekat dengan Nabi mereka.

  • Memanjatkan Do’a

Untuk mewujudkan hajat dan keinginan setiap individu, penting bagi kita untuk berdoa kepada Allah SWT. Salah satu amalan yang dianjurkan pada hari Jumat adalah memperbanyak zikir dan doa agar doa kita dikabulkan.

Tujuan dzikir adalah untuk mengingat Allah SWT, ketika kita mengingat-Nya, Allah SWT juga akan mengingat kita.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Jumat merupakan hari yang sangat dianjurkan untuk menghadiahkan doa. Oleh karena itu, jika ingin memperoleh keinginan dan harapan yang diijabahi oleh Allah SWT dengan cepat, disarankan untuk meluaskan doa pada hari tersebut.

  • Mandi Besar

Menurut hadits Nabi Muhammad SAW, amalan yang dianjurkan pada hari Jumat adalah membersihkan diri dengan mandi besar. Baik pria maupun wanita yang telah mencapai usia baligh disarankan untuk melaksanakan mandi besar pada hari Jumat.

Umat Nabi Muhammad SAW juga diajarkan untuk menggunakan siwak oleh beliau sebagai cara menjaga kebersihan dan kesehatan gigi serta gusi. Dalam era modern seperti sekarang, kita dapat memenuhi sunnah tersebut dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung ekstrak siwak.

Selain mandi besar dan menggunakan sikat gigi siwak, salah satu sunnah yang disarankan dilakukan pada hari Jumat adalah memotong kuku.

  • Membaca Al Qur’an

Al-Quran merupakan petunjuk suci bagi umat Muslim yang menjadi pedoman dan panduan dalam menjalankan segala urusan. Dengan membaca Al-Quran, kita akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang hukum-hukum Islam.

Pada hari Jumat, umat Muslim tidak hanya dianjurkan untuk bersholawat, berzikir, dan berdoa. Tetapi juga disarankan untuk membaca Al-Quran. Sunnah hari Jumat ini dapat diikuti oleh para wanita, seperti halnya sunnah-sunnah sebelumnya.

Mengamalkan membaca Al-Quran pada hari Jumat tidak hanya akan mendapatkan pahala yang berlipat, tetapi juga akan meningkatkan pemahaman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

  • Membaca Surat Al Kahfi

Wanita yang berkeinginan untuk melaksanakan sunnah hari Jumat dapat membaca Surat Al Kahfi. Pelaksanaan pembacaan Surat Al Kahfi pada hari Jumat dimulai pada hari Kamis setelah matahari terbenam hingga Jumat sebelum matahari terbenam.

Allah SWT akan memberikan pancaran cahaya kepada mereka yang membaca Surat Al Kahfi di hari Jumat.

  • Memakai Pakaian Bagus dan Wangi-wangian

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya agar mengenakan pakaian yang baik ketika melaksanakan salat Jumat. Selain menganjurkan penggunaan pakaian yang baik, Rasulullah SAW juga menganjurkan agar para pria menggunakan minyak wangi sebelum pergi melaksanakan salat Jumat.

  • Melaksanakan Shalat Sunnah

Sunnah hari Jumat berikutnya lebih diperuntukkan bagi pria. Sebelum melaksanakan salat Jumat, disarankan untuk melakukan shalat sunnah sebelum khatib naik ke mimbar. Untuk melaksanakan sunnah ini, disarankan untuk datang lebih awal ke masjid guna melaksanakan shalat sunnah dengan khusyuk.

  • Mendengarkan Khutbah dengan Duduk yang Sopan

Para pria yang melaksanakan salat Jumat dihimbau untuk tidak duduk dengan posisi memeluk lutut, karena Nabi Muhammad SAW melarangnya dan juga karena hal itu terlihat kurang sopan. Selain tidak pantas, posisi duduk dengan memeluk lutut juga tidak memberikan kenyamanan yang optimal.

Salah satu hadis yang dikutip oleh Abu Dawud dan Tirmidzi berasal dari Sahl bin Mu’adz bin Anas, membahas tentang perilaku yang sebaiknya dihindari saat menjalankan salat Jumat. Salah satu larangannya adalah anjuran untuk tidak duduk dengan posisi memeluk lutut.

Rasulullah SAW mempersilakan jamaah untuk duduk dengan sopan saat mendengarkan khatib membacakan khotbah Jumat, dan dianjurkan untuk tidak memeluk lutut atau melakukan yang disebut Al Habwah. Hal ini dilakukan untuk menghargai diri sendiri dan orang lain.

  • Berangkat Lebih Awal Ke Masjid

Mengingat pentingnya hari Jumat, umat Muslim yang ingin melaksanakan salat Jumat dianjurkan untuk tidak terlambat. Sebaiknya, para pria yang hendak melakukan salat Jumat datang ke masjid dengan segera.

Dengan demikian, kita dapat menduduki posisi terdepan dan melaksanakan shalat sunnah sebelum khatib naik ke mimbar tanpa perlu terburu-buru. Mereka yang bersegera dalam berangkat untuk shalat Jumat akan mendapatkan pahala yang lebih besar daripada yang datang kemudian.

  • Melaksanakan Shalat Sunnah di Rumah

Hari Jumat memiliki keutamaan yang membuatnya menjadi waktu yang istimewa untuk melaksanakan berbagai amalan dan sunnah. Setelah menunaikan ibadah salat Jumat, disarankan untuk tidak langsung beraktivitas setelah sampai di rumah.

Agar mendapatkan pahala yang berlimpah, hendaklah melaksanakan shalat sunnah dua rakaat atau empat rakaat. Nabi Muhammad SAW telah menganjurkan untuk melaksanakan salat sunnah setelah salat Jumat, dan anjuran tersebut terdapat dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi.

  • Bersedekah

Salah satu keutamaan yang paling berarti dari hari Jumat adalah adanya pahala berlipat ganda bagi mereka yang berbuat kebajikan pada hari itu. Sunnah yang sangat dianjurkan adalah menyisihkan sebagian rezeki untuk bersedekah di jalan Allah.

Perlu diingat, sedekah merupakan salah satu kunci untuk membuka pintu rezeki dari Allah SWT. Oleh karena itu, memberikan sebagian dari rezeki kita tidak akan menyebabkan kekurangan. Sebaliknya, dengan rajin bersedekah, seseorang akan menerima limpahan rezeki yang terus mengalir tanpa henti.

Pahala dari bersedekah akan meningkat secara signifikan ketika memberikannya kepada mereka yang membutuhkan, seperti orang-orang duafa, fakir miskin, dan anak yatim piatu. Memberikan sedekah pada hari Jumat akan membawa pahala yang lebih besar dibandingkan dengan hari-hari lainnya.

  • Mengikuti Kegiatan Sosial

Kegiatan pada hari Jumat tidak hanya terkait dengan aktivitas ibadah semata, melainkan juga melibatkan kegiatan sosial yang memberikan pengaruh positif kepada sesama.

Dalam beberapa riwayat, pada hari Jumat Rasulullah SAW tidak hanya terlibat dalam ibadah semata, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial yang bermanfaat.

Nabi Muhammad SAW biasanya akan melakukan kunjungan kepada saudaranya dan menjenguk orang yang sedang sakit, selain melaksanakan salat Jumat, salat sunnah, berzikir, berdoa, dan ibadah lainnya.

Selain itu, Beliau sering menghadiri acara pemakaman jenazah dan ikut serta dalam acara akad nikah. Meskipun terlihat sederhana, kegiatan sosial yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW perlu dijadikan contoh.

Itulah 11 keistimewaan hari Jumat dalam Islam, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita.

Baca juga : Kisah Ibrahim AS Dan Dakwahnya

7 Kekuatan Doa Dalam Islam

7 kekuatan doa dalam islamKekuatan doa sangatlah luar biasa dalam kehidupan. Hal-hal yang terlihat mustahil bagi manusia dapat terwujud melalui kehendak-Nya. Kekuatan doa sangatlah luar biasa dalam kehidupan. Hal-hal yang terlihat mustahil bagi manusia dapat terwujud melalui kehendak-Nya. Dalam artikel berikut akan diulas 7 kekuatan doa dalam Islam.

Berdoa merupakan amalan yang sering ditekankan dalam agama Islam, dimana perintah yang berasal dari Allah SWT memiliki tujuan dan manfaat bagi umat-Nya yang berdoa. Melalui doa, seorang makhluk berkomunikasi dengan Allah SWT, Sang Pencipta, baik secara lisan maupun dalam hati, dan Allah SWT senantiasa mendengarkan hamba-Nya.

Doa, yang berasal dari bahasa Arab yang disebut du’a, dijelaskan oleh Aulia Fadhli dalam bukunya yang berjudul “Doa-doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya,” bahwa kata du’a sering diulang dalam Al Quran dan memiliki beragam makna. Beberapa di antaranya termasuk al-Ibadat, yang mengacu pada ibadah makhluk kepada Sang Khalik, al-Isti’anah atau al-Istighasah, yang berarti memohon pertolongan atau bantuan kepada Zat Yang Mahakuasa.

Definisi doa oleh Ulama at-Thiby adalah sebagai suatu ungkapan kerendahan diri dan kesadaran akan kelemahan saat dalam keadaan tak berdaya dan tanpa kekuatan. Selanjutnya, doa juga menjadi wadah untuk menyampaikan kebutuhan, permohonan, dan pengakuan ketergantungan kepada Allah SWT.

Kekuatan doa memang memiliki keistimewaan yang luar biasa. Doa yang diucapkan oleh seorang hamba tidak akan diabaikan oleh Allah SWT dengan sia-sia. Meskipun doa tersebut tidak langsung dikabulkan, Allah SWT yang Maha Mengetahui akan menentukan waktu yang terbaik untuk mengabulkannya.

Baca juga : Kisah Nabi Ibrahim AS Dan Dakwahnya

Doa Bagian Dari Ibadah

Terdapat beragam bentuk ibadah kepada Allah SWT yang dapat dilakukan oleh umat Islam dalam jumlah yang sangat banyak. Salah satunya adalah melalui doa, yang memiliki makna yang sangat mendalam. Doa bukan hanya sekadar perintah Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menyembah-Nya semata, namun lebih dari itu.

Selain itu, berdoa juga merupakan cara bagi seorang hamba berkomunikasi dengan Tuhan, dengan tujuan meningkatkan ketakwaan diri, memohon harapan, dan menyampaikan keluh kesah. Oleh karena itu, saat berdoa, penting untuk menyampaikan hal-hal yang baik saja. Karena Allah SWT tidak akan memenuhi permohonan yang buruk, seperti meminta agar persaudaraan diputuskan.

Di samping itu, ada juga doa yang tidak segera dikabulkan oleh Allah SWT meskipun telah didoakan dengan tekun oleh kita. Ini bukan karena Allah SWT tidak menghiraukannya, melainkan karena ada beberapa kemungkinan yang terjadi.

Doa tersebut masih belum diterima karena mungkin Allah SWT akan menggantinya dengan apa yang diharapkan oleh hamba-Nya dari doa itu. Ada juga kemungkinan lain yang harus diingat, tetapi yang penting adalah tetaplah memiliki keyakinan yang baik terhadap Allah SWT.

7 Dahsyatnya Kekuatan Doa

Jangan meremehkan kekuatan doa, sebab di balik setiap doa yang kita panjatkan, terdapat rencana Allah SWT yang tersembunyi dan pasti merupakan yang terbaik bagi kita. Berikut beberapa kekuatan doa yang dikutip dari m.oase.id melalui buku berjudul Dahsyatnya Doa Para Nabi karya Syamsuddin Noor:

  1. Bentuk ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT adalah doa. Saat seorang hamba melaksanakan perintah-Nya, doa tersebut menjadi bagian dari ibadah, dan Allah SWT memberikan balasan yang sebanding kepada hamba yang berdoa.
  2. Doa merupakan esensi utama dari ibadah, di mana berdoa menjadi inti dari ibadah itu sendiri. Jika suatu ibadah tidak disertai dengan doa, maka dapat dikatakan bahwa ibadah tersebut seperti buah yang hampa.
  3. Doa memiliki kedudukan yang tinggi, karena di sisi Allah SWT tak ada yang lebih agung daripada doa. Dalam doa terkandung esensi seorang hamba kepada Tuhan yang menciptakannya.
  4. Kekuatan doa selanjutnya adalah tidak ada yang dapat menolak takdir buruk kecuali dengan berdoa kepada Allah SWT. Dengan berdoa tulus dan sungguh-sungguh, Allah SWT dengan mudah menghapus takdir yang sesuai dengan kehendak-Nya. Ketika Allah SWT telah memutuskan, tidak ada yang dapat mengganggu kecuali dengan memohon kepada-Nya melalui doa.
  5. Mengajukan doa memberikan manfaat kepada mereka yang memohon. Ini termasuk dalam prinsip kepercayaan sam’iyah, yang pada dasarnya adalah suatu kemungkinan yang dapat dipercaya atau tidak. Namun, menjadi suatu kewajiban untuk dipercaya karena berasal dari Allah SWT dan Rasul-Nya.
  6. Allah SWT mengajarkan banyak doa melalui Al-Quran. Rasulullah saw juga mengajarkan umatnya untuk menjalankan doa-doa siang dan malam. Doa telah ada sejak penciptaan Nabi Adam AS, dan pengabulannya juga telah tersedia sejak saat itu.
  7. Doa adalah kekuatan terakhir, memiliki kekuatan yang luar biasa bagi mereka yang beriman. Doa menjadi kekuatan spiritual yang membuka pintu rezeki, jalan menuju kesuksesan, dan meraih kemenangan di dunia dan akhirat. Doa adalah harapan yang mengubah segala yang terasa mustahil menjadi mungkin, karena kehendak-Nya.

 

Itulah 7 kekuatan doa dalam Islam yang sangat bermanfaat bagi kita semua dalam menjalani kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.

Baca juga : 10 Rekomendasi Oleh-Oleh Haji Dan Umroh

10 Rekomendasi Oleh-oleh Haji dan Umroh

10 rekomendasi oleh-oleh haji dan umrohSalah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam yang dilakukan di Kota Mekkah adalah Umroh dan haji. Setelah menyelesaikan serangkaian ibadah ini, umat Muslim biasanya akan mengambil kesempatan untuk membeli oleh-oleh. Berikut ini 10 rekomendasi oleh-oleh Haji dan Umroh yang disarankan.

Ada sepuluh oleh-oleh khas dari Arab Saudi yang sering dibawa pulang oleh jamaah umrah, haji, dan turis. Arab Saudi memiliki dua Kota Suci yang sering dikunjungi oleh umat Islam di seluruh dunia, yaitu Makkah dan Madinah.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah jamaah haji dan umrah terbanyak di seluruh dunia. Selain meluangkan waktu untuk beribadah, para jamaah juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berbelanja dan mencari oleh-oleh sebagai kenang-kenangan yang akan dibawa pulang ke Tanah Air.

Menurut perspektif syariah, membawa oleh-oleh setelah melakukan ibadah haji dan umroh diperbolehkan atau boleh dilakukan. Para ulama juga sepakat bahwa tradisi ini sangat dianjurkan karena dapat mempersatukan hati antara sesama umat Muslim.

Berikut ini merupakan beberapa opsi barang yang umumnya dijadikan oleh-oleh dari Tanah Suci.

  1. Air Zam zam

Kembali dari perjalanan haji atau umroh tak lengkap tanpa membawa pulang air zamzam. Air zamzam, yang artinya “banyak” atau “melimpah ruah,” merupakan sumur yang terletak di wilayah Masjidil Haram, tepatnya di sebelah tenggara Ka’bah. Sumur ini, yang memiliki kedalaman 42 meter, telah ada sejak zaman nabi dan terus mengalirkan air hingga saat ini.

Kandungan mineral dalam air zamzam sangatlah tinggi, membuatnya sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bagi umat Islam, air zamzam dianggap suci dan dipenuhi berkah. Air zamzam hanya dapat ditemukan di Mekkah, tidak ada di tempat lain di dunia. Oleh karena itu, air zamzam menjadi suvenir haji yang tak boleh dilupakan.

Di tahun-tahun sebelumnya, jamaah haji atau umroh diperbolehkan membawa botol kosong untuk mengisi air zamzam di tempat pengambilan dekat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Namun sekarang, pemerintah Arab Saudi telah mendirikan perusahaan khusus bernama Zamazimah. Perusahaan ini terletak di daerah Kuday, yang tidak jauh dari area parkir bus haji.

Walaupun berada di bawah kepemilikan perusahaan, air zamzam di sini tetap disediakan secara gratis. Anda hanya perlu membayar untuk bungkus atau botolnya. Dengan membayar 5 Riyal atau Rp 18.000 saja, Anda dapat memperoleh 10 liter air zamzam yang dikemas dalam botol besar yang higienis dan sudah memiliki label.

  1. Kurma

Kurma, buah yang berasal dari Arab, telah menjadi ikon tak terpisahkan dari negara tersebut. Setelah kembali dari haji, rasanya aneh jika tidak membawa pulang buah yang satu ini. Kurma menjadi oleh-oleh utama yang akan dibagikan kepada keluarga dan sahabat di tanah air.

Anda memiliki opsi untuk memilih kurma basah, kurma kering, atau bahkan kurma muda. Terdapat berbagai jenis kurma seperti kurma lulu, kurma ajwa, kurma nabi, dan sebagainya. Anda dapat membelinya sesuai dengan anggaran yang Anda miliki. Pasar Kurma Madinah merupakan salah satu tempat utama untuk membeli kurma, di mana kurma jenis lulu dijual dengan harga Rp 200.000 per kilogram. Setiap jenis kurma memiliki harga yang berbeda.

Baca Juga : Sejarah Singkat Perkembangan Islam Di Andalusia

  1. Kacang Arab

Ketika tiba di Indonesia setelah menunaikan ibadah haji atau umroh, pasti akan ada banyak kerabat dan sahabat yang datang berkunjung ke rumah. Untuk makanan penutup tamu, kacang arab sangat ideal untuk Anda hidangkan.

Kacang Arab memiliki rasa gurih dan renyah, serta ada yang memiliki rasa manis. Kacang ini cocok untuk lidah orang Indonesia dan juga diyakini bermanfaat bagi ibu hamil.

Harga kacang ini berbeda-beda, dimulai dari 10-50 Riyal atau sekitar Rp 136.000 hingga 180.000 per kilogram. Kacang arab jumbo dijual seharga Rp 60.000 per 500 gram. Anda bisa memperoleh kacang Arab ini di toko-toko camilan yang berlokasi di sekitar Madinah dan Mekkah.

  1. Mukena

Salah satu pilihan oleh-oleh yang menarik adalah mukena, perlengkapan ibadah yang tak kalah menarik. Terdapat beragam motif dan bahan yang tersedia, seperti katun Jepang, mukena Dubai spandex, polyester, parasut, dan lain sebagainya.

Meskipun mukena dapat ditemukan di berbagai penjual di Indonesia, namun mukena yang berasal dari Arab sebagai oleh-oleh tentunya memiliki nilai yang berbeda bagi orang yang memberlinya. Anda dapat menemukan mukena Arab di toko-toko atau pasar tradisional di Arab. Jika tidak memiliki kesempatan untuk berbelanja di sana, Anda dapat membeli mukena khas Arab melalui situs Shopee dengan harga mulai dari Rp 95.000.

  1. Sajadah

Anda juga dapat menjadikan peralatan ibadah seperti sajadah khas Arab sebagai oleh-oleh. Motifnya sangat beragam, termasuk gambar Masjidil Haram, Masjid Nabawi, serta kaligrafi dan motif-motif Islami lainnya. Harganya pun cukup terjangkau, berkisar antara Rp 250.000 hingga Rp 3.500.000 per kodi.

Sajadah ini dijual secara luas di Pasar Bab Mekah atau pasar tradisional Zakfariah. Pastinya, keluarga dan sahabat di tanah air akan sangat gembira jika mendapatkan oleh-oleh berupa sajadah langsung dari Arab.

  1. Gamis

Abaya atau gamis adalah salah satu pakaian tradisional Arab yang bisa ditemukan di pasar atau toko-toko di Madinah dan Mekkah. Jika Anda tidak memiliki kesempatan untuk membelinya di sana atau khawatir tentang kelebihan bagasi, jangan khawatir. Anda masih dapat membeli abaya khas Arab di Indonesia.

Di Jakarta, terdapat Pasar Tanah Abang yang menjual beragam abaya Arab, sementara di Surabaya terdapat Kampung Arab di Jalan Ampel Suci yang juga menjual abaya Arab yang beraneka ragam. Selain itu, saat ini terdapat banyak online shop yang menawarkan baju khas Arab dengan kualitas yang serupa. Anda dapat membelinya melalui Shopee dengan harga mulai dari Rp 160.000.

  1. Peci

Apabila Anda diberikan mukena oleh keluarga atau teman wanita, sebagai pilihan bagi laki-laki Anda dapat memilih peci sebagai hadiah. Peci memiliki keuntungan harganya yang terjangkau dan tidak memakan banyak ruang di dalam koper. Selain itu, peci juga sangat bermanfaat karena sering digunakan dalam ibadah atau kegiatan keagamaan.

Anda dapat memperoleh peci di Pasar Bab Mekkah atau Pasar Zakfariah. Pasar ini menyediakan beragam jenis peci, tetapi disarankan untuk memilih peci yang terbuat dari benang kait karena ukurannya lebih fleksibel. Peci dihargai mulai dari Rp 200.000 per kodi.

  1. Kosmetik

10 rekomendasi oleh-oleh haji dan umroh berikutnya adalah kosmetik. Tidak hanya makanan dan perlengkapan ibadah, kosmetik juga bisa menjadi oleh-oleh haji. Beberapa kosmetik Arab yang terkenal adalah lipstik, celak, dan parfum. Semua produk ini tersedia di pasar Bab Mekkah atau Pasar Zakfariah.

Lipstik memiliki harga sekitar Rp 60.000 per lusin. Sangat terjangkau dan tentu saja tidak memerlukan banyak ruang di dalam koper. Saat membeli kosmetik, penting untuk selalu memeriksa tanggal kedaluwarsanya, ya.

  1. Minyak Zaitun

Salah satu nama buah yang disebutkan dalam Al-Quran adalah zaitun. Buah ini hanya ditemukan di daerah Mediterania dan memiliki banyak manfaat. Zaitun memiliki khasiat yang luar biasa untuk kecantikan dan kesehatan.

Di tanah air, banyak perusahaan kosmetik yang menghasilkan produk menggunakan bahan dasar zaitun. Orang-orang memilih minyak zaitun karena rendahnya kandungan asamnya yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Akibat manfaat yang dimiliki ini, minyak zaitun menjadi salah satu barang yang cukup mahal di pasar domestik.

Apabila Anda berada di Mekkah, disarankan untuk membeli minyak zaitun sebagai oleh-oleh bagi keluarga dan sahabat di Indonesia. Di Pasar Bab Mekkah dan Pasar Zakfariah, Anda dapat memperoleh sebuah kaleng buah zaitun dengan kisaran harga 3–7 Riyal atau sekitar Rp 18.000 sampai Rp 25.000. Sementara itu, harga minyak zaitun berkisar antara 5 sampai 15 Riyal atau sekitar Rp 18.000–Rp 54.000 per botol. Harganya jauh lebih terjangkau daripada di Indonesia, bukan?

  1. Kismis

Salah satu oleh-oleh yang tak kalah penting dari Arab adalah kismis. Kismis, juga dikenal dengan nama Latin Vitis vinifera, merupakan tambahan makanan yang terdiri dari anggur yang telah dikeringkan. Awalnya, kismis dibuat dari anggur hitam, tetapi seiring waktu, kismis juga dibuat dari berbagai varietas anggur lainnya.

Anda dapat memperoleh berbagai macam kismis di Pasar Bab Mekkah atau Pasar Zakfariah. Kisaran harganya beragam, dimulai dari Rp 170.000 per kilogram. Namun, jika Anda tidak memiliki kesempatan untuk membeli di tempat tersebut, saat ini terdapat banyak toko di Indonesia yang khusus menjual oleh-oleh haji. Jadi, Anda masih bisa membelinya di Indonesia.

Tips Membeli Oleh-oleh Murah

Jika Anda berniat untuk melakukan ibadah umroh dan ingin memberikan oleh-oleh, sebaiknya perhatikan saran berikut agar dapat menghemat biaya dan mendapatkan harga yang terjangkau saat membelinya.

Berikut adalah tipsnya :

  • Buatlah Daftar Belanja

Pertama, buatlah daftar belanja yang mencantumkan jenis dan jumlah barang atau makanan yang ingin Anda beli sebagai oleh-oleh. Setelah itu, tentukan sekitar berapa banyak orang yang akan Anda berikan oleh-oleh tersebut.

Dengan membuatnya dengan rinci, Anda dapat mengatur anggaran khusus yang akan digunakan untuk membeli oleh-oleh, sehingga tidak akan bercampur dengan dana penting lainnya.

  • Menawar Harga

Umumnya, para pedagang akan meningkatkan harga secara drastis untuk jamaah haji dari negara asing dan bukan penduduk setempat. Oleh karena itu, untuk menghindari terjebak membeli oleh-oleh dengan harga yang tidak masuk akal, Anda dapat mencoba menawar harga kepada penjualnya. Jika ada hambatan bahasa, Anda dapat meminta bantuan dari agen umroh atau mencoba menawar dalam bahasa Inggris.

  • Memilih Barang Yang Berkualitas

Selanjutnya, untuk menghindari pembelian impulsif dan sembarangan oleh-oleh, disarankan untuk memilih dengan hati-hati barang yang berkualitas. Sebaiknya, jangan tergoda oleh penjual yang menawarkan harga murah untuk oleh-oleh. Lebih baik memeriksa kondisi barang secara teliti sebelum membelinya.

  • Riset dan Membandingkan Dengan Toko Lain

Ketika berada di pusat perbelanjaan oleh-oleh, kamu akan menemukan banyak penjual yang menyediakan berbagai barang menarik serta makanan. Tetapi, sebaiknya jangan hanya mengunjungi satu toko, melainkan lakukan riset dan bandingkan harga oleh-oleh umroh antara penjual yang berbeda.

Dengan demikian, Anda dapat mengetahui toko mana yang menawarkan harga yang lebih terjangkau namun tetap menyediakan barang berkualitas.

Demikianlah 10 rekomendasi oleh-oleh haji dan umroh yang bermanfaat yang dapat kamu pilih saat mengunjungi tanah suci. Untuk dapat membeli oleh-oleh umroh dengan harga yang terjangkau, disarankan untuk menyiapkan dana sejak awal. Hal ini sangat penting dilakukan guna menghindari pengeluaran yang tak terkontrol.

Baca juga : Kisah Nabi Saleh AS Lengkap

Faktor Penyebab Nabi Muhammad SAW Hijrah Ke Madinah

faktor penyebab Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah

Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan tumbuh besar di Makkah. Ia juga aktif dalam menyebarkan dakwah di kota kelahirannya. Namun, karena berbagai alasan, Nabi Muhammad SAW beserta umat Islamnya harus melakukan hijrah ke Madinah. Berikut faktor penyebab Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah tertuang dalam artikel berikut ini.

Secara etimologi, istilah “hijrah” memiliki asal kata dari “hajara” yang memiliki arti menghentikan hubungan dan berpindah dari suatu daerah ke daerah lain. Menurut K.H Abdul Qodir, S.H.I., M.Pd. dan H. M. Wahyu Fauzi Aziz, S.H., M.Si. dalam buku Kumpulan Tema Khutbah Pilihan (2021: 137), hijrah mengacu pada peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW dan sebagian pengikutnya pindah dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan yang diberikan oleh kaum kafir Quraisy di Makkah.

Hijrah Rasulullah SAW bersama kaum muslimin dari Mekkah ke Madinah (Yatsrib) menjadi titik penting dalam kebangkitan umat Muslim pada masa itu. Pemilihan hijrah oleh kaum muslimin tentu memiliki alasan yang mendalam. Selain untuk menghindari persekusi yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy, hijrah ini juga merupakan awal dari peradaban Islam yang baru di kota Madinah.

Dalam prosesnya, waktu bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang lebih baik, dengan tujuan menjaga keselamatan, kebaikan, dan kemajuan Islam. Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dan umat Islam ke Madinah terjadi karena ada beberapa alasan yang mendasarinya.

Baca juga : Kisah Nabi Hud Lengkap

Adapun faktor penyebab Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah adalah sebagai berikut :

  1. Adanya Tekanan dan Siksaan Dari Kaum Kafir Quraisy

Salah satu alasan utama hijrahnya Nabi Muhammad SAW dan umat Islam ke Madinah adalah karena mereka mengalami siksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy. Ketika Nabi Muhammad SAW menyampaikan dakwah secara terbuka, mereka menghadapi berbagai ancaman yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya yang beriman.

Pada saat itu, di kota Mekkah, banyak umat Muslim yang mengalami siksaan yang kejam oleh orang-orang kafir Quraisy, sedangkan Rasulullah SAW tidak memiliki kemampuan untuk melindungi mereka dalam keadaan hidup.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW selalu mempertimbangkan mencari perlindungan di luar Makkah. Akibatnya, kaum Muslim melakukan hijrah ke Habsyah, Thaif, dan akhirnya ke Madinah. Seperti yang dinyatakan oleh Bilal ra saat ia berhijrah.

Setelah mendengar seruan Rasulullah SAW, akhirnya sekelompok umat Islam yang terdiri dari 10 pria dan 4 wanita memutuskan untuk pergi ke negeri Habsyah. Hal ini menjadi hijrah pertama umat Islam. Di antara mereka adalah Utsman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah binti Rasulullah SAW. Mereka dipimpin oleh Utsman bin Mazh’un.

  1. Adanya Kekuatan Yang Melindungi Dakwah Rasulullah

Alasan kedua adalah kekuatan untuk membantu dan melindungi dakwah yang memungkinkan Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan bebas adalah karena kesepakatan yang tercantum dalam Bai’atul-‘Aqabah kedua, di mana kaum Anshâr berjanji untuk melindungi Nabi Muhammad SAW dengan penuh dedikasi seperti melindungi keluarga mereka sendiri, baik anak-anak maupun istri mereka.

Melalui para pelaku hijrah, kita dapat mengetahui betapa beragamnya kemanusiaan yang terdiri dari berbagai tingkat dan status sosial di kalangan masyarakat Mekkah. Di antara mereka, terdapat individu-individu kaya dan miskin, orang tua dan anak-anak, serta laki-laki dan perempuan yang merupakan penduduk asli Mekkah.

Dalam hal ini, terbukti betapa besar pengaruh, kekuatan, dan kesempurnaan dakwah yang diemban oleh Rasulullah SAW.

  1. Adanya Anggapan Nabi Muhammad SAW Pendusta

Salah satu alasan ketiga adalah bahwa pemimpin suku Quraisy dan mayoritas penduduk Makkah menganggap Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pembohong, sehingga mereka tidak mempercayainya. Dalam situasi seperti ini, Nabi Muhammad SAW berkeinginan untuk menyampaikan dakwah kepada masyarakat lain yang bersedia menerimanya.

  1. Adanya Serangan dan Gangguan dari Kaum Kafir Quraisy

Alasan terakhir adalah Quraisy melakukan berbagai upaya untuk menghalangi Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam hijrah mereka. Meskipun mereka tidak berhasil mengembalikan pemuda yang telah masuk Islam, dakwah Rasulullah SAW tetap berlanjut tanpa mengendur. Oleh karena itu, mereka merayu orang-orang bodoh di kalangan mereka untuk mencemarkan nama Rasulullah SAW melalui fitnah, kekerasan, pengiriman sihir, dan praktik-praktik perdukunan.

Makna Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah tidak hanya merupakan perjalanan fisik dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga sebuah perjalanan rohani yang memiliki makna dan pengajaran penting bagi umatnya. Ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil, yaitu sebagai berikut:

  • Merencanakan Strategi Jitu

etika hijrah berlangsung, Rasulullah SAW menunjukkan keahliannya dalam merencanakan dan melaksanakan strategi dakwah dengan cermat. Meskipun dakwah ini didukung oleh pertolongan Allah SWT, Rasulullah SAW tetap tunduk pada sunnatullah (hukum sebab akibat) dalam mencapai keberhasilan dakwahnya, seperti halnya manusia biasa lainnya.

  • Meninggalkan Kemungkaran

Jika terjadi kemungkaran di suatu tempat dan umat Islam tidak mampu mengubahnya, sebaiknya mereka tidak diam dan segera meninggalkan tempat tersebut. Namun, jika masih ada kemungkinan upaya perbaikan meskipun sedikit demi sedikit, maka tidak masalah untuk tetap bertahan dan berusaha menumpas kemungkaran.

  • Perubahan

Nabi Muhammad SAW menunjukkan ketekunan yang nyata dalam berdakwah melalui upayanya dalam mengembangkan berbagai inovasi baru dalam berdakwah, yang didukung oleh alasan-alasan relevan yang menjadi latar belakangnya.

  • Sebagai Tanggung Jawab

Rasulullah SAW, sebagai pemimpin, memiliki tanggung jawab besar dan selalu memperhatikan kesejahteraan umatnya. Beliau berusaha dengan berbagai cara agar umatnya terlindungi dari siksaan dan provokasi pihak lain. Tak hanya itu, Nabi Muhammad SAW juga menjadi yang terakhir meninggalkan Makkah setelah semua umat Islam berhasil selamat dalam proses hijrah menuju Madinah.

Dengan melihat dari 4 makna hijrahnya Rasulullah SAW bersama para sahabatnya, kita dapat mengambil contoh dalam kehidupan sehari-hari. Agar bisa memulai hijrah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya, tentunya kita perlu memiliki pengetahuan yang memadai agar dapat hijrah di jalan yang benar.

Hijrahnya Nabi Muhammad dan umat Islam ke Madinah merupakan peristiwa bersejarah yang bahkan mengandung berbagai kisah yang menjadi sumber pembelajaran bagi umat Islam hingga saat ini. Demikian faktor penyebab Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah yang telah dijelaskan dalam artikel di atas, semoga bermanfaat.

Baca juga : Perbedaan Infaq dan Shodaqoh Dalam Islam

Perbedaan Infaq Dan Shodaqoh Dalam Islam

perbedaan infaq dan shodaqoh dalam islam

Beramal adalah salah satu prinsip utama dalam agama Islam. Dalam Islam, beramal dapat diwujudkan dalam berbagai cara, salah satunya adalah melalui infak dan sedekah. Walaupun infak dan sedekah sering digunakan secara bergantian, sebenarnya terdapat perbedaan konseptual dan makna antara keduanya. Simak perbedaan infaq dan shodaqoh dalam Islam berikut ini.

Dalam Islam, tidak hanya diharuskan beribadah kepada Allah Swt melalui sholat, puasa, dan lainnya. Kita juga memiliki kewajiban menjadi individu yang dermawan dalam membantu sesama yang membutuhkan. Cara lain yang bisa kita lakukan adalah dengan mengalokasikan sebagian dari harta kita untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Bantuan tersebut dapat disalurkan melalui tiga bentuk, yaitu zakat, infak, dan sedekah. Namun, masih banyak orang yang bingung dan belum sepenuhnya memahami perbedaan infaq dan shodaqoh dalam Islam.

Dalam Islam, infaq mengacu pada perbuatan memberikan harta atau benda yang dimiliki sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Di sisi lain, sedekah dalam agama Islam merujuk kepada tindakan amal yang bertujuan untuk memberikan manfaat atau bantuan kepada individu yang memerlukan, entah dalam bentuk harta, pengetahuan, atau upaya.

Pengertian Infaq dan Shodaqoh

Kata “Infaq” berasal dari bahasa Arab “anfaqa” yang mempunyai makna “mengeluarkan sesuatu untuk tujuan tertentu”. Sedangkan sedekah berasal dari kata Arab “shodaqah” yang berarti “pemberian yang dilakukan dengan tujuan mencari ridha Allah”.

Walaupun istilah dua kata tersebut berbeda, pada dasarnya infak dan sedekah memiliki makna yang serupa, yaitu memberikan sejumlah harta kepada mereka yang membutuhkannya dengan kerelaan hati demi keridhaan Allah.

Baca juga : Hikmah Memahami Asmaul Husna

Perbedaan Infaq dan Shodaqoh

Perbedaan konsep dan makna antara infak dan sedekah dalam Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Bentuk Amal

Infaq berbeda dengan zakat karena tidak ada nilai nisab yang ditentukan. Ini berarti kita dapat memberikan sumbangan dana dengan fleksibilitas besaran dan waktu. Infaq juga dikenal sebagai kunci rejeki yang akan dibuka oleh Allah SWT. Jika seseorang dengan tulus mengeluarkan infaq untuk orang lain, maka Allah SWT akan memberikan rejeki yang tak terduga. Hukum infaq adalah sunnah. Jika mampu, sangat dianjurkan untuk menyumbangkan sedikit harta yang dimiliki. Namun, jika tidak mampu, tidak ada dosa yang ditanggung.

Sedangkan, shodaqoh tidak perlu berbentuk uang atau hal-hal materi. Tindakan baik yang kita lakukan juga dapat dianggap sebagai sedekah jika memberikan manfaat kepada orang lain. Bahkan, senyuman pun dapat dihitung sebagai sedekah kecil. Sedekah memiliki hukum sunnah, sehingga siapa pun yang melakukannya akan mendapatkan pahala. Secara sederhana, sedekah adalah perbuatan kecil yang baik.

Namun, jika tidak dilakukan, tidak akan menimbulkan dosa. Walaupun begitu, Allah menjamin bahwa harta yang dimiliki tidak akan habis dengan memberikan sedekah/shodaqoh. Bahkan, sedekah adalah salah satu dari beberapa amalan yang akan terus berlanjut setelah seseorang meninggal dunia.

  1. Tujuan dan Sasaran

Infaq memiliki fokus yang lebih pada upaya membangun dan mengembangkan umat Islam. Infaq diharapkan mampu memberikan bantuan dalam pembangunan masjid, sekolah Islam, rumah sakit Islam, serta proyek-proyek lain yang berhubungan dengan kepentingan umat Islam. Sementara itu, shodaqoh lebih ditekankan pada memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, seperti fakir miskin, janda dan anak yatim.

  1. Nilai Keikhlasan

Infaq dan shodaqoh diharapkan dilakukan dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan balasan. Namun, infaq lebih menekankan pada keikhlasan dalam beramal untuk memperoleh berkah dan ridha Allah SWT, sementara sedekah lebih menekankan pada kepedulian dan empati terhadap sesama manusia.

Dalam agama Islam, melakukan amal dengan tulus ikhlas dan tanpa mengharapkan balasan adalah tindakan yang sangat disarankan dan berpotensi mendapatkan pahala besar di sisi Allah SWT. Infaq maupun shodaqoh memiliki nilai dan makna yang penting dalam kehidupan beragama, oleh karena itu.

  1. Kepentingan

Tujuan infaq adalah untuk memperkuat dan memajukan kepentingan umat Islam di bidang sosial, ekonomi, dan keagamaan. Selain itu, infaq juga berperan dalam memperkuat ikatan solidaritas dan persatuan di antara umat Islam. Di sisi lain, shodaqoh memiliki tujuan untuk meringankan penderitaan dan beban orang-orang yang membutuhkan serta membantu memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

Setelah memahami perbedaan konsep dan makna antara infak dan sedekah, kita juga diberikan kemudahan dalam menyalurkan infaq di era yang semakin serba online ini. Kemajuan teknologi telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam beramal. Teknologi juga telah memudahkan dan mempercepat proses pengumpulan dan penyaluran dana infaq, sedekah, dan zakat melalui platform infak online.

Manfaat Infaq dan Shodaqoh

Walaupun kedua amalan ini memerintahkan kita untuk memberikan apa yang kita miliki, termasuk harta, tenaga, dan waktu, Allah SWT tidak akan mengurangi apa yang telah kita berikan. Allah SWT memberikan manfaat lain berupa pahala berlipat yang akan kita peroleh.

Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan rutin melakukan infaq dan shodaqoh:

  • Mempunyai relasi yang positif dengan masyarakat
  • Menghindari takabur atau sombong adalah sifat yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT
  • Memperoleh keridhaan dari Allah SWT
  • Bebas dari kecanduan terhadap kekayaan yang berlimpah, kita akan menyadari bahwa harta adalah sesuatu yang bersifat duniawi dan sementara. Dengan berinfak maupun bersedekah, kita akan menyadari hal ini

Demikianlah pembahsan tentang perbedaan infaq dan shodaqoh dalam Islam, semoga menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menambah keimanan kita kepada Allah SWT.

Baca juga : Kisah Nabi Nuh AS Lengkap Sampai Akhir Hayatnya

 

Hikmah Memahami Asmaul Husna

hikmah memahami asmaul husna

Menggali pengetahuan tentang asmaul husna membawa banyak keberkahan, manfaat, dan keutamaan bagi kehidupan individu yang beragama Islam. Mari kita bahas hikmah memahami asmaul husna lebih dalam dalam artikel berikut ini.

Tentu saja, umat Islam memiliki pemahaman yang mendalam mengenai ‘Asmaul Husna’. Asmaul Husna merujuk kepada 99 nama Allah SWT yang terdapat dalam Al-Quran. Kumpulan nama-nama ini mencerminkan keunggulan dan kebesaran Allah SWT.

Dalam dunia ini, kekuasaan Allah SWT tercermin melalui 99 nama yang mengandung arti masing-masing. Dalam ke-99 nama itu, umat Muslim mengakui bahwa Allah SWT adalah Zat yang Maha Agung dan Maha Segalanya.

Banyak yang menyampaikan kata Asmaul Husna pada ceramah dan acara keagamaan. Selain itu, Asmaul Husna sering diungkapkan dalam lagu-lagu yang merdu dan indah. Umat Islam dianjurkan untuk mempelajari Asmaul Husna agar mendapatkan manfaatnya.

Hanya Allah SWT yang memiliki dan berhak untuk mengungkap rahasia dari sifat-sifat-Nya melalui Al Quran dan hadis yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Banyak alim ulama telah membuat banyak tafsir tentang arti nama-nama Allah yang terbaik, agar umat muslim dapat mempelajarinya dengan baik dan mengamalkannya secara benar.

Hikmah Mempelajari dan Memahami Asmaul Husna

Setiap muslim yang ingin meraih ganjaran pahala, kehidupan tenang, keselamatan dunia dan akhirat, serta keberkahan dianjurkan untuk mempelajari, menghafal, dan berzikir dengan menyebut nama-nama Allah SWT.

Ada banyak kebaikan, manfaat, dan keutamaan dalam mempelajari asmaul husna. Namun, rahasia dan hikmah yang terkandung dalamnya hanya diketahui oleh Allah SWT. Apabila zikir yang dilakukan secara rutin dengan menyebut nama-nama Allah yang paling baik, hati akan semakin penuh cinta dan mendekatkan diri dengan apa yang selalu diingat dan disebut-sebut.

Dalam praktik zikir Asmaul Husna, terdapat beberapa hikmah dan manfaat yang dapat menjadi motivasi bagi umat Muslim untuk mengamalkannya :

  1. Supaya Do’a Lebih Mudah Terkabul

Semua orang pasti menginginkan agar doanya segera dikabulkan oleh Allah SWT, dan kebutuhan serta keinginannya diijinkan. Untuk mencapai hal itu, sebelum berdoa disarankan untuk mengucapkan nama-nama Allah yang sesuai dengan keinginan dan doanya.

Jika ingin mendapatkan rejeki yang melimpah, perbanyaklah menyebut asma Ar-Rozak yang berarti Maha Pemberi Rejeki. Allah SWT telah menegaskannya dalam Al-Quran, surat Al-A’raf ayat 180.

  1. Mendapat Belas Kasih dari Sesama Manusia

Apabila seseorang melafalkan asma “Yaa Rahim” sebanyak 100 kali setiap harinya secara rutin, dengan izin Allah, akan ada rasa belas kasih yang diberikan kepada hati orang yang memperhatikan kita.

Baca juga : Kisah Nabi Nuh AS Lengkap Sampai Akhir Hayatnya

  1. Mendapat Ketenangan Hati

Salah satu dari Asmaul Husna yang memiliki keutamaan dalam memberikan ketenangan hati adalah Ar-Rahman, yang artinya Yang Maha Pemurah. Menurut informasi yang ditemukan di laman NU Online, jika seseorang membaca “Yaa Rahman” sebanyak 500 kali setelah setiap shalat fardhu, maka insyaAllah hatinya akan mendapatkan ketenangan dan tidak lagi merasa gelisah, cemas, atau gugup.

  1. Menjadikan Hati Lebih Bersih dan Terang

Agar hati tetap bersih dan terang, serta memudahkan konsentrasi dan menjauhkan dari keinginan buruk, disarankan untuk berzikir dengan menyebut asma Yaa Fattah sebanyak 71 kali di kedua telapak tangan yang diletakkan di dada. Lakukan ini secara rutin setelah salat subuh.

  1. Mendapat Kesembuhan dan Keselamatan

Jika rutin melafalkan asma As-Salaam sebanyak 136 kali setiap hari, salah satu manfaatnya adalah mendapatkan kesembuhan saat sedang sakit dan keselamatan saat berada dalam bahaya, insya Allah.

  1. Diberikan Kelancaran Rezeki

Apabila Anda berkeinginan untuk kelancaran rezeki dan diberikan taufik serta hidayah, maka Anda dapat mengulang zikir “Yaa Latif” sebanyak 129 kali setiap harinya. Dengan izin Allah, keinginan tersebut akan dikabulkan dan dijalankan dengan mudah.

  1. Selalu Ingat Kepada Allah sebagai Tujuan Akhir Hidup

Kehidupan manusia di dunia ini bersifat sementara, tetapi tujuan utamanya adalah kembali kepada Allah SWT dan menghadapi kehidupan akhirat. Sayangnya, hati sering kali teralihkan dari tujuan tersebut, menyebabkan kerugian yang signifikan karena kurangnya persiapan untuk masa depan di akhirat.

Untuk selalu mengingatkan hati pada Allah SWT dan tujuan hidup yang sebenarnya, asma Yaa Akhir yang berarti Yang Maha Akhir dapat senantiasa diucapkan dalam setiap kesempatan agar hati diberkahi dengan pengingatan yang kuat.

Mempelajari Asmaul Husna merupakan tuntutan bagi umat Islam agar dapat meraih manfaatnya. Inilah manfaat yang didapatkan oleh umat Muslim yang mempelajari Asmaul Husna :

  • Mengenal lebih dalam kepada Allah SWT

Membaca Asmaul Husna adalah cara bagi umat muslim untuk memperdalam pengenalan mereka terhadap Allah. Terdapat 99 nama Asmaul Husna yang mengungkapkan sifat-sifat Allah SWT. Dengan memahami sifat-sifat ini, kita dapat meningkatkan keimanan dan keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan yang menguasai seluruh dunia dan segala isinya.

  • Menambah Kadar Keimanan

Ketika kita mempelajari Asmaul Husna, keimanan kepada Allah SWT akan meningkat. Dengan mengulanginya secara berulang-ulang, kita semakin mengakui kemuliaan dan keistimewaan Allah. Sikap taat dan patuh terhadap ajaran agama juga menjadi lebih kokoh. Kesadaran kita pun terbuka bahwa sebagai manusia, kita hanyalah zat kecil di dalam bumi Allah yang luas ini. Segala yang kita miliki di dunia ini sebenarnya hanyalah amanah dan anugerah dari-Nya.

  • Dijauhi Sifat-sifat Dzalim

Saat kita semakin mendekat dengan Allah SWT, rasa takut akan terus menghinggapi kita dalam menjauhi larangan-larangan-Nya. Ini akan melindungi kita dari kekufuran atau menyembah selain Allah. Kita juga akan semakin taat dalam mengikuti aturan-aturan yang terdapat dalam Al-Quran. Dengan demikian, kita akan terhindar dari perilaku zalim. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan tetap melaksanakan ibadah kepada Allah, seperti salat, zakat, berpuasa, dan lain sebagainya.

  • Menambah Ilmu Pengetahuan

Membaca Asmaul Husna akan meningkatkan pengetahuan kita tentang sifat-sifat Allah SWT. Nama-nama dalam Asmaul Husna mengandung pemahaman tentang alam, lingkungan, dan aspek-aspek lain dari dunia yang merupakan kepunyaan Allah. Dengan pengetahuan ini, kita dapat berpikir dengan bijaksana dan logis, serta mengambil tindakan yang tepat.

  • Selalu Bersyukur Atas NikmatNya

Melalui membaca Asmaul Husna, kita diajarkan untuk senantiasa bersyukur atas karunia yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. Sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Asmaul Husna akan membangunkan kesadaran kita akan kenikmatan, perlindungan, dan berkat yang Allah berikan dalam kehidupan kita. Tanpa limpahannya, kita tak akan memiliki kedudukan apapun di dunia ini.

  • Termotivasi Mencari Rahmat Allah

Saat mempelajari Asmaul Husna, kita akan semakin yakin bahwa Allah SWT sangat Pemurah dan Penyayang. Setiap rahmat yang kita terima adalah karunia-Nya. Dengan menyadari hal itu, kita akan semakin gigih dalam mencari keridhaan-Nya agar kehidupan kita selalu diberkahi.

Demikain pembahasan tentang hikmah memahami Asmaul Husna beserta manfaat yang akan didapatkan, semoga menambah keimanan kita kepada Allah SWT.

Baca juga : Mengenal Suku Quraisy

Butuh Bantuan ?