Keajaiban 10 Hari Terakhir Ramadhan

Keajaiban 10 Hari Terakhir RamadhanRamadhan adalah bulan yang penuh berkah, dan di dalamnya terdapat fase yang paling istimewa, yaitu 10 hari terakhir. Bagi umat Muslim, inilah momen emas yang tidak boleh disia-siakan. Kenapa? Karena di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, yakni Lailatul Qadar. Selain itu, doa dan ibadah yang dilakukan di hari-hari ini memiliki keutamaan luar biasa. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang keajaiban 10 hari terakhir Ramadhan!

Keajaiban 10 Hari Terakhir Ramadhan

  1. Lailatul Qadar: Malam yang Dinantikan

Salah satu keistimewaan utama 10 hari terakhir Ramadhan adalah hadirnya Lailatul Qadar. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 1-3)

Malam ini menjadi waktu yang paling mustajab untuk berdoa, beristighfar, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Para ulama menyebutkan bahwa Lailatul Qadar jatuh di salah satu malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan, seperti malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.

Bayangkan, satu malam ini lebih baik dari seribu bulan atau sekitar 83 tahun! Artinya, satu ibadah yang dilakukan pada malam ini pahalanya seperti kita beribadah selama lebih dari 83 tahun. Maka, sangat rugi jika kita melewatkan kesempatan emas ini.

  1. Itikaf: Mendekatkan Diri kepada Allah

Salah satu amalan yang dianjurkan dalam 10 hari terakhir Ramadhan adalah itikaf. Itikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW selalu melakukan itikaf di 10 hari terakhir Ramadhan, seperti yang diriwayatkan dalam hadits berikut:

“Rasulullah SAW beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau.” (HR. Bukhari & Muslim)

Itikaf bukan hanya sekadar menginap di masjid, tetapi juga momen untuk benar-benar fokus beribadah tanpa gangguan duniawi. Selama itikaf, kita bisa memperbanyak salat, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan merenungi kehidupan.

Baca juga : Mengapa Al Qur’an Diturunkan Bertahap

  1. Doa Mustajab di 10 Hari Terakhir

Salah satu keutamaan 10 hari terakhir Ramadhan adalah waktu mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW mengajarkan kepada Aisyah RA sebuah doa yang bisa dibaca di malam-malam tersebut:

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.”

(Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau mencintai ampunan, maka ampunilah aku.)

Ini adalah doa yang sangat sederhana tapi memiliki makna mendalam. Di 10 hari terakhir ini, kita harus memperbanyak doa, meminta ampunan, dan memohon kebaikan dunia serta akhirat.

  1. Momen Terbaik untuk Bertaubat

10 hari terakhir Ramadhan adalah waktu terbaik untuk introspeksi diri dan bertaubat kepada Allah SWT. Bulan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk membersihkan hati dari dosa-dosa yang lalu. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim)

Taubat yang kita lakukan di 10 hari terakhir ini diharapkan menjadi awal yang baru dalam kehidupan kita. Jangan sampai kita keluar dari bulan Ramadhan dalam keadaan yang sama seperti sebelumnya, tanpa ada peningkatan dalam keimanan dan ketakwaan.

  1. Bersedekah di 10 Hari Terakhir

Selain ibadah ritual, kita juga bisa meningkatkan amalan sosial, seperti bersedekah. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin meningkat di bulan Ramadhan, terutama di 10 hari terakhir.

Sedekah bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti memberi makan orang yang berbuka, membantu fakir miskin, atau memberikan donasi kepada mereka yang membutuhkan. Kebaikan yang kita lakukan di hari-hari ini akan berlipat ganda pahalanya.

  1. Menyempurnakan Ibadah Sebelum Ramadhan Berakhir

Tidak terasa, setelah 10 hari terakhir ini, Ramadhan akan segera berakhir. Maka, kita harus maksimal dalam beribadah agar tidak ada penyesalan setelah Ramadhan pergi. Ini adalah kesempatan terakhir untuk meningkatkan kualitas ibadah sebelum kita kembali ke rutinitas sehari-hari.

Beberapa amalan yang bisa kita tingkatkan di 10 hari terakhir ini adalah:

  • Memperbanyak membaca Al-Qur’an
  • Mendirikan salat malam (Qiyamul Lail)
  • Memperbanyak istighfar dan zikir
  • Memperbanyak doa, terutama di waktu-waktu mustajab
  • Menjaga hati dan lisan dari hal-hal yang tidak bermanfaat
  1. Mempersiapkan Zakat Fitrah

Di akhir Ramadhan, kita juga diwajibkan untuk menunaikan zakat fitrah. Zakat ini berfungsi sebagai penyuci bagi orang yang berpuasa dan juga untuk membantu mereka yang kurang mampu agar bisa merayakan Idul Fitri dengan kebahagiaan.

Zakat fitrah wajib dikeluarkan sebelum salat Idul Fitri, sehingga sebaiknya kita sudah menyiapkannya di 10 hari terakhir ini. Selain itu, kita juga bisa menyalurkan sedekah tambahan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.

Kesimpulan

10 hari terakhir Ramadhan adalah waktu yang penuh keajaiban dan berkah. Di dalamnya terdapat Lailatul Qadar, kesempatan untuk itikaf, waktu mustajab untuk berdoa dan bertaubat, serta peluang besar untuk bersedekah dan meningkatkan ibadah. Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Mari kita manfaatkan hari-hari terakhir Ramadhan ini dengan maksimal. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar dan diampuni dosa-dosanya. Aamiin! 😊

Baca juga : Kenapa lailatul Qadar Sangat Spesial

Mari Manfaatkan 10 Hari Pertama Ramadhan

Mari Manfaatkan 10 Hari Pertama RamadhanRamadhan adalah bulan yang penuh berkah, dan di dalamnya terdapat tiga fase yang masing-masing memiliki keutamaan tersendiri. Salah satu fase yang paling istimewa adalah 10 hari pertama Ramadhan. Banyak orang yang tidak menyadari betapa berharganya waktu ini, padahal di dalamnya terdapat rahmat dan kasih sayang Allah yang luar biasa. Nah, mari manfaatkan 10 hari pertama Ramadhan ini, dan bagaimana cara terbaik untuk mengisi hari-hari ini dengan amal yang bermanfaat!

Keistimewaan 10 Hari Pertama Ramadhan

Menurut berbagai hadis, 10 hari pertama Ramadhan adalah saat di mana Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda:

“Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.” (HR. Al-Baihaqi)

Ini berarti bahwa Allah membuka pintu rahmat seluas-luasnya pada awal Ramadhan. Jika kita ingin mendapatkan keberkahan sepanjang bulan Ramadhan, maka kita harus memulai dengan baik dari 10 hari pertama ini.

Cara Memanfaatkan 10 Hari Pertama Ramadhan

Agar tidak menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga ini, berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk meraih keberkahan di 10 hari pertama Ramadhan:

  1. Niat yang Kuat dan Tulus

Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tapi juga tentang memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, sebelum memulai ibadah, pastikan kita meluruskan niat. Jangan hanya menjalankan puasa sebagai rutinitas tahunan, tetapi jadikan momen ini sebagai waktu untuk meningkatkan kualitas iman.

  1. Perbanyak Doa dan Dzikir

Seperti yang kita tahu, doa adalah senjata orang beriman. Di 10 hari pertama ini, mari perbanyak doa untuk memohon rahmat Allah. Jangan lupa juga untuk berdzikir agar hati kita selalu terhubung dengan-Nya. Beberapa dzikir yang bisa diamalkan antara lain:

  • Subhanallah wa bihamdihi (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya)
  • Astaghfirullah wa atubu ilaih (Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya)
  • La ilaha illallah, wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir (Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)

Baca juga : 9 Keistimewaan di Bulan Ramadan

  1. Shalat Tarawih dengan Khusyuk

Shalat Tarawih adalah salah satu ibadah yang hanya ada di bulan Ramadhan. Jangan sampai kita malas-malasan atau hanya melakukannya sekadarnya. Ingat, kesempatan ini hanya datang setahun sekali! Cobalah untuk melaksanakan shalat Tarawih dengan khusyuk dan penuh kesungguhan.

  1. Membaca Al-Qur’an Setiap Hari

Salah satu amalan terbaik di bulan Ramadhan adalah membaca Al-Qur’an. 10 hari pertama ini bisa menjadi waktu yang baik untuk membangun kebiasaan membaca Al-Qur’an setiap hari. Jika kita bisa membaca satu juz per hari, maka dalam sebulan kita bisa khatam Al-Qur’an. Tapi jika tidak mampu, jangan berkecil hati, baca saja sesuai kemampuan, yang penting konsisten.

  1. Bersedekah dengan Ikhlas

Ramadhan adalah bulan berbagi. Tidak harus menunggu kaya untuk bersedekah, karena sedekah tidak hanya berupa uang, tetapi juga bisa dalam bentuk makanan, tenaga, bahkan sekadar senyuman dan kata-kata baik. Cobalah untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan, baik keluarga, tetangga, atau orang lain yang kita temui.

  1. Menjaga Lisan dan Perbuatan

Puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari berkata kasar, bergunjing, atau melakukan perbuatan yang tidak baik. Kita harus menjaga lisan dan hati kita agar tetap bersih selama bulan suci ini.

  1. Memperbanyak Shalat Sunnah

Selain shalat wajib, 10 hari pertama ini bisa menjadi momen untuk menambah shalat sunnah seperti shalat Dhuha, shalat Tahajud, dan shalat Witir. Dengan menambah ibadah sunnah, kita semakin mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat.

  1. Menjalin Silaturahmi

Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga dan teman. Jika selama ini ada hubungan yang renggang, manfaatkan waktu ini untuk saling memaafkan dan mempererat silaturahmi.

  1. Menghindari Hal-Hal yang Sia-Sia

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, sayang sekali jika kita menghabiskannya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti terlalu lama bermain media sosial, menonton acara yang tidak mendidik, atau bergosip. Sebaiknya gunakan waktu untuk hal-hal yang lebih produktif.

  1. Memperbanyak Istighfar dan Muhasabah

Momen Ramadhan, terutama di 10 hari pertama, adalah waktu yang baik untuk banyak beristighfar dan melakukan introspeksi diri. Kita bisa merenungkan bagaimana perjalanan hidup kita selama ini dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya.

Kesimpulan

10 hari pertama Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah dan rahmat. Jika kita ingin meraih keberkahan sepanjang bulan suci ini, maka kita harus memulainya dengan baik. Perbanyak ibadah, tingkatkan kualitas hubungan dengan Allah dan sesama, serta jauhi hal-hal yang tidak bermanfaat.

Jangan sampai kita menyesal di akhir Ramadhan karena melewatkan kesempatan emas di awalnya. Mari manfaatkan 10 hari pertama ini dengan sebaik-baiknya, karena siapa tahu ini bisa menjadi Ramadhan terakhir kita. Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita dan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin! Selamat menjalani ibadah di bulan suci, semoga kita semua mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan dunia akhirat! 😊

Baca juga : Pemerintah Arab Saudi Tutu Mazarat di Mekkah Selama Ramadhan 2025

Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan Tahun 2025

Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan Tahun 2025Bulan Ramadhan sebentar lagi! Sudah siap menyambut bulan penuh berkah ini? Jangan sampai Ramadhan datang begitu saja tanpa persiapan, lalu kita menyesal karena ibadah kurang maksimal. Nah, supaya Ramadhan tahun ini lebih berkualitas, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan sejak sekarang. Yuk, simak 7 langkah persiapan menyambut bulan Ramadhan tahun 2025 berikut ini.

Persiapan Menyambut Ramadhan 2025

  1. Perbaiki Niat dan Perbanyak Doa

Segala sesuatu berawal dari niat, termasuk ibadah di bulan Ramadhan. Kita perlu meluruskan niat bahwa Ramadhan bukan sekadar momen menahan lapar dan haus, tapi juga kesempatan mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, jangan lupa perbanyak doa agar diberi kesehatan, umur panjang, dan kekuatan untuk menjalani ibadah dengan baik. Salah satu doa yang bisa diamalkan adalah:

“Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya’ban, wa ballighna Ramadhan.”

(Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.)

  1. Latih Diri dengan Puasa Sunnah

Agar tubuh tidak kaget saat harus berpuasa sebulan penuh, cobalah untuk membiasakan diri dengan puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (puasa pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah). Selain melatih fisik, puasa sunnah juga bisa menjadi ajang persiapan mental agar semakin semangat saat Ramadhan tiba.

Baca juga : Manfaat Umroh Bersama Keluarga

  1. Perbaiki Kualitas Sholat

Sholat adalah ibadah utama yang harus kita jaga, apalagi di bulan Ramadhan nanti ada sholat tarawih dan witir yang tidak boleh terlewat. Maka dari itu, kita bisa mulai memperbaiki kualitas sholat wajib, seperti menjaga khusyuk, memahami makna bacaan, dan berusaha sholat tepat waktu. Jika masih bolong-bolong, sekaranglah saatnya memperbaiki agar Ramadhan nanti lebih siap!

  1. Tingkatkan Bacaan Al-Qur’an

Bulan Ramadhan dikenal sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an, sehingga sangat dianjurkan untuk lebih banyak membaca dan memahami isinya. Jika selama ini jarang membaca Al-Qur’an, mulailah membiasakan diri dengan membaca minimal satu halaman setiap hari. Dengan begitu, saat Ramadhan nanti, kita bisa lebih mudah menyelesaikan target khatam Al-Qur’an.

  1. Latih Diri dengan Menjaga Lisan dan Emosi

Salah satu tantangan terbesar saat puasa adalah menahan emosi dan menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat. Mulai sekarang, biasakan untuk berbicara yang baik, menghindari ghibah, serta bersikap lebih sabar. Ini akan sangat membantu saat menjalani puasa agar tidak mudah terpancing emosi.

  1. Persiapkan Fisik dengan Pola Hidup Sehat

Ramadhan akan lebih maksimal jika tubuh dalam kondisi sehat. Oleh karena itu, mulailah menjaga pola makan dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak dan memperbanyak sayur serta buah. Selain itu, rutin berolahraga ringan agar tubuh tetap bugar saat menjalani puasa.

  1. Rencanakan Target Ibadah

Agar Ramadhan lebih produktif, buatlah target ibadah yang ingin dicapai, seperti:

  • Menyelesaikan satu kali khatam Al-Qur’an
  • Rutin mengikuti kajian atau tadarus
  • Perbanyak sedekah dan berbagi dengan sesama
  • Memperbaiki sholat malam dan memperbanyak dzikir

Dengan adanya target, kita akan lebih semangat dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan dan tidak membuang waktu dengan hal yang sia-sia.

Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan Tahun 2025-Persiapan yang matang akan membuat Ramadhan kita lebih bermakna dan penuh berkah. Yuk, mulai dari sekarang agar kita benar-benar siap menyambut bulan suci dengan ibadah yang maksimal! Semoga kita semua diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan tahun ini dan bisa menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Aamiin. 😊

Baca juga : Keuntungan Umroh Bersama Pasangan

9 Golongan Orang Yang Boleh Meninggalkan Puasa

9 Golongan Orang Yang Boleh Meninggalkan PuasaPuasa Ramadhan merupakan kewajiban dalam Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Muslim. Jika seseorang meninggalkannya, maka ia akan berdosa. Namun ada 9 golongan orang yang boleh meninggalkan puasa, siapa sajakah mereka?

Beberapa situasi dapat menyebabkan umat Islam meninggalkan puasa Ramadhan dan menggantinya di hari lain di luar bulan Ramadhan, sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 184. Walau puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Islam, ada situasi tertentu yang membebaskan mereka dari kewajiban tersebut.

Orang Yang Boleh Meninggalkan Puasa

Di bawah ini merupakan beberapa kelompok yang tidak diwajibkan berpuasa selama bulan Ramadhan :

  1. Orang Sakit

Orang yang sedang sakit tidak diwajibkan menjalankan puasa Ramadhan, namun tidak semua penyakit memungkinkan seseorang untuk meninggalkan puasa tersebut.

Penyakit yang bisa menyebabkan seseorang tidak bisa menjalani puasa Ramadhan adalah saat kondisi sakitnya bisa semakin parah jika dia tetap berpuasa. Meskipun diperbolehkan untuk meninggalkan puasa Ramadhan dalam kondisi tersebut, namun setelah sembuh dari sakitnya, dia harus mengganti puasanya di hari-hari lain di luar bulan Ramadhan.

  1. Wanita yang Sedang Haid

Wanita yang sedang haid tidak diwajibkan berpuasa. Mereka tidak hanya diizinkan untuk meninggalkan puasa Ramadhan, tetapi juga tidak diperbolehkan menjalankannya. Wanita yang sedang haid dan nifas tidak boleh berpuasa selama periode tersebut, tetapi mereka masih wajib mengqadha puasa di lain waktu.

Baca juga : Keistimewaan 10 Hari Terakhir Bulan Suci Ramadhan

  1. Musafir

Ayat 185 Surat Al-Baqarah menegaskan bahwa selain orang yang sedang sakit, orang yang tidak diwajibkan untuk berpuasa pada bulan Ramadhan adalah musafir atau mereka yang melakukan perjalanan jauh.

Oleh karena itu, seseorang yang melakukan perjalanan jauh saat berpuasa dapat diberi izin untuk tidak berpuasa jika kondisinya sulit dan berat. Tetapi, ia masih harus mengganti puasanya nanti.

  1. Wanita Hamil dan Menyusui

Wanita yang sedang hamil dan menyusui termasuk dalam kelompok yang diberi keringanan untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadan. Jika mereka tidak mampu berpuasa, Allah SWT memberikan kemudahan dengan membolehkan mereka untuk tidak berpuasa dan menggantinya nanti.

Dalam hal fidyah bagi perempuan hamil dan menyusui, terdapat perbedaan pandangan di antara para ulama. Menurut pandangan Hambali dan Syafi’i, perempuan hamil dan menyusui diwajibkan membayar fidyah jika hanya khawatir terhadap anaknya. Namun, jika khawatir terhadap dirinya dan anaknya secara bersamaan, maka dia harus mengqadha puasa tanpa membayar fidyah.

Sedangkan Maliki berpendapat bahwa fidyah hanya diperlukan untuk wanita yang menyusui, bukan yang sedang hamil, sementara Hanafi berpendapat bahwa tidak wajib secara keseluruhan.

  1. Orang Lanjut Usia

Orang tua lanjut usia juga termasuk golongan yang diizinkan meninggalkan puasa pada bulan Ramadhan. Mereka harus membayar fidyah dengan memberi makan fakir miskin tiap kali tidak berpuasa.

Ukuran satu fidyah adalah setengah sho’, kurma, gandum, atau beras, yang setara dengan 1,5 kg beras. Golongan orang tua yang diizinkan meninggalkan puasa tentunya sudah umum diketahui.

  1. Lapar dan Haus yang Tak Teranggung

Seseorang yang merasa sangat lapar dan haus yang tidak dapat ditahan lagi juga diperbolehkan untuk meninggalkan puasa, dan kemudian menggantinya di hari lain di luar bulan Ramadhan.

Namun, perlu ditekankan bahwa rasa lapar dan haus yang dimaksud tidak sembarangan. Syaikhuna Al-Faqih Musthafa Abdunnabi mendefinisikan kondisi lapar dan haus yang tidak dapat ditahan, yakni sampai seseorang tidak dapat berdiri untuk melakukan salat. Bagi golongan ini, mereka harus mengganti puasanya di lain waktu.

  1. Melakukan Pekerjaan yang Berat

Melakukan pekerjaan yang membebani membuat seseorang kesulitan untuk menjalankan puasa. Salah satu contoh pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra adalah profesi sebagai tukang bangunan, dimana pekerja tidak hanya harus mengangkut bahan bangunan tetapi juga harus bertahan dengan panasnya sinar matahari. Namun demikian, mereka tetap berkewajiban untuk mengganti puasanya jika sudah tidak lagi menjalankan pekerjaan tersebut.

  1. Dipaksa atau Terpaksa

Seseorang yang melakukan suatu tindakan karena terpaksa, di mana dia tidak memiliki kemampuan untuk menolaknya, tidak akan dikenai sanksi oleh Allah. Hal ini karena semua itu dilakukan tanpa niat dan keinginannya sendiri.

Orang yang berpuasa yang terpaksa untuk makan atau minum, atau melakukan hal lain yang mengakibatkan batalnya puasanya, termasuk dalam kategori ini. Risiko dari pemaksaan semacam itu adalah menghadapi bahaya serius seperti ancaman pembunuhan, penyiksaan, dan sejenisnya.

Dalam beberapa situasi, seseorang mungkin harus memutuskan untuk berbuka puasa, seperti dalam keadaan darurat seperti membantu dalam kebakaran, wabah, banjir, atau menyelamatkan seseorang dari tenggelam. Dalam konteks seperti itu, mereka diizinkan untuk membatalkan puasa, asalkan kesulitan dalam menjalankan puasa telah mencapai tingkat yang membenarkan untuk berbuka. Tetapi, ada tanggung jawab untuk mengganti puasa yang terlewatkan di hari lainnya.

  1. Orang Berpenyakit Kronis

Seseorang yang mengalami penyakit kronis diperbolehkan untuk tidak berpuasa Ramadhan. Karena penyakit tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh, maka dia tidak perlu mengqadha puasa, melainkan dapat membayar fidyah sebagai penggantinya.

Itulah 9 golongan orang yang boleh meninggalkan puasa di bulan Ramadhan ini, semoga menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Baca juga : 5 Golongan Orang Yang Merugi Di Bulan Suci Ramadhan

Keistimewaan 10 Hari Terakhir Bulan Suci Ramadhan

Keistimewaan 10 Hari Terakhir Bulan Suci RamadhanManfaat yang luar biasa dapat diperoleh dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan apabila kita tekun dalam beribadah. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri meningkatkan intensitas ibadahnya di malam-malam tersebut. Dalam artikel berikut diulas keistimewaan 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan.

Selama 10 hari terakhir Bulan Ramadhan, Allah SWT akan memberikan pengampunan kepada hamba-Nya yang menjalankan puasa serta melindungi mereka dari siksa api neraka. Peristiwa ini terkait dengan penurunan Al-Qur’an dan malam Lailatul Qadar. Meskipun tanggal pasti malam Lailatul Qadar tidak diketahui, umat Islam dianjurkan untuk berusaha keras mencarinya selama 10 hari terakhir Ramadhan.

Keistimewaan 10 Hari Terakhir Ramadhan

  1. Terbebas dari Neraka

Setiap segmen dalam bulan Ramadhan memiliki keistimewaannya sendiri, sebagaimana yang disampaikan dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi berikut: “Permulaan bulan Ramadhan adalah anugerah, pertengahannya adalah pengampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka.” Nabi Muhammad SAW sangat menghargai 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan.

Nabi Muhammad SAW “memperketat ikat pinggangnya,” menunjukkan kesungguhan dalam ibadah dan menjauhi istri-istrinya. Di malam-malam sepuluh terakhir, beliau tidak berhubungan badan dengan mereka, melainkan sibuk dalam ibadah kepada Allah SWT.

  1. Malam Lailatul Qadar

Meskipun tidak dapat dipastikan kapan malam Lailatul Qadar akan tiba, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Ketika seseorang mencapai malam Lailatul Qadar, itu setara dengan mendapat pahala kebaikan selama seribu bulan.

Baca juga : 5 Golongan Orang Yang Merugi Di Bulan Suci Ramadhan

Amalan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Adapun amalan-amalan yang dapat kita lakukan di 10 malam terakhir bulan suci Ramadhan adalah sebagai berikut :

  1. Memperbanyak Membaca Al Qur’an

Bagi Rasulullah SAW, membaca Al-Qur’an adalah cara untuk berdialog dan berkomunikasi dengan Allah SWT. Selain itu, melalui membaca Al-Qur’an, kita juga akan meraih berbagai keutamaan seperti kebahagiaan dalam hidup, perlindungan dari hisab di hari pembalasan, penerimaan rahmat Allah di hari penghakiman, serta mendapat petunjuk agar tidak tersesat.

Imam Nawawi mengatakan bahwa lebih baik membaca Al-Qur’an selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan pada akhir malam daripada pada awal malam. Beliau juga menyatakan bahwa membaca Al-Qur’an pada siang hari paling baik dilakukan setelah shalat subuh. Menurut Abu Bakar Syatha, membaca Al-Qur’an pada malam hari lebih disarankan daripada pada siang hari karena konsentrasi lebih terjaga.

  1. Mengerjakan Sholat Malam

Menjelang akhir bulan Ramadhan berikutnya, salah satu amalan penting adalah melaksanakan salat malam atau tahajud. Membangunkan diri di malam-malam Ramadan untuk melakukan qiyamul lail (salat malam), sebagaimana dicontohkan dalam hadis riwayat Aisyah, yang menyatakan, “Aku melihatnya beribadah sepanjang malam Ramadan hingga dekat fajar.”

Anda dapat melaksanakan salat tarawih setelah salat isya, kemudian menunda salat witir hingga setelah tahajud, karena salat witir adalah salat penutup. Ada juga kemungkinan untuk melakukan salat witir setelah tarawih, namun tidak dilanjutkan dengan witir setelah tahajud, sebagaimana dalam sabda Nabi, “Tidak ada dua witir dalam satu malam”.

  1. Bersedekah

Menurut syariat, sedekah adalah tindakan memberikan harta untuk tujuan tertentu. Sedekah memiliki cakupan yang luas karena tidak hanya terbatas pada benda materi, tetapi juga mencakup hal-hal non-materi seperti amar ma’ruf nahi munkar.

Selama 10 hari terakhir Ramadhan, memberikan sedekah adalah tindakan utama. Keutamaan ini tidak hanya dirasakan oleh para dermawan, tetapi juga oleh penerima sedekah. Ini menunjukkan bahwa sedekah tidak hanya menghubungkan kita dengan Allah, tetapi juga mempererat ikatan kita dengan sesama.

Maka tak mengherankan apabila saat ini semua orang berusaha dengan cepat menyediakan makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka, memberikan bantuan kepada anak yatim piatu, serta memberikan sumbangan untuk kegiatan keagamaan lainnya.

Beberapa ulama juga menegaskan bahwa keutamaan sedekah tidak hanya terbatas pada 10 terakhir Ramadan. Tetapi berlaku untuk setiap harinya, bahkan dengan jumlah sedekah yang kecil. Karena yang lebih penting dalam sedekah bukanlah besarnya nominalnya, melainkan keberlanjutannya.

  1. I’tikaf

I’tikaf adalah praktek berdiam diri di dalam masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berdasarkan berbagai riwayat hadis, Rasulullah secara rutin melaksanakan i’tikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Praktik i’tikaf ini erat kaitannya dengan upaya menemukan malam Lailatul Qadar.

Demi meraih keutamaan 10 hari terakhir Ramadhan ini, i’tikaf bukanlah sekadar diam tanpa berbuat. Sesuai dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT, orang yang melakukan i’tikaf seharusnya mengisi waktu dengan berbagai amal ibadah.

Menyempurnakan i’tikaf adalah dengan melaksanakan amalan-amalan seperti shalat sunah, membaca Al-Qur’an, bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, istighfar, shalawat Nabi, serta memperbanyak doa dan tafakkur.

I’tikaf seperti ini sebaiknya dilakukan di masjid sebagai manifestasi dari syiar agama Allah. Tetapi, jika tidak memungkinkan untuk pergi ke masjid karena pembatasan keluar rumah, kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan saat i’tikaf dapat dilaksanakan di ruangan khusus seperti musola di rumah untuk beribadah.

Itulah keistimewaan 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan, semoga kita dapat memaksimalkan di 10 hari terakhir pada bulan suci Ramadhan ini. Amin.

Baca juga : 9 Tips Agar Tubuh Tetap Fit Saat Berpuasa

6 Peristiwa Penting Di Bulan Ramadhan

6 Peristiwa Penting Di Bulan RamadhanBulan Ramadhan dianggap sebagai bulan yang paling suci dalam kalender Islam, dan dipatuhi oleh umat Muslim di seluruh dunia. Bulan Ramadhan juga memegang pentingnya dalam sejarah Islam karena merupakan periode di mana terjadi peristiwa penting dalam kepercayaan tersebut. Berikut ini ada 6 peristiwa penting di bulan Ramadhan ini.

Salah satu momen yang sangat berarti di bulan Ramadhan adalah saat Al-Qur’an disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam meyakini bahwa pada bulan Ramadhan, pada tahun 610 M, Malaikat Jibril muncul pertama kali kepada Nabi Muhammad dan mengungkapkan ayat pertama Alquran. Peristiwa ini dikenal sebagai Malam Kekuasaan (Laylat al-Qadr), dianggap sebagai malam terpenting dalam Islam setiap tahunnya.

Di samping kejadian bersejarah itu, bulan Ramadhan juga jadi waktu bagi umat Islam untuk menekankan amal dan berbagi kepada masyarakat mereka. Adalah hal lazim bagi umat Islam untuk menyumbangkan dana, makanan, dan sumber daya lainnya kepada yang membutuhkan selama bulan ini. Memberi dipandang sebagai upaya untuk menyucikan jiwa dan mempererat hubungan di dalam komunitas.

Ramadhan bukan hanya menjadi periode introspeksi dan pengabdian rohani yang mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia, tetapi juga menjadi saat untuk mengenang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi selama bulan ini.

Baca juga : Peristiwa Nuzulul Qur’an Singkat

Peristiwa Penting Di Bulan Ramadhan

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bulan Ramadhan memiliki signifikansi yang besar dalam sejarah Islam karena terkait dengan serangkaian peristiwa penting. Di antara peristiwa-peristiwa tersebut, yang paling mencolok adalah:

  1. Wahyu Al Qur’an

Pada bulan Ramadhan tahun 610 Masehi, Ayat-ayat pertama Al-Qur’an dinyatakan turun kepada Nabi Muhammad SAW. Malam tersebut disebut Malam Lailatul Qadar, yang dianggap sebagai salah satu dari 10 malam terakhir Ramadhan.

  1. Perang Badar

Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 624 Masehi, terjadilah pertempuran antara pasukan Muslim yang relatif kecil dan pasukan musyrik Mekkah yang jauh lebih besar. Dalam pertempuran tersebut, kaum Muslim emerged sebagai pemenang, menandai titik balik penting dalam sejarah awal Islam.

  1. Perjanjian Hudaibiyah

Pada tahun 628 Masehi, tanggal 6 Ramadhan, Nabi Muhammad SAW dan para pemimpin Mekkah menandatangani sebuah perjanjian yang menetapkan periode damai selama 10 tahun antara keduanya. Perjanjian ini juga memberikan izin kepada umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji di Mekkah tanpa rasa takut akan serangan.

  1. Penaklukkan Mekkah

Pasukan Muslim menaklukkan Makkah pada tanggal 20 Ramadhan tahun 630 Masehi. Hal ini menandai akhir dari upaya damai Nabi Muhammad untuk mengamankan penerimaan Islam di Mekkah, serta memulai penyebaran Islam di seluruh Jazirah Arab.

  1. Pertempuran Hunayn

Pada bulan Ramadhan tahun 630 Masehi, pertempuran ini berlangsung. Meskipun awalnya kaum Muslim kurang waspada, mereka kemudian berkumpul kembali dan berhasil meraih kemenangan, yang memperkuat dominasi mereka di Jazirah Arab.

  1. Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 28 Ramadhan tahun 632 Masehi. Peristiwa ini dikenal sebagai Khutbah Perpisahan Nabi, yang menandai akhir dari misi kenabiannya dan awal dari era baru dalam sejarah Islam.

Itulah 6 peristiwa penting di bulan Ramadhan, semoga dapat bermanfaat.

Baca juga : Keutamaan 10 Hari Kedua Bulan Puasa Ramadhan

Keistimewaan 10 Hari Pertama Bulan Suci Ramadhan

Keistimewaan 10 Hari Pertama Bulan Suci RamadhanKeutamaan dan pahala dari sepuluh hari pertama dalam ibadah puasa Ramadan sungguh agung. Terdapat beragam keistimewaan dan amalan yang bisa dilakukan di masa tersebut. Berikut ini keistimewaan 10 hari pertama bulan suci Ramadhan, tersaji dalam artikel ini.

Salah satu hadis menguraikan pembagian keutamaan bulan Ramadhan menjadi tiga bagian, dimana sepuluh hari pertama dipenuhi dengan rahmat, sepuluh hari berikutnya dengan ampunan, dan sepuluh hari terakhir dengan pembebasan dari api neraka.

Sepuluh hari pertama bulan Ramadhan menandai periode perubahan kebiasaan pribadi. Masa ini dianggap sebagai ujian yang paling berat dalam mencapai ketakwaan, namun juga merupakan waktu yang paling berpotensi mendapatkan pahala yang melimpah.

Umat Muslim tidak boleh mengabaikan peluang ini begitu saja, karena kesempatan seperti ini tidak selalu ada setiap hari. Oleh karena itu, penting untuk mengenal keutamaan dan amalan yang dapat memberikan pahala dan berkah berlipat ganda selama 10 hari pertama dalam bulan Ramadhan.

Keistimewaan 10 Hari Pertama

Banyak umat muslim yang meningkatkan ibadahnya selama bulan Ramadhan, dengan tujuan memperoleh pahala yang melimpah, mengharapkan ridha dari Allah SWT, serta mendapatkan keberkahan yang dapat memberi manfaat dalam kehidupan mereka. Fenomena ini tak terjadi tanpa alasan, mengingat bulan Ramadhan dipenuhi dengan berkah dan rahmat yang Allah SWT anugerahkan kepada umat-Nya.

Selanjutnya, apa manfaat yang dapat diperoleh dari 10 hari pertama di bulan Ramadhan? Berikut beberapa keistimewaannya:

  1. Bulan Penuh Rahmat

Saat bulan Ramadhan datang, umat Muslim bersaing dalam ibadah dan amal kebaikan, mengingat bulan ini dipenuhi rahmat. Pada sepuluh hari pertama, pintu rahmat Allah SWT terbuka dan dimanfaatkan dengan baik.

Selama bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan berbagai amal kebajikan yang dapat menghasilkan pahala berlipat. Dimulai sebagai pintu rahmat, pertengahan bulan Ramadhan dianggap sebagai pintu maghfirah, sedangkan akhirnya dianggap sebagai pintu pembebasan dari api neraka.

Baca juga : 9 Amalan Menyambut Ramadhan 2024

  1. Membuka Pintu Pahala dengan Tadarus

Selama bulan Ramadhan, tadarus adalah kegiatan yang bisa dijalankan. Aktivitas mulia ini membuka peluang untuk mempererat hubungan dengan Allah SWT. Tak heran bila banyak umat Islam yang bersemangat untuk mengamalkannya.

Selama sepuluh hari pertama Ramadhan, membaca Al-Quran dapat membuka pintu pahala yang lebih luas. Oleh karena itu, disarankan bagi semua umat Muslim untuk melaksanakan tadarus selama bulan puasa ini. Dengan bertadarus di awal bulan Ramadhan, seseorang dapat memperoleh lebih banyak pahala.

  1. Waktu Terbaik untuk Berdo’a

Selama sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, disarankan bagi orang-orang untuk tetap melaksanakan doa dan dzikir dengan penuh khusyuk. Ini disebabkan karena waktu yang paling baik untuk berdoa adalah ketika sedang menjalani ibadah puasa.

Di samping itu, umat Muslim juga dianjurkan untuk berdoa saat sahur dan ketika mendengar adzan karena pada waktu-waktu ini doa memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dikabulkan. Oleh karena itu, doa yang diucapkan pada saat-saat tersebut memiliki potensi yang lebih tinggi untuk diterima oleh Allah SWT.

  1. Memperoleh Petunjuk dari Allah SWT

Barangsiapa yang melakukan kebaikan selama bulan Ramadhan, khususnya pada awal bulan tersebut, akan diberi petunjuk oleh Allah SWT. Karena, selain mendapatkan ampunan dan rahmat yang berlipat, Allah SWT juga dapat memberikan petunjuk dengan lebih melimpah kepada umat-Nya.

Selama 10 hari pertama Ramadhan ini, terdapat banyak amalan dan kegiatan yang dapat membawa keberuntungan bagi mereka yang berpuasa. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak melewatkan kesempatan untuk berpuasa selama periode tersebut.

  1. Bulan untuk Bersedekah

Dalam agama Islam, Bulan Ramadhan sering dianggap sebagai bulan sedekah. Mereka yang memberi makan orang yang berpuasa selama bulan Ramadhan bisa mendapatkan minum dari telaga Rasulullah SAW, yang diberikan langsung oleh Allah SWT.

Air yang berasal dari telaga Rasulullah SAW memiliki keajaiban untuk menghilangkan rasa haus seseorang tidak hanya saat berpuasa, tetapi juga untuk selamanya hingga mereka mencapai surga setelah meninggal dunia.

  1. Malaikat Selalu Berseru

Bukan hanya sebagai waktu yang dipenuhi berkah, rahmat, dan ampunan, bulan Ramadhan juga dianggap sebagai periode yang agung dan mulia. Di dalamnya, para malaikat selalu mengajak umat Muslim untuk melakukan perbuatan baik.

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa selama bulan Ramadhan, semua umat Muslim akan bersatu untuk meningkatkan amalan dan ibadah mereka dengan sukacita yang mendalam.

  1. Dijauhkan dari Godaan Setan

Selama bulan Ramadhan, godaan setan terhadap manusia berkurang karena pintu neraka ditutup dan setan-setan dikurung. Oleh karena itu, manusia tidak dapat menyalahkan setan ketika melakukan perbuatan tercela selama bulan suci ini.

Selama sepuluh hari awal bulan Ramadhan, umat Muslim dipenuhi semangat untuk mengejar kebaikan dan memperoleh pahala. Ini karena selama berpuasa, mereka dilindungi dari godaan setan yang bisa menggoda mereka untuk berbuat dosa.

  1. Penuh dengan Keberkahan

Keistimewaan terakhir dari 10 hari pertama Ramadan adalah memperoleh limpahan berkah dan keberuntungan dari Allah SWT. Berkat dan keberuntungan ini berupa perlindungan yang diberikan Allah kepada umat-Nya selama bulan Ramadhan.

Di samping itu, umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa selama sepuluh hari pertama bulan Ramadan akan senantiasa mendapat petunjuk-Nya. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali menelantarkan kewajiban berpuasa bagi umat Muslim.

Amalan-amalan 10 Hari Pertama Ramadhan

Keistimewaan 10 Hari Pertama Bulan Suci Ramadhan-Selama bulan suci ini, umat Muslim didorong untuk meningkatkan amal ibadah guna meraih pahala. Terdapat beragam amalan yang dapat dilakukan oleh umat Muslim pada awal bulan Ramadhan ini.

Dalam bulan Ramadhan, disarankan bagi semua umat Muslim untuk melakukan beberapa jenis amalan selama 10 hari pertama.

  1. Tadarus

Selama bulan Ramadhan, membaca Al-Quran merupakan tindakan baik yang bisa dilakukan dari awal hingga akhir bulan. Dengan melaksanakan aktivitas tersebut, umat Muslim berpotensi mendapatkan pahala lebih besar serta mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

  1. Memperbanyak Sedekah

Dengan melakukan sedekah, seseorang dapat mendapatkan banyak pahala, terutama saat bulan puasa atau Ramadhan. Oleh karena itu, pada awal bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan pemberian sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.

Selama bulan ini, ketika seseorang memperbanyak sedekahnya, mereka dapat merasakan ketenangan hati dan kegembiraan yang besar. Oleh karena itu, sedekah juga dapat menjadi salah satu motivasi bagi umat muslim dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.

  1. Memberi Makan Orang Berbuka

elama 10 hari pertama Ramadhan, jalani rutinitas ini dan peroleh pahala besar dari Allah SWT. Beragam jenis makanan dan minuman seperti kurma, air putih, lauk pauk, camilan, dan lainnya dapat diberikan.

Cukup dengan memberikan air putih kepada orang yang berbuka puasa, seseorang sudah bisa mendapatkan pahala besar. Namun, lebih baik jika memberikan makanan yang cukup dan dapat mengenyangkan perut penerima.

  1. Mendalami Ilmu Agama

Sebagai seorang Muslim yang taat, disarankan untuk terus memperdalam pemahaman tentang ilmu agama yang tersedia di sekitarnya. Ini dapat dilakukan melalui belajar bersama ulama atau membaca Al-Quran beserta terjemahannya.

Di samping itu, manfaatkan waktu senggang saat berpuasa dengan mengisi dengan membaca dzikir dan shalawat, baik di pagi, siang, maupun malam hari. Yang terutama, pastikan waktu luang tersebut diisi dengan aktivitas yang bermanfaat dan tidak merugikan orang lain.

  1. Meredam Hawa nafsu dan Syahwat

Puasa pada dasarnya merupakan ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan sebagai penahanan terhadap hawa nafsu. Oleh karena itu, selama menjalani puasa, seseorang diharuskan untuk menjauhi segala aktivitas yang dapat mengakibatkan batalnya puasa tersebut.

  1. I’tikaf

Untuk meraih pahala berlipat ganda selama berpuasa di bulan Ramadhan, seseorang dapat memilih untuk beri’tikaf atau menghabiskan waktu berdiam diri di masjid dengan niat beribadah, guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ganjaran yang diperoleh dari aktivitas mulia ini sangat besar dan akan menambah catatan amal shalih.

Oleh karena itu, banyak umat Muslim memilih untuk melakukan i’tikaf selama bulan Ramadhan. Kegiatan ini dapat diteruskan hingga 10 hari terakhir bulan Ramadhan, dengan harapan memperoleh pahala lailatul qadar yang amat berharga.

  1. Memperbanyak Amal Ibadah Sunnah

Selama 10 hari pertama Ramadhan, untuk meningkatkan pahala, seseorang dapat menambah intensitas amal ibadah sunnah yang dimilikinya, seperti shalat dhuha, shalat tarawih, membaca Al-Quran, dan shalat witir.

Ibadah sunnah tertentu dapat memberikan pahala yang lebih besar saat dilaksanakan selama bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah saat di mana pintu pahala terbuka luas dan harus dimanfaatkan dengan baik oleh setiap umat Muslim di dunia.

  1. Shalat Berjamaah

Pada hari-hari biasa, banyak orang memilih untuk melaksanakan shalat sendiri di rumah. Namun, ketika bulan Ramadhan tiba, terjadi peningkatan jumlah orang yang memilih untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Keputusan ini tidak dilakukan tanpa alasan, mengingat pahala dari melaksanakan shalat berjamaah sangat besar, dan terdapat banyak keutamaan yang dapat diperoleh.

Menjalani shalat berjamaah selama bulan Ramadhan bukan hanya memberikan pahala berlipat ganda, tetapi juga dapat memelihara hubungan baik di antara umat Muslim di sekitar. Nabi Muhammad SAW sendiri merupakan teladan yang konsisten dalam melaksanakan shalat berjamaah sepanjang hidupnya.

Keistimewaan 10 hari pertama bulan suci Ramadhan sangat melimpah, sehingga penting bagi seluruh umat Muslim untuk memahaminya dengan jelas. Dengan mengetahui amalan-amalan yang dapat dilakukan pada awal bulan Ramadhan, seseorang dapat lebih mudah mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga : Kisah Raja Zulkarnain Membangun Tembok Ya’juj dan Ma’juj

9 Amalan Menyambut Ramadhan 2024

9 Amalan Menyambut Ramadhan 2024Mendekati bulan suci Ramadhan tahun 2024, beberapa amalan menjadi penting untuk diprioritaskan guna mempersiapkan diri menyambut bulan berkah ini. Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, umat Muslim perlu menguatkan amal-amal baik agar pengalaman tersebut lebih bermakna dan memperoleh keberkahan yang luar biasa. Berikut ini ada 9 amalan menyambut Ramadhan 2024, mari simak dalam artikel berikut.

Muhammadiyah menyatakan bahwa bulan Ramadhan tahun 2024, atau 1 Ramadhan, akan dimulai pada tanggal 11 Maret 2024. Sedangkan, 1 Ramadhan 1445 H menurut NU dan Pemerintah akan ditetapkan melalui sidang isbat di akhir Sya’ban. Namun, berdasarkan kalender Hijriah Indonesia dari Kemenag, diperkirakan 1 Ramadhan 2024 akan jatuh pada tanggal 12 Maret 2024.

Dengan meningkatkan amalan-amalan baik sebelum bulan Ramadhan tiba, diharapkan umat Islam akan lebih siap secara spiritual menghadapi bulan suci tersebut. Semoga dengan menjalankan amalan-amalan penting ini, setiap Muslim bisa meraih berkah yang melimpah di bulan Ramadhan tahun 2024.

Amalan Menyambut Ramadhan 2024

  1. Melunasi Utang Puasa

Salah satu amalan yang dilakukan menjelang Ramadhan pertama adalah menyelesaikan utang puasa tahun sebelumnya. Berbeda dengan amalan lainnya, puasa ganti atau Puasa Qadha ini harus dilakukan untuk menggantikan setiap hari puasa yang ditinggalkan pada Ramadhan sebelumnya.

  1. Puasa Sunnah di Bulan Syaban

Sebelum memasuki Ramadhan, salah satu amalan yang disarankan adalah Puasa Syaban. Disarankan untuk meningkatkan puasa sunah di bulan Syaban sebelum Ramadhan tiba. Namun, pada umumnya, beberapa hari sebelum Ramadhan dimulai, disunnahkan bagi umat Islam untuk berhenti melakukan puasa sunah, kecuali bagi mereka yang telah terbiasa melakukannya.

Baca juga : Kisah Raja Zulkarnain Membangun Tembok Ya’juj Dan Ma’juj

  1. Bertobat

Anda juga diminta untuk memohon ampun kepada Allah SWT sebagai bagian dari amalan menjelang bulan Ramadhan. Umat Islam disarankan untuk menyambut bulan Ramadhan dengan taubat yang tulus, bersiap untuk berpuasa, dan menjalani bulan Ramadhan dengan tekad yang murni dan tulus.

Dengan bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT, Anda dapat mengaktifkan dan mengoptimalkan pahala selama bulan Ramadhan. Ini memungkinkan Anda menyambut bulan Ramadhan dengan hati yang suci, bersih, dan penuh sukacita.

  1. Niat yang Mantap

Menyongsong bulan Ramadan, disarankan untuk mempunyai niat yang teguh dengan harapan agar bulan Ramadan kali ini dihiasi dengan kebaikan. Selain itu, berdoa agar dalam bulan ini, kita tetap konsisten dalam menjalankan kebaikan karena ibadah dan amalannya akan dilipatgandakan dibanding bulan-bulan lainnya.

  1. Berdoa Menyogsong Bulan Ramadhan

Sebagai langkah awal menjelang Ramadhan berikutnya, sangat penting untuk memperbanyak doa. Saat mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan, penting untuk memohon kepada Allah SWT agar diberi kesempatan bertemu dengan bulan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya, dan juga terus berdoa agar amalan puasa kita diterima oleh-Nya selama enam bulan ke depan.

  1. Saling Memaafkan

Ketika masuk bulan Ramadhan, penting untuk menjaga kesucian tubuh dan jiwa. Kesucian tubuh mencakup aspek kesehatan dan kebersihan, sedangkan kesucian jiwa melibatkan pemurnian dari pikiran negatif, dendam, serta gangguan emosional lainnya.

Karenanya, satu di antara praktik yang dianjurkan menjelang Ramadhan adalah saling memaafkan. Tindakan ini dapat membantu kita untuk melepaskan diri dari kesalahan yang mungkin kita lakukan kepada orang lain dan membersihkan hati kita. Dengan demikian, perjalanan kita dalam menjalani bulan Ramadhan akan terasa lebih ringan.

  1. Mempelajari Ilmu Tentang Ramadhan

Menyambut bulan Ramadhan, disarankan untuk mengulang kajian agama dan memperdalam pemahaman tentang keutamaan Ramadhan. Pengetahuan merupakan prioritas utama sebelum bertindak dan berbicara. Hal ini karena kunci diterimanya amal setelah dilakukan dengan ikhlas adalah melalui mutaba’ah, yakni memastikan bahwa amal tersebut sesuai dengan syariat dan tuntunan sunnah.

Oleh karena itu, mengintensifkan pengetahuan agama terkait Ramadhan adalah tindakan penting yang harus dilakukan sebagai persiapan menyambut bulan suci tersebut. Saat ini, disarankan untuk merefresh kembali pemahaman tentang hukum-hukum ibadah selama bulan Ramadhan, seperti hukum puasa, shalat tarawih, zakat, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya.

  1. Menyambut Ramadhan Dengan Penuh Suka Cita

Salah satu amalan penting menjelang Ramadhan adalah menyambut kedatangan bulan suci ini dengan sukacita yang membara. Praktik ini merupakan bagian dari ibadah batin. Cara melakukannya adalah dengan menggali lebih dalam rasa syukur karena diberi kesempatan bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan.

Keistimewaan bulan Ramadhan memancar begitu kuat, mengundang kegembiraan yang menyeluruh. Bulan ini dihiasi dengan berlipat-gandanya pahala dan penghapusan dosa. Rasulullah SAW dan para sahabatnya merayakan kedatangan bulan Ramadhan dengan sukacita, dan mengucapkan perpisahan dengan kesedihan yang mendalam.

  1. Persiapan Menjauhi Maksiat

Berdasarkan informasi dari kemenag.go.id, untuk mempersiapkan semangat menyambut Ramadan, disarankan untuk menjauhi perilaku maksiat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan lebih giat dalam melakukan amalan sunnah dan menjauhi kegiatan yang tidak memberikan manfaat sejak bulan Rajab dan Syaban.

Itulah 9 amalan menyambut Ramadhan 2024, semoga kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusuk dan tenang di bulan yang penuh berkah ini.

Baca juga : 7 Amalan Bulan Sya’ban Dan Keutamaannya

Butuh Bantuan ?